Rabu, 14 Desember 2011

JENIS-JENIS LALAT BUAH PENTING


Jenis-jenis lalat buah yang penting dari genus bactrocera,dacus dan adrama

1. B.Dorsalis  nama umumnya lalat buah belimbing. tanaman inangnya BELIMBING,APEL ,KLUWIH.
2. B.Dorsalis,B.pedestris nama umum papaya fruit fly,tanaman inangnya KLUWIH,NANGKA,JAMBU METE DAN JERUK.
3. B.Ferrugineus,B.Conformis nama umum oriental fruit,tanaman inangnya SITRUS,APEL,PEAR,PEPAYA,CABAI,JAMBU AIR CENGKEH DAN MANGGA
4. B.albistrigata tanaman inangnya JAMBU AIR,JAMBU BIJI,JAMBU BOL,NAGKA.
5. B. cucurbitae coquilllett nama umummelon fly ,tanaman inangnya MELON,BLEWAH,MENTIMUN,PARIA.
6. B. maculipennis,D,hegeni,D.nubilus,D caudatus( fabicius ) tanaman inangnya MENTIMUN,CERI,DAN TANAMAN CUCURBITACEAE LAIN.
7. B.fasciatipennis,D.diffusus,D.fascipennis,D.frenchi ( froggatt) nama umum lalat buah nangka , tanaman inangnya KLUWIH,NANGKA,CEMPEDAK.
Dan masih banyak kalo di sebutkan satu persatu.
 Pengendalian lalat ini :
1. Menggunakan atraktan yaitu menggunakan sek feromon yg di tempatkan dalam botol untuk menarik lalat jantan masuk kedalam botol sehingga dapat mengurangi pembuahan / perkawinan pada lalat betina.
2. menggunakan lem lalat yang di campur dg jenis pemikat lalat jantan ,lem bisa di oleskan pada berbagai media spt botol dan usahakan warnanya yg cerah spt warna kuning ,penempatan lem lalat sebaiknya di luar area dg jarak antar perangkap 5 m mengelilingi lahan.
3. dengan menggunakan insektisida, pemakaian insektisida sebaiknya menggunakan insektisida yang mampu membunuh secara kontak,dan juga mampu membasmi telur2 dan larva yg ada di dalam buah. penyemprotan akan efektif bila di lakukan pada petang hari,karena LALAT buah ini aktif dari pagi hingga sore hari.

HUMIC ACID


Mengenal apa itu humic acid???


SEJARAH SINGKAT Berawal sekitar 60 tahun yang lalu, Lydia Khristeva seorang peneliti dari Universitas Kherson USSR, berhasil menghasilkan asam humus (humid acid) dari tanah biasa, dan kemudian disiramkan pada tanaman. Ternyata pertumbuhan tanaman tersebut meningkat pesat disertai dengan pembentukan sistem akar yang kuat. Untuk pertama kali aktifitas biologi humate ditemukan. Lydia Khristeva mendedikasikan seluruh hidupnya untuk meneliti humate. Kemudian penelitian tersebut ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti dari negara lain seperti Uzbekistan, Cekoslovakia, Italia, dan Amerika, dll.

TEORI HUMATE
Asam humus (humid acid) adalah sebuah substansi yang memiliki struktur yang kompleks dengan berat molekul 1500. Secara praktis tidak larut (insoluble) atau mengendap dengan asam tetapi larut (soluble) dengan basa. Struktur kimia humid acid memiliki banyak gugus fungsional antara lain :
1. Gugus karboksil (-COOH) dan gugus phenol (-OH), keduanya memiliki muatan ion negatif sehingga mampu mengikat ion positif logam berat dan membentuk sebuah kompleks organo logam atau senyawa khelat (chelate) ;
2. Gugus kuinon yang mampu menangkap dan mengumpulkan energi sinar matahari dan merubahnya dalam bentuk tingkat energi yang lebih tinggi.

MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAH

Humid acid yang terkandung dalam humate bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah. Peranan humic acid bagi tanah adalah kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisika, biologi, dan kimia tanah.

1.PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT FISIKA TANAH

* Humic acid mempunyai kemampuan arbsorsi air sekitar 80-90%. Sehingga pergerakan air secara vertikal (infiltrasi) semakin meningkat dibanding secara horisontal, berguna untuk mengurangi resiko erosi pada tanah. Selain itu juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air.
* Humic acid berperan sebagai granulator atau memperbaiki struktur tanah. Terjadi karena tanah mudah sekali membentuk kompleks dengan humid acid , terjadi karena meningkatnya populasi mikroorganisme tanah, diantaranya adalah jamur, cendawan dan bakteri. Karena humic acid digunakan sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat. Sedangkan bakteri berfungsi sebagai semen yang menyatukan agregat, sementara jamur dapat meningkatkan fisik dari butir-butir prima. Hasilnya adalah tanah yang lebih gembur berstruktur remah dan relatif lebih ringan.
* Meningkatkan aerasi tanah akibat dari bertambahnya pori tanah (porositas) akibat pembentukan agregat,. Udara yang terkadung dalam pori tanah tersebut umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting bagi pernapasan (respirasi) mikro-organisme tanah dan akar tanaman.
* Menggelapkan warna tanah menjadi semakin coklat kehitaman, sehingga meningkatkan penyerapan radiasi sinar matahari yang akan meningkatkan suhu tanah menjadi lebih hangat.

2.PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT KIMIA TANAH

* Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Peningkatan tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara atau nutrisi. Humic acid membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindingi unsur tersebut dari pencucian oleh air hujan. Unsur N,P, dan K diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat dipertahankan dan sewaktu-waktu dapat diserap oleh tanaman. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.
* Humic acid mampu mengikat logam berat (membentuk senyawa khelate) kemudian mengendapkannya sehingga mengurangi keracunan tanah.
* Meningkatkan pH tanah asam akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus. Terutama tanah yang banyak mengandung alumunium. Karena humic acid mengikat Al sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air (insoluble) sehingga tidak dapat terhidrolisis
* katan kompleks yang terjadi antara humic acid dengan Fe dan Al merupakan antisipasi terhadap ikatan yang terjadi antara unsur P (phosphorus) dengan Al dan Fe, sehingga unsur P dapat terserap secara maksimal oleh tanaman.

3.PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT BIOLOGI TANAH

* Akibat pengaruh humic acid terhadap sifat fisika dan kimia tanah, sehingga menciptakan situasi tanah yang kondusif untuk menstimulasi perkembangan mikroorganisme tanah yang berfungsi dalam proses dekomposisi yang menghasilkan humus (humification).
* Aktifitas mikroorganisme di atas tanah akan menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auxin, sitokinin., dan giberillin

AUXIN, berfungsi :

* Merangsang proses perkecambahan biji ;
* Memacu proses terbentuknya akar dan pertumbuhannya ;
* Merangsang pucuk tanaman dan akar yang tak mau berkembang menjadi mampu berkembang kembali.

SITOKININ, berfungsi :

* Memacu pembelahan dan pembesaran sel sehingga mampu memacu pertumbuhan ;
* Merangsang pembentukan tunas-tunas baru ;
* Mencegah kerusakan pada hasil panenan,sehingga lebih awet.

GIBERELIN, berfungsi :

* Meningkatkan pembungaan dan pembuahan ;
* Meningkatkan prosentase jadinya bunga dan buah;
* Mengurangi kerontokan bunga dan buah ;
* Mendorong partenokarpi atau pembuahan tanpa proses penyerbukan.


MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAMAN

Humate bermanfaaat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Terdapat dua proses penting yaitu:

1. Peningkatan energi sel tanaman dan sebagai hasilnya adalah intensifikasi proses pertukaran ion. Sehingga mempercepat pertumbuhan sistem akar dan membuat akar lebih panjang.
2. Peningkatan penetrasibilitas (kemampuan penyerapan) membran sel tanaman. Memudahkan nutrisi untuk terserap ke dalam sel serta mempercepat proses pernapasan (respirasi) tanaman.

Pembentukan sistem akar yang kuat dan panjang memberikan efek yang baik tanaman. Daya serap dan jelajah akar semakin maksimal untuk mencari unsur hara dan nutrisi dalam tanah. Kemampuan sel tanaman dalam menyerap nutrisi semakin baik, sebagai akibat dari kapasitas tukar kation (KTK) humic acid sangat tinggi (perlu diketahui bahwa penyerapan nutrisi oleh tanaman melalui mekanisme pertukaran ion).

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN SCR ORGANIS


x     Pengendalian dengan Jamur Antagonis

Jamur antagonis dikembangkan sebagai sebuah teknik untuk menggusur jamur penyebab penyakit pada tanaman. Jamur ini punya kemampuan berkembang biak dan daya adaptasi yang lebih baik dibandingkan jamur pentebab penyakit. Ada beberapa jenis jamur antagonis yang sudah ditemukan, namun yang terbukti paling efektif dan mudah dikembangkan selama ini oleh petani adalah jenis Trichoderma sp, yaitu penggusur jamur penyebab busuk akar pada aneka tanaman.
Setelah jamur Trichoderma tersebut berhasil dibiakkan dan sudah menunjukkan warna hijau kehitaman, maka setelah diencerkan dengan air kemudian dapat disemprotkan kedalam tanah yang akan ditanami.

  • Jamur Trichoderma
Pembiakan cara 1.
Bahan :
  1. Bekatul (dedak padi halus)
  2. Biakan/inokulan jamur Trichoderma sp
Alat :
  1. Alat pengukus
  2. Plastik
  3. Tampah

Cara membuat :
  1. Katul diperciki air sampai macak-macak/tidak basah betul/pero.
  2. Kukus sampai matang.
  3. Dinginkan dan di ler/diratakan pada tampah yang bersih setinggi 10 cm.
  4. Inokulasikan biakan jamur kemudian tutup rapat dengan plastik.
  5. Simpanlah ditempat terlindung sinar matahari pada suhu kamar
  6.  Tunggu selama  3 hari , kemudian lihat setelah 3 hari. Bilamana muncul benang-benang warna  putih berarti  pembuatan jadi
  7. Jamur Tricoderma yang sudah tua/jadi akan berwarna hijau kehitaman

Pembiakan cara 2. 
Alat-Bahan  yang dibutuhkan  :
-       Sekam  atau bekatul
-       Gula
-       Soblok/kukusan
-       Pemanas/kompor
-       Kantong Plastik bening

Cara  pembuatan  :
  1. Sekam / bekatul  dikukus sampai mendidih
  2. Kemudian angkat dan kering anginkan
  3. Setelah dingin  masukkan ke dalam plastik dan berikan jamur  Tricoderma bersama larutan gula 0,1 % dan simpan dalam suhu kamar.
  4. Tunggu selama  3 hari , kemudian lihat setelah 3 hari. Bilamana muncul benang-benang warna  putih berarti  pembuatan jadi
  5. Jamur Tricoderma yang sudah tua/jadi akan berwarna hijau kehitaman

x     Fungisida dan Bakterisida Organik  Sederhana

Bahan :
  1. daun rondo noleh, daun mindi, daun suren, daun tikusan, daun klereside, daun dan batang blekokan, kliko semboja, kliko pule, buah bawangan, daun kinang masing-masing sebanyak 1 kg.
  2. jahe, laos, kunir masing-masing 1 kg kemudian ditumbuk halus dan dicampur air 2 liter
Cara Pembuatan :
  1. Siapkan daun rondo noleh, daun mindi, daun suren, daun tikusan, daun klereside, daun dan batang blekokan, kliko semboja, kliko pule, buah bawangan, daun kinang masing-masing sebanyak 1 kg kemudian ditumbuk halus dan dicampur air 5 liter
  2. Siapkan jahe, laos, kunir masing-masing 1 kg kemudian ditumbuk halus dan dicampur air 2 liter
  3. Campurkan larutan nomor 1 dan nomor 2 tersebut kemudian diperas dan disaring
  4. Gunakan dengan dosis  2 sendok makan larutan dalam 1 liter air kemudian disemprotkan pada bagian tanaman terserang.

Catatan :
cocok untuk mengatasi aneka mikroorganisme pengganggu tanaman yang berupa jamur-bakteri

x     Ekstrak kompos lawan Penyakit tanaman

Air ekstrak kompos ternyata dapat dipakai untuk melindungi tanaman dari penyakit/ patogen daun. Juga sebagai inokulan guna memperbaiki dan meningkatkan mikroflora tanah. Penelitian di mancanegara menunjukkan, ekstrak kompos efektif mengendalikan penyakit tanaman. Antara lain Phytophtora infestants di kentang dan tomat,Botrytis cinerea di stroberi, Fusarium oxysporumplasmopara viticola (embun tepung) di anggur, dan Sphaerotheca fuliginea (embun tepung) di mentimun.

Komponen aktif dalam ekstrak kompos yang telah dikenali termasuk bakteri (Bacillus), kapang (Sporobolmyces, danCryptococcus), serta jamur. Juga bahan kimia bersifat antagonis seperti phenol dan asam amino. Melalui sterilisasi, dan penyaringan nonaktif, ditunjukkan kemanjuran ekstrak kompos karena peran organisme hidup yang ada dalam larutan itu.

Pembuatannya sangat mudah. Rendamlah Kompos dalam air bersih. Perbandingan kompos dengan air adalah 1 : 5 hingga 1 : 8 (volume/volume). Setelah diaduk merata, air rendaman didiamkan hingga terjadi fermentasi. Suhu yang diperlukan sekitar 15'C - 20'C. lamanya waktu ekstrasi dianjurkan antara 2 - 3 minggu. Namun, terpaksanya dapat 3-7 hari dengan resiko masih nterlalu cair. Setelah waktu ekstraksi tercapai, campuran air dan kompos tadi disaring untuk memisahkan larutan dengan kompos padat. Larutan hasil saringan inilah yang digunakan menyirami/menyemprot daun tanaman.

Kipahit, Gulma Pendongkrak Produksi


Kipahit, Tithonia diversifolia, atau bunga matahari Mexico
Akarnya ibarat reaktor pupuk dan hormon sekaligus
Itulah akar tanaman titonia Tithonia diversifolia yang dulu dianggap gulma. Di perakaran titonia ternyata hidup jutaan cendawan dan bakteri pelarut kalium dan fospat. Sebut saja bakteri kelompok Azotobacter sp dan Azospirillum sp. Mahluk supermini itu melarutkan kalium dan fospat yang umumnya mengendap dalam tanah serta menambat nitrogen dari udara.
Anggota keluarga Asteraceae itu pun muncul menjadi tanaman ajaib. Ia mampu menolong pekebun yang kesulitan pupuk buatan pabrik karena langka dan mahal. Belakangan terungkap bakteri di zona perakaran titonia juga menghasilkan fitohormon seperti auksin, giberelin, dan sitokinin. Akar tithonia juga terinfeksi cendawan mikoriza yang mampu memperluas zona perakaran. Mikoriza ibarat penambang hara sehingga tanaman efektif menyerap hara.
Serangkaian riset di Universitas Andalas, Padang, selama 11 tahun membuktikan titonia tak sekadar pupuk hijau biasa. Anggota keluarga kenikir-kenikiran itu mengalahkan pupuk hijau dari keluarga legum yang kaya rhizobium bakteri penambat N. Selama ini keluarga legum disebut pupuk hijau terbaik. Kini tithonia—dengan mikoriza, azospirillum, dan azotobacter—lebih unggul karena menyediakan nitrogen, kalium, fosfat plus fitohormon sekaligus.
Lebih unggul
Penelitian di Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, juga menunjukkan tithonia lebih baik ketimbang pupuk kandang kotoran sapi dan kotoran ayam. Bahkan kipahit itu lebih unggul dari 100% pupuk pabrik. Tengok saja kombinasi 4 ton kompos tithonia, 2 ton kapur, dan 50% pupuk pabrik—yang biasa dipakai petani jagung—menghasilkan panen 9,8 ton biji/ha. Sementara tanpa titonia dengan 100% pupuk pabrik hanya 9,6 ton biji per ha. Artinya titonia mampu menghemat 50% pupuk pabrik tanpa mengurangi hasil.
Hasil jagung dengan titonia itu jauh lebih tinggi dari panen pekebun di daerah setempat yang hanya 4,6 ton biji/ha. Maklum, pekebun di sana umumnya belum mengenal kapur dan kompos titonia dalam menanam jagung. Ketika titonia pada kombinasi itu diganti 5 ton kotoran sapi dan 5 ton kotoran ayam, maka hasil panen masing-masing hanya 7,9 ton dan 9,2 ton. Riset lain pada melon, padi, dan sawit pun menunjukkan hasil serupa: tithonia lebih unggul dari kotoran sapi, kotoran ayam, dan 100% pupuk pabrik. Ia juga dapat menghemat 50% pupuk pabrik.
Laporan beragam riset itu jelas kabar gembira buat pekebun. Selama ini penyediaan kotoran sapi dan kotoran ayam sebagai pupuk organik jadi kendala karena pasokan terbatas. Hanya kebun yang berdekatan dengan peternakan saja yang mudah memperolehnya. Mengangkut 5 ton—setara 1 truk—pupuk kandang dari peternakan ke kebun menjadi lebih mahal dibanding pupuk pabrik yang lebih sedikit, 100—200 kg. Berbeda dengan titonia yang dapat ditanam sebagai pagar kebun seluas 1/5 luas kebun dan dapat dipanen setiap 2 bulan.
Mudah tumbuh
Bunga matahari meksiko (mexico sunflower)—sebutannya di mancanegara—itu mudah tumbuh dengan setek atau biji. Pertumbuhannya cepat dengan biomassa yang besar: akar banyak, batang lembut, dan daun banyak. Ia dapat ditanam sebagai pagar di sekeliling kebun atau pagar lorong di antara guludan. Dengan luasan titonia 1/5 dari luas kebun dapat memasok pupuk untuk 4/5 kebun yang diusahakan. Sebagai contoh pada lahan seluas 1 ha ditanam pagar titonia seluas 2.000 m2.
Dari lahan seluas itu dapat dipanen 30—35 ton tithonia segar dalam setahun atau setara 6—7 ton bahan kering. Karena pertumbuhan tunas cepat, ia dapat dipanen bertahap setiap 2 bulan untuk dibuat kompos. Bahan organik itu setara 185 kg nitrogen, 20 kg posfat, dan 186 kg kalium. Jumlah nitrogen itu jelas lebih tinggi dari dosis rekomendasi pupuk urea pada jagung sebesar 300 kg urea/ha atau setara 138 kg nitrogen.
Sayang, tanaman ajaib itu belum banyak dipakai sebagai pupuk organik di tanahair. Padahal di Sumatera Barat tithonia banyak tumbuh di tepi jalan dan lahan telantar sebagai gulma pengganggu. Contohnya di sepanjang jalan dari Padang menuju Solok, Bukittinggi, serta Sitiung. Di tepi jalan banyak tithonia tumbuh subur. Orang Minang menyebutnya sebagai bunga pahit. Sementara di Jawa Timur dikenal sebagai pahitan dan di Jawa Barat, kipahit. Laporan penelitian di mancanegara menyebut hanya Kenya, negara yang paling banyak menggunakan tithonia sebagai pupuk hijauan.
Baru setahun belakangan Syamsul Asinar Radjam, pekebun sayur mayur di Sukabumi, Jawa Barat, melaporkan di blog pribadi, kompos kipahit lebih unggul ketimbang kompos sayur mayur, rerumputan, cebreng, dan jerami. Menurutnya lahan yang disebarkan kipahit lebih gembur. Cacing yang dikenal memperbaiki kesuburan tanah pun lebih banyak ditemukan dibanding yang disebar pupuk organik lain. Kelak, anggota keluarga kenikir-kenikiran itu bakal menemani hijauan dari keluarga legume sebagai pupuk hijau sahabat pekebun.

PENYAKIT CABAI DI AWAL MUSIM PENGHUJAN


  1. Bercak Daun (Cercospora capsici)
Bercak-bercak bulat kecil pada daun merupakan ciri khas serangan Cercospora capsici. Warna bagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut akan meluas mencapai sekitar 0,5 cm. Bercak tampak berwarna pucat sampai putih, dan tepinya berwarna lebih tua. Selain menyerang daun juga menyerang pada batang dan tangkai daun Kendalikan penyakit ini dengan menjaga kebersihan kebun dan menyemprotkan fungisida

  1. Bercak Bakteri (Xanthomonas campestris pv. vesicatoria)
Patogen ini menyerang daun, buah, dan batang. Di tempat terserang tampak bintik-bintik berwarna cokelat di tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejala sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Pada buah, gejala serangan ditandai adanya bercak cokelat. Penanggulangannya dengan merendam benih menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomisin sulfat dan oksitetrasiklin. Daun, ranting dan buah yang berserakan di atas bedengan agar dibersihkan dan dimusnahkan. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili cabai sangat dianjurkan. Tekan serangan bercak bakteri ini dengan fungisida berbahan aktif tembaga

  1. Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)
Bercak ini disebabkan oleh cendawan dengan gejala serangan timbulnya bercak cokelat tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu. Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan melakukan penyemprotan dengan fungisida
  1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporium f. sp. capsici)
Layu Fusarium biasanya mengganas pada tanah pH rendah (masam). Layu Fusarium disebabkan oleh cendawan bersifat tular tanah. Serangan ditandai dengan menguningnya tajuk cabai dan tulang daun sebelah atas memucat serta tangkainya menunduk. Di pangkal batang, dckat akar, kalau ditoreh, tampaklah cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh. Kendalikan sebelum penanaman dengan cara pemberian kapur hingga pH tanah sesuai. Hindari genangan air di lahan, rendam benih dalam larutan Benlate atau Derosal selama 10 menit. Tanaman yang terserang dicabut, dimasukkan dalam wadah jangan sampai terjadi ceceran tanah dari lokasi tanaman sakit. Lubang bekas tanaman ditaburi kapur lalu ditutup kembali. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan famili Solanaceae. Kucuri tanah di sekitar tanaman yang diduga terkena cendawan dengan fungisida

  1. Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)
Serangan pertama kali biasanya pada tanaman umur 6 minggu. Daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah. Kalau batang/cabang/pangkal batang dibelah, terlihat warna cokelat kehitaman dan busuk. Bila dicelup dalam air bening 5 menit kemudian akan keluar cairan eksudat seperti lendir berwarna putih. Serangan bakteri ini sering menular lewat air yang tercemar. Penanggulangan awal dengan cara menyelup bibit ke air yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase tanah di sekitar kebun diperbaiki agar tidak becek. Tanaman yang sakit agar dicabut. Kocor dengan bakterisida di sekitar batang tanaman yang terserang layu bakteri.

  1. Layu Cendawan Sclerotium rolfii Sacc.
Serangan cendawan ini menyebabkan layu tanaman secara tiba-tiba, daun berwarna kuning kemudian menjadi cokelat. Patogen penyakit menyerang leher akar yang ditandai dengan adanya miselium berwarna putih. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pengapuran saat pengolahan tanah, pergiliran tanaman.

  1. Antraknosa/Patek (Colletotrichun capsici dan Gloesporium piperatum)
Penyakit ini adalah penyakit yang sangat menakutkan bagi pekebun. Serangan cendawan ini tidak terbatas pada saat buah masih tergantung, tetapi juga tetap mengancam setelah usai panen. Serangan dimulai dari munculnya bercak kuning yang berubah menjadi cokelat kehitaman. Buah menjadi lunak dan membusuk. Buah mengering dan keriput. Penyakit ini juga menyerang buah yang masih hijau dan menyebabkan mati ujung. Pada kondisi lembab cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu.
Pengendalian dengan cara benih yang akan disemai direndam dulu dengan air hangat yang dicampur fungisida berbahan aktif tofanat, sitrogenol  atau benomil selama 4 jam. Atur jarak tanam untuk musim kemarau lebih rapat (50 cm x 70 cm), musim penghujan lebih lebar   (60 cm x 90 cm). Semua cabai yang terserang dipanen setiap hari kemudian dimusnahkan. Tindakan : akhir Penanggulangan Antraknosa menggunakan fungisida.

  1. Embun Tepung/Powdery Mildew (Leveillula taurica)
Pada kebun cabai dengan penanaman di dataran tinggi yaitu 700 m dpi ke atas, sering kena serangan penyakit ini. Permukaan atas daun tampak bercak nekrotis berwarna kekuningan. Jika daun dibalik, tampaklah tepung berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari daun tua ke muda. Tanggulangi dengan menyemprot fungisida berbahan aktif karbendazim yg di mix dg sitrogenol. Embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sicula Seal dapat dikendalikan dengan fungisida sistemik-kontak

  1. Busuk Daun/Lodoh/Hawar Daun (Phytophthora capsici)
la menyerang batang, daun, dan buah. Ciri keberadaannya ialah adanya bercak -bercak kecil ditepi dan tidak beraturan kemudian menyebar ke seluruh daun. Menyerang buah dengan tanda awal adanya bercak kebasahan dan akhirnya meluas menyebabkan buah terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Tanggulangi dengan fungisida sistemi-kontak-kontak.

MENGAPA JAMUR TAK TERKENDALI?


Obatnya palsu! Kualitasnya turun! Begitu yang sering saya dengar komentar beberapa kawan petani yang mulai putus asa tatkala tanaman cabainya tak kunjung sembuh dari cercospora. Ah, apa iya palsu? Setelah cek di lahan, ternyata ada beberapa hal yang mesti saya luruskan.

Pertama :
Bahwa mahluk patogen bernama fungi ini suka tumbuh di media yang bersifat cenderung asam. Di daerah gunung berapi, air hujan mengandung asam sulfat (atau sulfid?), di  daerah pinggir pantai asam klorida (HCl), sedangkan di pegunungan yang banyak petir asam nitrat (atau nitrit?), dan di perkotaan padat kendaraan asam carbonic. Kalau hujan turun pada malam hari, esoknya senyawa asam berkolaborasi dengan carbon dll membentuk senyawa asam organik, melapisi permukaan daun tanaman dan, jadi lahan subur bagi pertumbuhan spora jamur yang tadinya tak kasat mata. Tak percaya? Tengoklah tape singkong atau tape ketan yang rasanya asam.Ragi itu jenis jamur juga kan?
Saya sarankan apabila malam hari turun hujan, tolong sempatkan waktu pagi harinya disemprot dengan bahan yang mengandung alkali sedang atau lemah. Calsium carbonat boleh (kalau tanaman sudah dewasa), tembaga hidroksida dosis ringan pun boleh. Ini demi menetralkan permukaan tanaman agar fungi tak terlalu nyaman tumbuh di situ. Bagaimana dengan fungisida. Silahkan tapi jangan dioplos dengan bahan alkali yg saya sebut tadi. Lakukan saja di lain waktu.

Kedua :
Kebiasaan petani yang kurang selektif terhadap bahan yang disemprotkan ke tanaman. Misal pupuk daun yang bersifat asam (hanya yang bersifat asam, jadi tidak semua produk pupuk daun). Ibarat 2 mata pedang pupuk asam memang dirasa menguntungkan tanaman, tapi di sisi lain juga menguntungkan musuh tanaman (fungi). Mekanismenya seperti yang saya urai di poin pertama tadi. (Nah bukankan air hujan juga mengandung unsur2 mirip pupuk daun?).
Saran saya minimal tanyakan pada produsen berapa nilai pH produknya. Kalau dibawah 7 berarti asam, diatas 7 alkali, 7 pas berarti netral). Maksimalnya ya beli pengukur pH sendiri, mengingat pemberian nutrisi pada daun juga penting untuk akselerasi pemenuhan nutrisi terutama pasca serangan hama/penyakit. Sekedar informasi (dan tanpa tendensi apapun karena saya bukan penjual) pupuk daun yang pH-nya netral kebanyakan jenis organik, atau yang kimia namun unsur N yang dikandungnya berupa amonium (NH4), kandungan K2O lebih tinggi dari P2O5 atau SO4 (meski tak mutlak).

Ketiga :
Fokus para tukang semprot tanaman saya amati biasanya hanya pada tanaman. Padahal yang namanya spora ada dimana-mana termasuk di atas mulsa juga pada daun-daun yang sudah gugur di tanah. Spora yang sudah mengering itu seperti benih dorman. Ia akan terbawa angin, terbawa kaki serangga, tangan manusia, percikan tetes hujan yang memantul mengenai daun, dlsb. Alhasil mereka akan kembali lagi ke tanaman, begitu kondisi memungkinkan, media kondusif, kelembaban mendukung dan lain-lain dia akan kembali menginfeksi dengan haustoriumnya ke dalam sel-sel tanaman.
Saran saya sebaiknya penyemprotan fungisida disasarkan juga pada mulsa, permukaan tanah, syukur-syukur pada tanaman yang ada di sekitar tanaman kita. (Cukup yang berdekatan saja, tak perlu semuanya). Kalau ingin hemat pakailah bahan perata/pembasah atau surfaktan.

Keempat :
Persiapkan daya tahan tanaman menjelang masa generatif, tepatnya saat tanaman ‘akan’ membentuk bunga. Kenapa ya? Saat tanaman masih muda, nutrien yang diserap digunakan untuk pembentukan protein, lemak, enzim dan senyawa2 organik lain terutama fitoaleksin (kira2 sama dengan imunoglobulin pada manusia) atau senyawa pertahanan alamiah untuk melawan penyakit. Saat muda tanaman bisa mempertahankan diri terhadap penyakit dan kondisi ekstrim lingkungan. Nah begitu memasuki masa primordia bunga, semua dikerahkan untuk membentuk karbohidrat yang menguras energi tanaman. Kira-kira sama kondisinya dengan seorang wanita yang sedang hamil. Tanaman tak lagi sempat membentuk senyawa pertahanan alamiah secara optimal. Akhirnya musuh yang sejak lama sudah bercokol dengan mudahnya menerobos. Persis seperti benteng pertahanan yang ditinggal kenduri oleh para serdadunya. Tak hanya itu, kondisi iklim yang tidak kondusif akhir-akhir ini pun turut memperlemah ketahanan tanaman.
Saran saya cukupi nutrisi terutama fosfat menjelang tanaman berbunga. Karena fosfat adalah bahan pembentuk adenosine tri-phosphate (ya semacam sumber energi bagi tanaman), agar tanaman tak kelelahan dan lemes di saat ‘hamil’

PUPUK & PEMUPUKAN

Pupuk Yang Diberikan

a. Jenis-jenis Pupuk
Berdasarkan pembatannya, pupuk dibedakan atas dua macam, yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam misalnya kompos, guano, fosfat alam, dan sebaginya. Perbedaan yang mencolok antara kedua sumber pupuk tersebut adalah kadar dan kemurnian pupuk. Pupuk alam memiliki kadar relatif lebih rendah dengan kemurnian yang juga relatif rendah. Sedangkan pupuk buatan memiliki kadar dan kemurnian yang lebih tinggi. Menurut komposisi unsur, pupuk dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Komposisi unsur pada pupuk tunggal untuk memenuhi kebutuhan tanaman dapata diatur, sedangkan majemuk lebih sukar. Pupuk majemuk umumnya digunakan pada perkebunan-perkebuanan yang sudah diketahui kahat akan beberapa hara. Dengana menggunakan pupuk majemuk ini, pengeluaran biaya untuk tenaga kerja memupuk dapat dikurangi. Bagi tanaman setahun, penggunaan lebih banyak dari pada pupuk tunggal, karena aspek-aspek pembiayaan belum dikaji secara mendalam, tidak seperti halnya pada perkebunan yang berorientasi pada keuntungan.
b. Sifat-Sifat Pupuk
Pupuk dapat dipakai secara baik apabila memiliki jaminan kualitas yang baik. Jaminan ini tercermin dari sifat-sifat kimia pupuk, diantaranya :
• Kadar Unsur Hara
Bagi pupuk buatan, kadar hara utama umumnya tergolong tinggi. Bagi hara N, P dan K dinyatakan seabagai persen N, P2O5 dan K2O, seperti : Urea : 45 % N (45 kg n/ 100 kg urea), SP36: 36 % P2O5 (36 KG P2O5/100KG TSP), KCL : 60 % K2O (60 kg K2O/100 kg KCl).
• Higroskopis
Pupuk sering rusak dalam penyimpanan karena mengisap air sehingga mudah cair. Sering pula karena kekeringan, pupuk menjadi mengeras. Oleh sebab itu usaha menjaga kelembaban sesuai dengan sifat pupuk sangat penting. Untuk menghindari kelebihan penyerapan air atapun kekeringan, sering kali pupuk diberi lapisan senyawa yang menghamba penyerapan air, ataupun menguapnya iar. Urea merupakan salah satu pupuk yang mduah menyerap air.
• Kelarutan
Pupuk N dan K umumnya mudah larut dalam air, sedangkan pupuk P sebaliknya. Untuk P umumnya dibedakan atas pupuk larut dalam air (superfostat, amofos), larut dalam asam sitrat atau ammonium sitral netral (FMP) dan larut dalam asam keras (HCl 25 %).
• Kemasaman
Seringkali setelah dimasukkan ke dalam tanah pupuk bereaksi masam atau alkalis. Sifat-sifa demikian dapat dinyatakan sebagai Ekuivalen Kemasan yang berarti jumlah CaCO3 yang diperlukan untuk menetralkan sehingga reaksi-reaksi kembali ke arah semula. Pada pupuk yang beraksi basa dinyatakan sebagai ekuivalen kebasaan yaitu jumlah dari asam yang diberikan agar terjadi reaksi penetralan akibat penambahan pupuk.
Misalnya :
- ZA dengan kemasaman 110, berarti untuk menetralkan akibat 100 kg ZA dibutuhkan 110 kg CaCO3.
- Indeks Garam (IG)
Indeks ii menunjukkan kepekatan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan tekanan osmotik.
Tabel 1. Contoh-Contoh Indeks Garam (IG) Pupuk
No    Pupuk                 Kadar hara (%)          IG-Pupuk

1    Nitrogen
NH3 anhidrous            82,2                            47.02
NH4 NO3                  35.0                           104.65
NaNO3                      16.5                           100.00
NH4NO3                   35.0                           104.65
Co (NH4)2                 46.6                             75.40
(NH4)SO4      N        21.2                              68.96

2    Fosfor
TSP                            48.0                              10.08
DAP    P2O5              53.8                              34.21

3    Kalium
KCl                             60.0                           116.16
KNO3                         46.6                             73.63
K2SO3    K2O            54.0                             46.06

Semakin tinggi IG, pupuk akan cenderung merusak biji tanaman. Oleh sebab itu untuk menghindari hal ini perlu pengolahan yang sfesifik , lebih-lebih pada musim kering dimana proses-proses pengenceran sangat kecil sekali.
C. Waktu dan Cara Pemupukan
Pemupukan yang tepat didasarkan pada pertumbuhan tanaman dan sifat-sifat pupuk. Bagi pupuk yang mudah larut bersifat mobil, maka cara pemberiannya diberikan secara bertahap (spilit application)  seperti yang terjadi pada Urea dan KCl, lebih-lebih apabila tekstur tanah kasar. Sedangkan pupuk yang melarutnya lambat, dapat diberikan sekaligus  pupuk SP36, DSP, dan ESP.
Cara-cara pemberian harus diselenggarakan pada efektivitas dan efisiensi pemupukan. Dengan demikian penggunaan pupuk secara besar disarankan, kecuali pada pertanaman dengan jarak kurang dari 30 cm.

Cara-cara  pemupukan terdiri dari :
Side band (samping tanaman), yaitu ditugal di satu atau dua sisi tanaman
In the row (dalam larikan), yaitu diberikan pada jarak  5.5 cm dengan kedalaman  5 cm
TopTop dressed atau side dressed, yang diberikan setalah tanaman tumbuh
Pop up, diberikan bersamaan dengan biji yang tanam, khusus untuk pupuk IG rendah
Foliar application, diberikan lewat daun, khususnya untuk pupuk cair atau pupuk yang tergolong kedalam mikro elemen.                                                                                                                                Fertigation, diberikan melalui air irigasi, khsususnya untuk pupuk nitrogen.