Jumat, 31 Agustus 2012

BUDIDAYA TERONG


PENDAHULUAN
Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani.

SYARAT TUMBUH
  • Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
  • Suhu udara 22 - 30o C
  • Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
  • Sinar matahari harus cukup
  • Cocok ditanam musim kemarau

PEMBIBITAN
  • Rendamlah benih dalam air hangat kuku & POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air  WT Zpt dosis 2 ml/lt air selama 10 -15 menit
  • Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
  • Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm.
  • Siapkan media pembibitan, Campurkan  25-30 kg pupuk kandang halus terfermentasi, tanah remah & pasir perbandingan 1 : 1 : 1 siram dengan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, diamkan seminggu.
  • Masukkan media pembibitan ke dalam polybag.
  • Kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag.
  • Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
  • Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang
  • Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
  • Siram persemaian pagi dan sore hari
  • Semprot larutan WT Zpt dosis 2 ml/lt air & POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air setiap 3 hari sekali
  • Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
  • Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan

PENGOLAHAN LAHAN
  • Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun
  • Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
  • Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan
  • Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit 0,6 – 1,5 ton/ha.
  • Sebarkan pupuk kandang fermentasi 3 / ha, campurkan merata dengan tanah.
  • Semprotkan larutan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata keseluruh permukaan tanah
  • Sebarkan pupuk dasar dengan campuran Urea 40 kg + TSP 60 kg/ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 2 gr campuran pupuk per lubang tanam
  • Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari, Biarkan selama seminggu sebelum tanam
  • Buat lubang tanam dengan jarak 60x70 cm / 70x70 cm

PENANAMAN
  • Waktu tanam yang baik musim kering
  • Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
  • Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan.
  • Siram lubang tanam yang telah ditanami dengan larutan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air hingga cukup basah (lembab)

PENGAIRAN
  • Dilakukan rutin tiap hari.
  • Terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor

PENYULAMAN
  • Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
  • Penyulaman maksimal umur 15 hari

PEMASANGAN AJIR (TURUS)
  • Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
  • Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
  • Tancapkan secara individu dekat batang- Ikat batang atau cabang terong pada turus

PENYIANGAN
  • Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
  • Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam

PEMUPUKAN
  • Selain melakukan pemupukan pada awal pengolahan lahan, perlu juga dilakukan pemupukan lanjutan dengan penyemprotan larutan  :
§  POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air 5 – 7 hr sekali pada umur 5 – 45 HST.
§  POC Warung Tani II dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air 5 – 7 hr sekali pada umur 45 – masa panen.
§  Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah , penggunaan pupuk makro 20% - 50% dari standart  acuan dinas pertanian setempat.
§  Berikut salah satu alternatif :
Jenis Pupuk
Pemupukan Susulan (kg/ha)
Umur 15 hari
Umur 25 hari
Umur 35 hari
Umur 45 hari
Urea
40
40
40
40
SP-36
25
-
-
-
KCl
-
40
50
40

Catatan : Pemupukan diletakkan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 2 - 5 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah.

PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
H A M A
  • Kumbang Daun (Epilachna spp.) Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah   Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja  Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan penyemprotan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Kutu Daun (Aphis spp.) Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung Sebagai vektor atau perantara virus Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Tungau ( Tetranynichus spp.) Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah. Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
  • Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.) Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.) Bersifat polifag.Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang. Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.) Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.

PENYAKIT
  • Layu Bakteri Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearumBisa hidup lama dalam tanah Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak , pencegahan semprotkan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Busuk Buah Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp. Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk. pencegahan semprotkan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Bercak Daun Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun. pencegahan semprotkan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Antraknose Penyebab : jamur Gloesporium melongena Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam, pencegahan semprotkan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Busuk Leher akar Penyebab ; Sclerotium rolfsii  Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat, pencegahan semprotkan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Rebah Semai Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati Cara pengendalian Penyakit:Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit  Rendam benih dengan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, pencegahan semprotkan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.

PEMANENAN
  • Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
  • Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
  • Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
  • Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
  • Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.

2 komentar: