UBIJALAR (Ketela Rambat: Ipomoea batatas )
PENDAHULUAN
·
Ubi jalar atau ketela rambat atau
“sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika.
·
Para ahli botani dan pertanian
memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia,
dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani
Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika
Tengah.
·
Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh
dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang
Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan
Indonesia
- Selain
sebagai sumber karbohidrat, ubijalar (Ipomea batatas (L) Lamb.)
juga mengandung vitamin A, C dan mineral.
- Ubijalar
yang daging umbinya berwarna ungu, banyak mengandung anthocyanin yang
bermanfaat bagi keseshatan, karena berfungsi mencegah penyakit kanker.
- Ubijalar
yang daging umbinya berwarna kuning, banyak mengandung vitamin A; beberapa
varietas ubijalar mengandung vitamin A setara dengan wortel.
- Di Jepang,
Korea, Cina, Taiwan dan Amerika Serikat, ubujalar tidak hanya digunakan
sebagai bahan pangan pokok tetapi juga diolah menjadi pangan olahan
seperti selai, saos, juice, serta sebagai bahan baku industri dan pakan
ternak.
- Komoditas
ini ditanam baik pada lahan sawah maupun lahan tegalan. Di Indonesia
produktivitas ubijalar hanya sekitar 10 ton/hektar. Padahal dengan teknik
budidaya yang tepat beberapa varietas unggul ubijalar dapat menghasilkan
lebih dari 30 ton umbi basah per hektar.
- Pada tahun
1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke seluruh provinsi di Indonesia.
- Pada tahun
1968 Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia.
- Sentra
produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Irian Jaya, dan Sumatra Utara.
- Di
beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu komoditi bahan
makanan pokok.
- Ubi jalar
merupakan komoditi pangan penting di Indonesia dan diusahakan penduduk
mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi.
- Tanaman
ini mampu beradaptasi di daerah yang kurang subur dan kering. Dengan
demikian tanaman ini dapat diusahakan orang sepanjang tahun
- Beberapa
peluang penganeka-ragaman jenis penggunaan ubi jalar dapat dilihat berikut
ini:
§
Daun: sayuran, pakan ternak
§
Batang: bahan tanam, Pakan ternak
§
Kulit ubi: pakan ternak
§
Ubi segar: bahan makanan
§
Tepung: makanan
§
Pati: fermentasi, pakan ternak, asam
sitrat
Syarat Pertumbuhan
- Tanaman
ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.
- Daerah
yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu
21-27 derajat C.
- Daerah
yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah yang
disukai.
- Pertumbuhan
dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada musim
kering (kemarau).
- Di
tanah yang kering (tegalan) waktu tanam yang baik untuk tanaman ubi jalar
yaitu pada waktu musim hujan, sedang pada tanah sawah waktu tanam yang
baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen.
- Tanaman
ubi jalar dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun,
optimalnya antara 750-1500 mm/tahun.
- Hampir
setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis
tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung
bahan organik, aerasi serta drainasenya baik.
- Penanaman
ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar
mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada
tanah yang mudah becek atau berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi,
dan bentuk ubi benjol.
- Derajat
keasaman tanah adalah pH=5,5-7,5. Sewaktu muda memerlukan
kelembaban tanah yang cukup.
Ubi jalar cocok ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas
tanaman padi, terutama pada musim kemarau.
Pada waktu muda tanaman membutuhkan tanah yang cukup lembab.
Oleh karena itu, untuk penanaman di musim kemarau harus tersedia air yang
memadai.
- Tanaman
ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena
daerah penyebaran terletak pada 300 LU dan 300 LS.
- Di
Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocok ditanam di dataran
rendah hingga ketinggian 500 m dpl.
- Di
dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh
dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya rendah.
TEKNIK
BUDIDAYA
Pembibitan
- Tanaman
ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara
vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.
- Perbanyakan
tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk
menghasilkan varietas baru.
·
Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar
yang sering dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk.
·
Bahan tanaman (bibit) berupa stek
pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
§ Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.
§ Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
§ Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan
sehat, normal, tidak terlalu subur.
§ Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm,
ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar.
§ Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7
hari.
- Bahan
tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas
ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan.
- Perbanyakan
tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai
kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya.
- Oleh
karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan
cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
Tata cara penyiapan bahan tanaman
(bibit) ubi jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut:
- Pilih
tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan
pertumbuhannya sehat dan normal.
- Potong
batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk sepanjang
20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi
hari.
- Kumpulkan
stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daun-daunnya untuk
mengurangi penguapan yang berlebihan.
- Ikat bahan
tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di tempat
yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk.
Pengolahan Media Tanam
Persiapan
- Penyiapan
lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu
basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket,
atau keras.
- Tambahkan
pupuk kandang fermentasi 3 ton/ha ke dalam lahan.
- Penyiapan
lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Tanah
diolah terlebih dahulu hingga gembur, semprot dengan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata dipermukaan lahan, kemudian
dibiarkan selama ±1 minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk
guludan-guludan, semprot lagi dgn larutan yg sama secara merata
dipermukaan bedengan, diamkan 2 hari atau
- Tanah
langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan. semprot
dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata dipermukaan bedengan, kemudian
dibiarkan selama ±1 minggu.
Pembentukan Bedengan
- Jika
tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-tama jerami dibabat, lalu dibuat
tumpukan selebar 60-100 cm.
- Kalau
tanah yang dipergunakan adalah tanah
tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter.
- Apabila
penanaman dilakukan pada tanah-tanah
yang miring, maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur
sesuai dengan miringnya tanah.
- Ukuran
guludan disesuaikan dengan keadaan tanah.
- Pada
tanah yang ringan (pasir mengandung
liat) ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan
jarak antar guludan 70-100 cm.
- Pada
tanah pasir ukuran guludan
adalah lebar bawah ±40 cm, tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100
cm.
- Arah
guludan sebaiknya memanjang utara-selatan, dan ukuran panjang guludan
disesuaikan dengan keadaan lahan.
- Lahan
ubi jalar dapat berupa tanah tegalan atau tanah sawah bekas tanaman padi.
- Tata
laksana penyiapan lhn untuk penanaman ubi jalar adalah sebagai berikut :
Penyiapan Lahan Tegalan
- Bersihkan
lahan dari rumput-rumput liar (gulma)
- Olahan
tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur sambil membenamkan
rumput-rumput liar.
- Semprot
dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata dipermukaan lahan. Biarkan tanah kering selama
minimal 1 minggu
- Buat
guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak
antar guludan 70-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan dengan keadaan
lahan
- Rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan.
- Semprot
dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata dipermukaan bedengan,
kemudian dibiarkan selama ±2 hari.
Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi
- Babat
jerami sebatas permukaan tanah
- Tumpuk
jerami secara teratur menjadi tumpukan kecil memanjang berjarak 1 meter
antar tumpukan
- Olah tanah
di luar bidang tumpukan jerami dengan cangkul atau bajak,
kemudian tanahnya ditimbunkan pada tumpukan jerami sambil
membentuk guludan-guludan berukuran
lebar bawah ± 60 cm, tinggi 35 cm, dan jarak ntar guludan 70-100 cm. Panjang
disesuaikan dengan keadaan lahan
- Rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan.
- Semprot
dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata dipermukaan bedengan,
kemudian dibiarkan selama ±1 minggu.
- Pembuatan guludan di atas tumpukan jerami
atau sisa-sisa tanaman dapat menambah bahan organik tanah yang berpengaruh
baik terhadap struktur dan kesuburan tanah sehingga ubi dapat berkembang
dengan baik dan permukaan kulit ubi rata.
- Kelemahan
penggunaan jerami adalah pertumbuhan tanaman ubi jalar pada bulan pertama
sedikit menguning, namun segera sembuh dan tumbuh normal pada bulan
berikutnya.
- Bila
jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan, tata laksana penyiapan
lahan dilakukan sebagai berikut :
§
Babat jerami sebatas permukaan tanah
§
Singkirkan jerami ke tempat lain
untuk dijadikan bahan kompos
§
Olah tanah dengan cangkul atau bajak
hingga gembur .
§
Semprot dengan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air secara merata dipermukaan lahan.
Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu
§
Buat guludan-gululdan berukuran
lebar bawah ±60 cm, tinggi 35 cm dan jarak antar guludan 80-100 cm.
§
Rapikan guludan sambil memperbaiki
saluran air antar guludan.
§
Semprot dengan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air secara merata dipermukaan bedengan, kemudian dibiarkan selama ±2
hari.
- Hal yang
penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah ukuran tinggi tidak
melebihi 40 cm.
- Guludan
yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya ubi berukuran
panjang dan dalam sehinggga menyulitkan pada saat panen.
- Sebaliknya,
guludan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan
atau perkembangan ubi, dan memudahkan serangan hama boleng atau lanas oleh
Cylas sp.
Penggunaan benih unggul
- Varietas
unggul yang telah dilepas selain produktivitas tinggi, juga memiliki sifat
agak tahan terhadap hama boleng (Cylas formicarius dan penyakit
kudis Sphaceloma batatas seperti Sari, Boko, Sukuh, Jago dan Kidal,
dll
- Untuk
menjaga potensi hasil, stek yang ditanam harus bebas dari hama/penyakit.
- Kebutuhan
bibit 35.000-50.000 stek/ha.
Penanaman
- Penanaman
ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan pada awal musim hujan
(Oktober), atau awal musim kemarau (Maret) bila keadaan cuaca normal.
- Dilahan
sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan
atau padi gadu, yakni pada awal musim kemarau.
- Stek pucuk ditanam di guludan dengan
jarak dalam barisan 20-30 cm, jarak antar guludan 100 cm, populasi tanaman
sekitar 35.000-50.000 tanaman/ha.
- Ubijalar
dapat pula ditanam dalam sistem tumpangsari dengan tingkat naungan tidak
lebih 30 %.
- Sistem
tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur) dan tumpang
sari dengan kacang tanah.
- Sistem Monokultur
:
§
Buat larikan-larikan dangkal arah
memanjang di sepanjang puncak guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat
lubang dengan tugal, jarak antar lubang 25-30 cm.
§
Buat larikan atau lubang tugal
sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk.
§
Tanamkan bibit ubi jalar ke dalam
lubang atau larikan hingga angkal batang (setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian,
kemudian padatkan tanah dekat pangkal setek (bibit).
§
Masukkan pupuk dasar berupa urea 23
kg/ha, Sp 36 7 kg/ha, ditambah KCl
15 kg/ha.
§
Semprot dengan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air.
- Sistem Tumpang Sari
§
Tujuan sistem tumpang sari antara
lain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan per satuan luas lahan.
§
Jenis tanaman yang serasi
ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah.
§
Tata cara penanaman sistem tumpang
sari prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya di antara barisan tanaman
ubi jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah.
§
Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30
cm, dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.
§
Bibit yang telah disediakan dibawa
ke kebun dan ditaruh di atas bedengan.
§
Bibit dibenamkan kira-kira 2/3
bagian kemudian ditimbun dengan tanah kemudian disirami air.
§
Bibit sebaiknya ditanam mendatar,
dan semua pucuk diarahkan ke satu jurusan.
§
Dalam satu alur ditanam satu batang,
bagian batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.
§
Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan
dengan jarak kira-kira 30 cm.
§
Masukkan pupuk dasar berupa urea 27
kg/ha, Sp 36 7 kg/ha, ditambah KCl
15 kg/ha.
§
Semprot dengan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air.
§
Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan
bibit stek kurang lebih 36.000 batang.
Pemupukan
- Zat
hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi,
yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42 kg TSP), dan
110 kg K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah.
- Pemupukan
bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah
kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman.
- Dosis
pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di
daerah setempat.
- Dosis
pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90kg N/ha (100-200 kg
urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg
K2O/ha (±100 kg KCl/ha).
- Pemupukan
dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal.
- Pemupukan
dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang
guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian
sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan
tanah.
·
Takaran pupuk yang digunakan pada
system WTM adalah 80 kg Urea + 20 kg SP36 + 45 kg KCl.
·
Sangat baik bila ditambahkan pupuk
kandang fermentasi sebesar 3 ton/ha yang diberikan bersamaan pembuatan guludan.
·
1/3 dari Urea dan KCl serta seluruh
SP 36 diberikan pada saat tanam.
·
Sedangkan sisanya, 2/3 Urea dan KCl
diberikan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan.
·
Penyemprotan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air diberikan pada saat selesai pembuatan bedengan & secara periodik
7 – 14 hr sekali sampai 1 minggu menjelang panen.
·
Untuk pertanaman di lahan sawah
setelah padi, pemanfaatan jerami padi sebagai mulsa dapat menekan biaya
penyiangan, karena selain meringankan penyiangan, dengan mulsa tidak perlu
pembalikan batang.
Penjarangan dan Penyulaman
·
Selama 3 (tiga) minggu setelah
ditanam, penanaman ubi jalar harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang
mati atau tumbuh secara abnormal.
·
Bibit yang mati harus segera
disulam.
·
Cara menyulam adalah dengan mencabut
bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam
sepertiga bagian pangkal setek ditimbun tanah.
·
Penyulaman sebaiknya dilakukan
pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu
udara tidak terlalu panas.
·
Bibit (setek) untuk penyulaman
sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
Penyiangan & Pembubunan
·
Pada sistem tanam tanpa mulsa
jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma).
·
Gulma merupakan pesaing tanaman ubi
jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar
matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera disiangi.
·
Bersama-sama kegiatan penyiangan
dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan
pada guludan tersebut.
·
Penyiangan dan pembubunan tanah
biasanya dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang saat
tanaman berumur 2 bulan.
·
Tata cara penyiangan dan pembumbunan
meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
§ Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara
hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar.
§ Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong
lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar
guludan.
§ Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan
pengairan hingga tanah cukup basah.
Pengairan
- Meskipun
tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal pertumbuhan
memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai.
- Seusai
tanam, tanah atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama
15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh
pembuangan.
- Pengairan berikutnya masih diperlukan
secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan.
- Pada
periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum
panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.
- Waktu
pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari.
- Di
daerah yang sumber airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu
seminggu sekali.
- Hal
Yang penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah
menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air menggenang).
- Pada
musim kemarau, pengairan merupakan kunci untuk mencapai produktivitas
tinggi.
·
Pengairan yang cukup dapat
menghindarkan ubijalar dari serangan hama boleng (Cylas formicarius ).
Hama Dan Penyakit
Hama
- Penggerek Batang Ubi Jalar (Omphisa anastomasalis). Stadium hama yang merusak
tanaman ubi jalar adalah larva (ulat). Cirinya adalah membuat lubang kecil
memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian ubi. Di dalam lubang
tersebut dapat ditemukan larva (ulat).
Gejala: terjadi pembengkakan batang,
beberapa bagian batang mudah patah, daun-daun menjadi layu, dan akhirnya
cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian: rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus
hama; pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap gejala serangan hama:
bila serangan hama >5 %, perlu dilakukan pengendalian secara intensif dengan
penyemprotan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air & WT Ajuvant WT dosis
2 ml/lt air; pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat; menanam
varietas yang agak tahan; menanam stek bahan tanaman yang sehat atau mencelup
stek ke dalam larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
selama 10 menit, rotasi tanaman, pembumbunan, penangkapan serangga dewasa
jantan dengan seks feromon.
- Hama Boleng atau Lanas(Cylas formicarius ), Serangga dewasa hama ini (Cylas
formicarius Fabr.) berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya
berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup
pada permukaan daun sambil meletakkan telur di tempat yang terlindung
(ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat akan
membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat di
permukaan tanah terbuka.
Gejala: terdapat lubang-lubang kecil bekas
gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat. Hama
ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang sudah berubi. Bila hama terbawa
oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga menurunkan kuantitas
dan kualitas produksi secara nyata.
Pengendalian: pergiliran atau rotasi tanaman
dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi jalar, misalnya padi-ubi
jalar-padi; pembumbunan atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka;
pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat;
pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara periodik: bila
ditemukan tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan pengendalian
hama secara intensif dengan penyemprotan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air & WT Ajuvant WT dosis
2 ml/lt air; penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak;
pemanenan tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.
- Tikus (Rattus rattus sp) Hama tikus biasanya menyerang
tanaman ubi jalar yang berumur cukup tua atau sudah pada stadium membentuk
ubi. Hama Ini menyerang ubi dengan cara mengerat dan memakan daging ubi
hingga menjadi rusak secara tidak beraturan. Bekas gigitan tikus
menyebabkan infeksi pada ubi dan kadang-kadang diikuti dengan gejala
pembusukan ubi.
Pengendalian: sistem gerepyokan untuk menangkap
tikus dan langsung dibunuh; penyiangan dilakukan sebaik mungkin agar tidak
banyak sarang tikus disekitar ubi jalar; pemasangan umpan beracun, seperti
Ramortal atau Klerat.
Penyakit
- Kudis atau Scab. Penyebab: cendawan
Elsinoe batatas.
Gejala: adanya benjolan pada tangkai sereta
urat daun, dan daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat serangan yang berat
menyebabkan daun tidak produktif dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil
ubi menurun bahkan tidak menghasilkan sama sekali.
Pengendalian: pergiliran/rotasi tanaman untuk
memutus siklus hidup penyakit; penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit
kudis, seperti daya dan gedang; kultur teknik budi daya secara intensif;
penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat, penyemprotan larutan WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air
- Layu
fusarium. Penyebab: jamur Fusarium oxysporum f. batatas.
Gejala: tanaman tampak lemas, urat daun
menguning, layu, dan akhirnya mati. Cendawan fusarium dapat bertahan selama
beberapa tahun dalam tanah. Penularan penyakit dapat terjadi melalui tanah, udara,
air, dan terbawa oleh bibit. Pengendalian: penggunaan bibit
yang sehat (bebas penyakit); pergiliran /rotasi tanaman yang serasi di suatu
daerah dengan tanaman yang bukan famili; penanaman jenis atau varietas ubi
jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium; penyemprotan larutan WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
- Virus. Beberapa
jenis virus yang ditemukan menyerang tanaman ubi jalar adalah Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot,
Yellow Dwarf.
Gejala: pertumbuhan batang dan daun tidak
normal, ukuran tanaman kecil dengan tata letak daun bergerombol di bagian
puncak, dan warna daun klorosis atau hijau kekuning-kuningan. Pada tingkat
serangan yang berat, tanaman ubi jalar tidak menghasilkan.
Pengendalian: penggunaan bibit yang sehat dan
bebas virus; pergiliran/rotasi tanaman selama beberapa tahun, terutama di
daerah basis (endemis) virus; pembongkaran/eradikasi tanaman untuk dimusnahkan;
penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio
dosis 10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
- Penyakit Lain-lain misalnya,
bercak daun cercospora oleh jamur
Cercospora batatas Zimmermann, busuk basah akar dan ubi oleh jamur
Rhizopus nigricans Ehrenberg, dan klorosis daun oleh jamur Albugo ipomeae
pandurata Schweinitz. Pengendalian: dilakukan
secara terpadu, meliputi perbaikan kultur teknik budi daya, penggunaan
bibit yang sehat, sortasi dan seleksi ubi di gudang, dan penyemprotan
larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
Panen
·
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila
ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis).
·
Ciri fisik ubi jalar matang, antara
lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang
rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair.
·
Penentuan waktu panen ubi jalar
didasarkan atas umur tanaman.
·
Jenis atau varietas ubi jalar
berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas
berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan.
·
Panen ubi jalar yang ideal dimulai
pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan.
·
Panen pada umur lebih dari 4 bulan,
selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan
kenaikan hasil ubi.
·
Tata cara panen ubi jalar melalui
tahapan sebagai berikut:
§ Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen.
§ Potong (pangkas) batang ubi jalar dengan menggunakan parang
atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan sambil
dikumpulkan.
§ Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
§ Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan
hasil.
§ Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih
menempel.
§ Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan
kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang seragam.
§ Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun terserang oleh
hama atau penyakit.
§ Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke
tempat penampungan (pengumpulan) hasil.
·
Tanaman ubi jalar yang tumbuhnya
baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat) dapat
menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah per hektar.
·
Varietas unggul seperti borobudur
dapat menghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan kalasan antara 31,2-47,5 ton
per hektar.
Pasca panen.
·
Hasil panen dikumpulkan di lokasi
yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.
·
Pemilihan atau penyortiran ubi jalar
sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran
ubi jalar dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu
tempat.
·
Penyortiran dilakukan untuk memilih
umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat
terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada
daging umbi.
·
Penanganan pascapanen ubi jalar
biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan.
·
Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan
dalam pasir atau abu.
·
Tata cara penyimpanan ubi jalar
dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut:
§ Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang
berlantai kering selama 2-3 hari.
§ Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang
yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
§ Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir
kering atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup.
·
Cara penyimpanan ini dapat
mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan.
·
Ubi jalar yang mengalami proses
penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak
bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen.
·
Hal yang penting dilakukan dalam
penyimpanan ubi jalar adalah melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang
rusak atau terluka, dan tempat (ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30
derajat C (suhu kamar) dengan kelembapan udara antara 85-90 %.
VARIETAS UNGGUL
·
Plasma nutfah (sumber genetik)
tanaman ubi jalar yang tumbuh di dunia diperkirakan berjumlah lebih dari 1000
jenis, namun baru 142 jenis yang diidentifikasi oleh para peneliti.
·
Lembaga penelitian yang menangani
ubi jalar, antara lain: International Potato centre (IPC) dan Centro
International de La Papa (CIP).
·
Di Indonesia, penelitian dan
pengembangan ubi jalar ditangani oleh Pusat Peneliltian dan Pengembangan
Tanaman Pangan atau Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian
(Balitkabi), Departemen Pertanian.
·
Varietas atau kultivar atau klon ubi
jalar yang ditanam di berbagai daerah jumlahnya cukup banyak, antara lain:
lampeneng, sawo, cilembu, rambo, SQ-27, jahe, kleneng, gedang, tumpuk, georgia,
layang-layang, karya, daya, borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan.
·
Varietas yang digolongkan sebagai
varietas unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
§ Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/hektar.
§ Berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan.
§ Rasa ubi enak dan manis.
§ Tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.)dan penyakit
kudis oleh cendawan Elsinoe sp.
§ Kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram.
§ Keadaan serat ubi relatif rendah.
Varietas unggul ubi jalar yang dianjurkan adalah sebagai
berikut:
Daya
- Varietas
ini merupakan hasil persilangan antara varietas (kultivar) putri selatan x
jonggol.
- Potensi
hasil antara 25-35 ton per hektar.
- Umur
panen 110 hari setelah tanam.
- Kulit
dan daging ubi berwarna jingga muda.
- Rasa
ubi manis dan agak berair.
- Varietas
tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
Prambanan
·
Diperoleh dari hasil persilangan
antara varietas daya x centenial II.
·
Potensi hasil antara 25-35 ton per
hektar.
·
Umur panen 135 hari setelah tanam.
·
Kulit dan daging ubi berwarna
jingga.
·
Rasa ubi enak dan manis.
·
Varietas tahan terhadap penyakit
kudis atau scab.
Borobudur
- Varietas
ini merupakan hasil persilangan antara varietas daya x philippina.
- Potensi
hasil antara 25-35 ton per ha.
- Kulit
dan daging ubi berwarna jingga.
- Umur
panen 120 hari setelah tanam.
- Ubi
berasa manis.
- Varietas
tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
Mendut
- Varietas
ini berasal dari klon MLG 12653 introduksi asal IITA, Nigeria thn1984.
- Potensi
hasil antara 25-50 ton per ha.
- Umur panen
125 hari ssetelah tanam.
- Rasa ubi
manis.
- Varietas
tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
Kalasan
·
Varietas diintroduksi dari Taiwan.
·
Potensi hasil antara 31,2-42,5
ton/ha atau rata-rata 40 ton/ha.
·
Umur panen 95-100 hari setelah
tanam.
·
Warna kulit ubi cokelat muda,
sedangkan daging ubi berwarna orange muda (kuning).
·
Rasa ubi agak manis, tekstur sedang,
dan agak berair.
·
Varietas agak tahan terhadap hama
penggerek ubi (Cylas sp.).
·
Varietas cocok ditanam di daerah
kering sampai basah, dan dapat beradaptasi di lahan marjinal.
Sari
- Tipe
tanaman semi kompak.
- Produktivitas
mencapai 30-35 ton/ha.
- Bentuk
umbi bulat telur membesar pada bagian ujung, tangkai umbi sangat pendek.
- Warna
kulit umbi merah dan warna daging umbi kuning.
- Rasa enak,
manis, kandungan bahan kering 28 %, kandungan pati 32 %, kandungan beta
karoten 381 mkg/100 g, agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis.
- Varietas
sari ini beradaptasi luas dan berkembang di daerah sentra produksi
ubijalar di Malang dan Mojokerto serta di Karanganyar.
- Umbi dari
varietas Sari cocok digunakan untuk campuran industri saos tomat.
- Umur panen
3,5-4,0 bulan.
Sukuh
- Merupakan
VUB ubijalar dengan tipe tanaman kompak.
- Produktivitas
mencapai 25-30 ton/ha.
- Bentuk
umbi ellips membulat, tangkai umbi pendek.
- Warna
kulit umbi kuning dan warna daging putih.
- Rasa enak,
kandungan bahan kering 35 %, kandungan pati 31 %, kandungan beta karoten
37 mkg/100 g.
- Varietas
Sukuh agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis.
- Varietas
ini memiliki rendemen tepung tinggi dan kadar pati tinggi sehingga cocok
untuk digunakan dalam industri tepung dan pati.
- Umur panen
4,0-4,5 bulan.
Boko
- Merupakan
VUB ubijalar dengan tipe tanaman kompak.
- Produktivitas
mencapai 25-30 ton/ha.
- Bentuk
umbi ellips memanjang, tangkai umbi sangat pendek.
- Warna
kulit umbi merah dan warna daging umbi krem.
- Rasa
enak, kandungan bahan kering 32 %, kandungan pati 32 %, kandungan beta
karoten 108 mkg/100 g.
- Varietas
Boko agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis.
- Bentuk
umbi dan kulit umbi dari varietas Boko tergolong menarik, cocok untuk
dikonsumsi langsung.
- Umur
panen 4,0-4,5 bulan.
Jago
- Merupakan
VUB ubijalar dengan tipe tanaman semi kompak.
- Produktivitas
mencapai 25-30 ton/ha.
- Bentuk
umbi membulat, tangkai umbi pendek.
- Warna kulit umbi putih dan warna daging umbi
kuning muda. Rasa enak, kandungan bahan kering 32 %, kandungan pati 31 %,
kandungan beta karoten 85 mkg/100 g.
- Varietas
Jago agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis.
- Varietas
ini memiliki rendemen tepung dan kadar pati tinggi dan cocok digunakan untuk
produksi tepung dan pati.
- Umur
panen 4,0-4,5 bulan.
Kidal
- Merupakan
VUB ubijalar dengan tipe tanaman semi kompak.
- Produktivitas
mencapai 25-30 ton/ha.
- Bentuk
umbi membulat, tangkai umbi sangat pendek.
- Warna
kulit umbi merah dan warna daging umbi kuning tua.
- Rasa
enak, kandungan bahan kering 31 %, kandungan pati 32,85 %, kandungan beta
karoten 345 mkg/100 g.
- Varietas
Kidal agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis. Varietas ini cocok untuk
dikonsumsi.
- Umur
panen 4,0-4,5 bulan.
Informasi dan Pemasaran benih :
Seksi Pengembangan Teknologi dan Produksi Perbenihan Tanaman
Pangan
UPTD Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan
Hortikultura (BP2APTP)
Jl. Yogyakarta-Wonosari KM.33 Gading, Playen, Gunungkidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Telepon . (0274) 392 040).
smg dapt memberikan manfaat.
BalasHapus