WORTEL ( Daucus carrota L )
Sejarah Singkat
- Wortel/carrots
(Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari negeri yang
beriklim sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur Dekat dan Asia
Tengah.
- Ditemukan
tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Rintisan budidaya wortel pada
mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar luas ke kawasan
Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah
terkenal daerah pertaniannya.
- Di
Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat
yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar
luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa.
- Berdasarkan
hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991)
luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di
16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan
Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian
Jaya.
- Dalam
taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut:
§ Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
§ Divisi : Spermatophyta (tumbuhan
berbiji)
§ Sub-Divisi : Angiospermae
§ Klas : Dicotyledonae
§ Ordo : Umbelliferales
§ Famili : Umbelliferae (Apiaceae)
§ Genus : Daucus
§ Spesies : Daucus carrota L.
- Tanaman
wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat dipilih
menjadi 3 golongan, yakni :
§ Tipe Chantenay, berbentuk bulat
panjang dengan ujung yang tumpul.
§ Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang
dengan ujung runcing.
§ Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan
antara imperator dan chantenay.
- Wortel
merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat dianjurkan,
terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Dalam setiap 100
gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A.
- Merupakan
bahan pangan bergizi tinggi, harga murah dan mudah mendapatkannya.
- Selain
sebagai "gudang vitamin A serta nutrisi", juga berkhasiat untuk
penyakit dan memelihara kecantikan.
- Wortel
ini mengandung enzim pencernaan dan berfungsi diuretik. Meminum segelas
sari daun wortel segar ditambah garam dan sesendok teh sari jeruk nipis
berkhasiat untuk mengantisipasi pembentukkan endapan dalam saluran
kencing, memperkuat mata, paru-paru, jantung dan hati.
- Bahkan
dengan hanya mengunyah daun wortel dapat menyembuhkan luka-luka dalam
mulut/nafas bau, gusi berdarah dan sariawan.
SYARAT
PERTUMBUHAN
- Tanaman
wortel merupakan sayuran dataran tinggi.
- Tanaman
wortel pada permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan lembab.
- Tanaman
ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan.
- Tanaman
wortel membutuhkan lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan
lembab.
- Untuk
pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara
15,6-21,1 derajat C.
- Suhu udara
yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil
(abnormal) dan berwarna pucat/kusam. bila suhu udara terlalu rendah (sangat
dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.
- Keadaan
tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik
(tidak menggenang).
- Jenis
tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada umumnya
terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan).
- Tanaman
ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) antara 5,5-6,5 untuk hasil
optimal diperlukan pH 6,0-6,8.
- Pada tanah
yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi.
- Demikian
pula tanah yang mudah becek atau mendapat perlakuan pupuk kandang yang
berlebihan, sering menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang dan
berambut.
- Di
Indonesia wortel umunya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian
1.000-1.200 m dpl. tetapi dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian
lebih dari 500 m dpl.), produksi dan kualitas kurang memuaskan.
PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
Pembibitan
- Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi bibit harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
§ Tanaman tumbuh subur dan kuat.
§ Bebas hama dan penyakit/sehat.
§ Bentuknya seragam.
§ Dari jenis yang berumur pendek.
§ Berproduksi tinggi.
Penyiapan
Benih
- Wortel
diperbanyak secara generatif dengan biji-bijinya.
- Biji
(benih) wortel dapat dibeli di toko-toko saran produksi pertanian
terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas
jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida.
- Para
petani di sentra produksi sayuran sudah umum mempraktekan pembenihan
(pembijian) wortel lokal dengan tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut :
§ Pilih tanaman wortel yang umurnya
cukup tua (± 3 bulan), tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman
wortel pilihan tadi, kemudian amati umbinya Umbi wortel yang baik dan sehat
jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap kuning/jingga
dan halus.
§ Potong ujung umbi wortel maksimal
sepertiga bagian, pangkas pula tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang
lekat pada umbi.
§ Siapkan lahan untuk kebun pembibitan
wortel dapat bentuk bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk
kandang optimal).
§ Semprot lahan pembibitan dengan
larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10
ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air
§ Buat lubang tanam dengan alat bantu
cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-60 cm.
§ Tanam umbi wortel pada lubang tanam,
padatkan tanahnya perlahan-lahan hingga menutup bagian leher batang.
§ Buat alur-alur dangkal disepanjang
barisan tanaman (umbi) wortel sejauh ± 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang
pupuk oleh tugal).
7. Lakukan penyemprotan dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodic 3 – 5 hari sekali.
7. Lakukan penyemprotan dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodic 3 – 5 hari sekali.
§ Pelihara kebun bibit wortel selama ±
3 bulan hingga menghasilkan tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak.
§ Petik tangkai buah wortel yang sudah
tua (kering), lalu jemur hingga kering untuk diambil biji-bijinya.
- Tatacara
penyiapan benih wortel adalah sebagai berikut:
§ Pilih benih wortel yang baik, yakni
berasal dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari
90%).
§ Gosok-gosokan benih wortel dengan
kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan.
§ Rendam benih wortel dalam air dingin
selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (60 derajat C) yang telah
dicampur POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10
ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt selama 15 menit. Tujuan dari perendaman benih
adalah mempercepat proses perkecambahannya.
§ Tiriskan benih wortel dalam suatu
wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam
(disebar) di lahan kebun.
Teknik
Penyemaian Benih
- Biji
wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata
di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan.
- Jarak
barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan
penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain.
- Kebutuhan
benih untuk penanaman setiap are antara 150-200 gram. Para petani sayuran
jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar.
- Biji
wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
- Selama
ditanam, lakukan penyemprotan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt
air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air secara
periodic 5 – 7 hari sekali.
- Untuk
merangsang pembentukkan umbi yang optimal perlu ditunjang pembubunan dan
pengguludan sekaligus memperjarang tanaman yang tumbuhnya sangat rapat.
- Sisakan
tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat pada jarak 5-10 cm.
- Untuk
mengendalikan hama serangga Semiaphis aphid dan S. daucisi penyerang daun
serta lalat Psilarosae pelubang umbi wortel perlu disemprot WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt
Pengolahan
Media Tanam
Persiapan
- Babat
pohon-pohon atau semak-semak maupun tanaman lain yang tidak berguna.
- Bersihkan
lahan dari rumput-rumput liar (gulma), batu kerikil dan sisa tanaman lain.
- Lakukan
pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan
kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan
tanah.
- Dosis
kapur yang diberikan berkisar antara 0,75 - 1,5 ton/ha.
- Campurkan
kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga
benar-benar merata.
- Bila
tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi)
hingga cukup basah.
- Mula-mula
tanah dicangkul sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan alat
bantu cangkul, bajak/traktor dan
diberi pupuk kandang fermentasi atau kompos sebanyak 3 ton setiap
hektarnya. Dicampur maupun menurut larikan sambil diratakan.
- Tanah
yang telah diolah itu diratakan dan dibuat alur sedalam 1 cm dan jarak
antara alur 15-20 cm.
- Idealnya
dipersiapkan dalam bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung
dibuat alur-alur/larikan jarak 20 cm,
- Semprotkan
POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, diamkan selama 7 hari, agar kelak
keadaan tanah benar-benar matang.
Pembentukan
Bedengan
- Olah
tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah
gembur.
- Buat
bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak
antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan.
- Semprotkan
POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata ke permukaan
bedengan.Diamkan selama 2 hari.
Pemupukan
- Sebarkan
pupuk kandang yang telah matang (jadi) sebanyak 3 ton/ha di permukaan
bedengan, kemudian campurkan dengan lapisan tanah atas secara merata. Pada
tanah yang masih subur (bekas kubis atau kentang), pemberian pupuk dapat
ditiadakan.
- Berikan
pupuk dasar Urea 20 kg/ha, Sp 36 30 kg, Kcl 40 kg/ha atau pupuk majemuk
NPK 50 kg/ha.
- Ratakan
permukaan bedengan hingga tampak datar dan rapi.
- Semprotkan
POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata ke permukaan bedengan.
Penanaman
- Sebarkan
(taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang
tersedia.
- Tutup
benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
- Buat
alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang)
untuk meletakkan pupuk kandang fermentasi.
- Sebarkan
pupuk kandang tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
- Tutup
tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama
7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran)
air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah.
- Setelah
benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
Pemeliharaan
Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan Penyulaman
- Penjarangan
tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam.
- Tujuan
penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur,
sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
Penyiangan
- Rumput-rumput
liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel
dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga
harus disiangi.
- Waktu
penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan
penjarangan tanaman dan pemupukan susulan.
- Cara
menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu
kored/cangkul.
- Rumput
liar yang tumbuh dalam parit dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama
dan penyakit.
- Tanah
di sekitar barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke
bagian pangkal batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.
- Pendangiran
dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan
membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan
juga pembubunan.
Pemupukan
- Berikan
pupuk dasar Urea 20 kg/ha, Sp 36 30 kg, Kcl 40 kg/ha atau pupuk majemuk
NPK 50 kg/ha pada saat pembuatan bedengan sebagai pupuk dasar.
- Pemupukan
susulan dengan Urea 10 kg/ha, Sp 36 40 kg, Kcl 40 kg/ha atau pupuk majemuk
NPK 60 kg/ha dilakukan pada 35 HST.
- Cara
pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan pupuk kandang fermentasi secara
merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke
dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian
segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
- Lakukan
penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt
air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air secara periodik 5 - 7 hari sekali pada 0 – 30 HST.
- Lakukan
penyemprotan larutan POC WarungTani II dosis 10
ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air secara periodik 5 - 7 hari sekali pada 30 HST sampai 1 minggu
menjelang panen.
Pengairan
dan Penyiraman
- Pada
fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai,
sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali sehari, terutama
pada musim kemarau.
- Bila
tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat dikurangi. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak kekeringan.
Hama
dan Penyakit
Hama
Hama
- Ulat tanah (Agrotis ipsilon
Hufn.)
Hama ini sering disebut uler lutung (Jawa) atau hileud taneuh (Sunda) dan
"Cutworms" (Inggris). Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna
coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih.
Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Ciri: ulat tanah adalah berwarna
coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam
tanah. Gejala: ulat tanah
menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda.
Akibat serangan, tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman
yang dirusak hama. Pengendalian:
dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat
yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga kebersihan
kebun dan pergiliran tanaman, dengan menggunakan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air
- Kutu daun (Aphid, Aphis spp.). Ciri: kutu daun dewasa berwarna hijau sampai hitam, hidup
berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman. Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya,
sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal. Pengendalian: mengatur waktu tanam secara serempak dalam satu
hamparan lahan untuk memutus siklus hidupnya. dengan menggunakan WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air
- Lalat atau magot (Psila rosae).
Gejala:
stadium hama yang sering merusak tanaman wortel adalah larvanya. Larva
masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya. Pengendalian: pergiliran tanaman
dengan jenis yang tidak sefamili atau disemprot larutan WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air.
Penyakit
- Bercak daun Cercospora. Penyebab: cendawan (jamur) Cercospora carotae (Pass.) Solheim.Gejala: pada daun-daun yang sudah
tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran
berwarna coklat tua sampai hitam. Pengendalian:
disinfeksi benih dengan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air selama 15 menit; pergiliran tanaman dengan jenis lain yang
tidak sefamili; pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun;
penyemprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air
- Nematoda bintil akar. Penyebab: mikro organisme nematoda Sista (Heterodera carotae).
Gejala: umbi dan akar tanaman
wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman
dengan jenis lain yang tidak sefamili, pemberaan lahan dan penggunaan WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
- Busuk alternaria. Penyebab: cendawan Alternaria dauci Kuhn. Gejala: Pada daun terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat
tua sampi hitam yang dikelilingi oleh jaringan berwarna hijau-kuning
(klorotik). Pada umbi ada gejala bercak-bercak tidak beraturan bentuknya,
kemudian membusuk berwarna hitam sampai hitam kelam. Pengendalian: sama dengan cara yang dilakukan pada Cercospora.
Panen
- Tanaman
wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih atau tergantung
varietasnya.
- Varietas
Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas
Caroline 95 hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross
110 hst., Kultivar lokal Lembang 100-110 hst.
- Ukuran
umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua.
- Panen
yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan
berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian
pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran
kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).
- Khusus
bila dipanen umur muda atau "Baby Carrot" dapat dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
§ umur panen sekitar 50-60 hari
setelah tanam.
§ ukuran umbi sebesar ibu jari tangan,
panjangnya antara 6-10 cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.
- Cara
panen wortel relatif gampang, yaitu dengan mencabut seluruh tanaman
bersama umbinya.
- Tanaman
yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara
20-30 ton/hektar.
Pascapanen
- Kumpulkan
seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang
strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang
penyimpanan hasil.
- Pilih umbi yang baik sambil memisahkan
umbi yang rusak, cacat, atau busuk secara tersendiri.
- Klasifikasikan
umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
- Simpan
hasil panen wortel dalam wadah atau ruangan yang suhunya dingin dan
berventilasi baik.
- Ikat
umbi wortel menjadi ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam
pengangkutan dan penyimpanannya.
- Potong
sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm.
- Angkut
hasil wortel ke pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia di
daerah setempat.
- Khusus
untuk sasaran pasar Swalayan, Gelael, Hero, dan lain-lain di kota-kota
besar, umbi wortel biasanya dikemas dalam kantong plastik atau kontainer
polietilin bening.
STANDAR PRODUKSI
- Standar
mutu: Jjnis dan standar mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat
penandaan dan pengemasan.
- Standar
mutu wortel tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3163-1992.
- Wortel
segar digolongkan dalam dua jenis mutu yaitu mutu I dan mutu II
diantaranya :
§ Keasaman sifat varietas : mutu I=
seragam; mutu II= seragam; cara pengujian= organoleptik.
§ Kekerasan : mutu I= keras; mutu II=
keras; cara pengujian= organoleptik.
§ Warna : mutu I : normal; mutu II=
normal; cara pengujian= organoleptik.
§ Kerataan permukaan : mutu I= cukup
rata; mutu II= cukup rata.
§ Tekstur : mutu I = tidak mengayu;
mutu II= tidak mengayu; cara pengujian= organoleptik.
§ Kerusakan (% ): mutu I= 5; mutu II=
10; cara pengujian =SP-SMP-301-1981.
§ Busuk (%) : mutu I = 2; mutu II= 2.
- Cara
pengambilan contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti
terlihat pada daftar dibawah ini.
- Dari
setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 umbi dari bagian atas tengah dan
bawah.
- Khusus
untuk pengujian kerusakan dan yang busuk, jumlah contoh akhir yang diuji
adalah 100 umbi.
- Pelaksanaan
dapat dilakukan di lapangan. Jumlah kemasan yang diambil dalam pengambilan
contoh dalam lot adalah:
§ Jumlah kemasan 1 sampai 100, contoh
yang diambil=5.
§ Jumlah kemasan 101 sampai 300,
contoh yang diambil=7.
§ Jumlah kemasan 301 sampai 500,
contoh yang diambil=9.
§ Jumlah kemasan 501 sampai 1000,
contoh yang diambil=10.
§ Jumlah kemasan lebih dari 1000, contoh
yang diambil=minimum 15.
- Cara
pengemasan wortel disajikan dalam bentuk utuh dan segar, dikemas dengan
keranjang atau bahan lainnya yang berat bersih maksimum 65 Kg, di tutup
dengan anyaman bambu atau bahan lain kemudian diikat dengan tali rotan.
Isi tidak melebihi permukaan kemasan.
- Untuk pemberian merk di bagian luar keranjang
diberi label yang dituliskan antara lain:
§ Nama barang.
§ Jenis mutu.
§ Nama/kode perusahaan/ eksportir.
§ Berat bersih.
§ Produksi Indonesia.
Negara/tempat tujuan.