Khasiat Unsur Hara Bagi Tanaman
Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan
mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan
tanaman.
Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni:
1. Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan
kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
2. Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan
bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas
dan diperlukan untuk bernafas.
3. Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.
4. Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Adapun sumber Nitrogen adalah :
a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi.
b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
c. Mikrobia atau bakteri-bakteri.
d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
5. Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–
Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi
tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
6. Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+
Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.
Sumber-sumber Kalium adalah :
a. Beberapa jenis mineral.
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
c. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)
e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O
7. Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++
Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah
8. Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++
Fungsi magnesium bagi tanaman ialah:
a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
c. Berperan dalam pembentukan buah
Sumber-sumber Magnesium adalah:
a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
c. Kleserit MgSO4.H2O
d. Magnesia MgO
e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O
f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
g. Magnesit MgCO3
h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O
i. Basic slag
j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)
9. Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-
Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine
c. Membantu pertumbuhan anakan produktif
d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
e. Membantu pembentukan butir hijau daun
Sumber-sumber belerang adalah:
a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat
10. Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase
Sumber-sumber besi adalah:
a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
11. Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2
b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
12. Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++
Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
13. Seng (Zincum = Zn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++
Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah:
a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
1. Sulfida Zn S
2. Calamine Zn CO3
14. Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
15. Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik
tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O
16. Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -
Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang
berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas,
yaitu:
1. Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K).
Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.
2. Silikum (Si)
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si.
Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya.
3. Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
4. Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada
nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah
sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat
5. Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan
tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan
tersebut.
6. Vanadium
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.
7. Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada
tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah
persawahan.
8. Yodium
Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.
Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau
penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman,
tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali
memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat.
Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang
melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di
atas tanah terutama pada daun-daunnya.
Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut:
1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi
warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya
berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat
kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun
selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan
menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran
kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas
2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan,
mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah,
selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah
ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang
3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya,
karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman
kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun
tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak
menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun
pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering
pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan
kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap
dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat.
Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah
tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic),
berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya
di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas
dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air
b. Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan
kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium
lebih mudah rebah
c. Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh
kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam.
Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan
gejala pembusukan akar.
d. Bulir dan Malai
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan
buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya
akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur
bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase
bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada
ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini
menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada
beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan
tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu
sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu
secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah
kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi
coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning),
perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap
keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi
berlangsung pada bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali,
sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya
gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di
Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi.
Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian
dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak
seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang
berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan
masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara
setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan,
sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya
tidak mati
b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya
berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk.
8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu:
a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara
setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning
yang selanjutnya menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga
praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus
mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran
tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk,
tembakau dan kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada
tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu
dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna
pula menjadi coklat dan mati pula
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah
kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang
mati
c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan
daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat
dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil
warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).
10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
* Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
* Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
* Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak
b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu
adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah
menyebabkan daun tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit
muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning
dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau
d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan,
mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan
akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil
dan polong sedikit.
11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami
pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die
back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo
b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering.
12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman
bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman
gejalanya cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara
setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar
kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati
b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat
c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman
sayuran, tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol
tanpa biji sama sekali
d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam pada umbi
e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam
d. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak
teratur berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal
terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan
berwarna tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
Anti Stres dan Perangsang Akar Tanaman
Penggunaan bahan anti stres dan perangsang akar dalam beberapa tahun
ini cukup meningkat. Hal ini ditandai dengan munculnya produk-produk
kombinasi vitamin B-1 (Thiamine HCl) dan zat pengatur tumbuh akar
kelompok Auksin yang sering digunakan adalah NAA (Naphtalene Acetic
Acid).
Peranan Vitamin B-1 dan NAA bagi tanaman:
1. Vitamin B-1 (Thiamine HCl)
Merupakan kelompok vitamin B, yang mempunyai peranan di dalam
metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energi
untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman. Sehingga dengan demikian
tanaman yang mengalami stres karena kondisi bare root (pengiriman tanpa
media) ataupun dikarenakan pemindahan tanaman ke media baru, segera
melakukan aktifitas metabolisme untuk beradaptasi dengan lingkungan
ataupun media yang baru.
2. Zat Pengatur Tumbuh NAA (Napthalene Acetic Acid)
Merupakan kelompok zat pengatur tumbuh dari kelompok Auksin, yang
mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan akar lateral/samping.
Pemilihan NAA dikarenakan mempunyai sifat perangsang akar yang kuat dan
stabil.
Beberapa produk kombinasi vitamin B-1 dan NAA:
- Superthrive
- Liquinox Start B-1
- Grow Quick Plus+
Cara Penggunaan:
- Tujuan pertumbuhan aktif dan ketahanan terhadap stres (0,5 - 1 ml/L, 1 minggu 1 & 2 kali)
- Tujuan perendaman tanaman tanpa media (dari pengiriman) yang akan
ditanam (rendam 15 menit dalam larutan 1,5 ml/L per sekali perlakuan)
Zat Pengatur Tumbuh Tanaman
Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa sintetis yang mempunyai
aktifitas kerja yang sama seperti halnya hormon tanaman, dimana dengan
konsentrasi tertentu dapat mendorong ataupun menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Kelompok zat pengatur tumbuh, peranan dan jenis:
1. Auksin
a.Bersama Sitokinin mendorong pembelahan sel.
b.Merangsang pertumbuhan akar lateral/samping.
c.Mencegah gugur daun.
d.Merangsang pembungaan pada kelompok tanaman Bromelia.
Jenis: IAA, IBA, NAA
2. Sitokinin
a.Bersama Auksin mendorong pembelahan sel.
b.Merangsang pertumbuhan tunas lateral/samping.
c.Meningkatkan khlorofil daun.
d.Mencegah gugur daun.
Jenis: 6-Benzyl Aminopurine (BA), Kinetin, Zeatin
3. Gibberelin
a.Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel (anti kerdil/dwarf).
b.Merangsang perkecambahan biji.
c.Meningkatkan tandan buah (fruit set) dan hasil.
d.Kasus pada tanaman anggur, dapat meningkatkan buah tanpa biji.
e.Merangsang pembungaan pada beberapa tanaman hias.
Jenis: GA-3
Info produk:
1. Auksin
a.Grow Quick R
(10 ml/10 ml air + fungisida 10 g aduk sampai terbentuk pasta),
dioleskan ke stek dan didiamkan 1-2 jam, selanjutnya ditanam ke media.
b.Root Up; Root Plus; Grow Tone
(1 sendok teh serbuk Auksin dari botol dilarutkan dengan air sampai
membentuk pasta, kemudian dioleskan ke bagian pangkal batang dan diamkan
15 – 30 menit kemudian tanam).
c.Naphtelene Acetic Acid (NAA) atau Indol Butyric Acid (IBA)
(1 g dilarutkan di dalam alkohol 95%,kemudian ditambahkan air sampai
1.000 ml atau 1 liter, selanjutnya siap digunakan dengan merendam stek
selama 15 menit dan ditanam ke media.
2. Sitokinin
a.Novelgro Alpha
(1 ml/liter) disemprotkan ke daun 1 kali per 2 – 4 minggu.
b.Grow Quick S
(2 - 4 ml/liter) disemprotkan ke daun 2 – 3 hari sekali.
c.6-Benzyl Aminopurine (BA)
(1 g dilarutkan dengan HCl 0,1 N 1 – 2 tetes diaduk sampai larut,
kemudian ditambahkan dengan air sampai 1.000 ml atau 1 liter air,
selanjutnya dapat digunakan dari pemakaian 0,1 – 1 ml/liter). Penggunaan
disemprotkan ke bagian mata tunas pada batang setiap hari selama 2 – 3
minggu.
3. Gibberelin
a.Grow Quick F
(2 - 4 ml/liter) perangsangan bunga, disemprotkan 2 kali seminggu
sampai muncul tunas bunga, dengan sasaran penyemprotan daun dan
tunas-tunas pucuk.
b.Sunerellin
(1 g dilarutkan dengan alkohol 95% sampai penuh dan dikocok, kemudian
ditambahkan dengan air sampai 2 liter air), disemprotkan ke seluruh
bagian tanaman 3 kali per 10 hari untuk perangsangan bunga dan buah
tanpa biji (anggur).
Peranan Zat Perata atau Perekat Bagi Tanaman
Zat perata atau perekat merupakan suatu senyawa kimia yang berfungsi
untuk memberikan penetrasi suatu insektisida/fungsida/bakterisida/pupuk
cair ke bagian permukaan tanaman, sehingga mempunyai pengaruh yang lebih
efisien dan efektif.
Pemberian nutrisi melalui daun ataupun pengendalian hama ataupun
penyakit seringkali menghadapi kendala dalam hal penetrasi. Kendala itu
baik berupa faktor internal tanaman (kondisi permukaan daun tanaman) dan
faktor eksternal berupa hama yang mempunyai perisai dan cuaca (hujan).
Faktor Internal Tanaman
a. Permukaan atas dan bawah daun yang berbulu (Adenium Arabicum, dll)
b. Permukaan atas dan bawah daun yang berlilin (Alocasia, dll.)
Faktor Eksternal Tanaman
a. Hama dengan tubuh berperisai – berupa lapisan lilin (Mealybug) dan menyerupai lapisan kitin (Kutu Perisai/Scale)
b. Hujan – akan membasuh hasil penyemprotan
Kandungan dari zat perata atau perekat ini adalah kelompok detergen
yang berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan di daun dan batang,
sehingga insektisida/fungisida/bakterisida/pupuk dapat melakukan
penetrasi ke bagian yang dimaksud.
Selain itu kelompok detergen ini mempunyai pengaruh yang aman bagi
tanaman, terutama permukaan daun. Penggunaan zat perata/perekat ini
tidak banyak, hanya 0,2 – 0,25 ml/L yang dicampurkan dengan insektisida /
fungsida / bakterisida / pupuk cair.
Macam zat perata/perekat tanaman
- Cultistick
- Booster
- APSA 800 WSC
Pupuk “Slow Release” (Lambat Urai/Lepas)
Pupuk “slow release” merupakan pupuk NPK alternatif selain pemberian
pupuk utama (wajib). Umumnya pupuk ini merupakan kelompok pupuk non
organik yang dikemas dengan lapisan khusus dari bahan resin yang
bersifat permeable pada setiap butirannya.
Pemberian pupuk ini mempunyai keuntungan atau manfaat bila ditinjau
dari sifatnya yaitu menambah kebutuhan nutrisi bila terjadi
keterlambatan pemberian pupuk wajib, dengan demikian pasokan nutrisi
akan selalu terjaga.
Umumnya pupuk “slow release” ini dapat diberikan lagi setiap 3 bulan
sekali dengan cara ditaburkan di sekitar media tanam. Selanjutnya
nutrisi ini akan dilepaskan ke media bila media tanam mendapatkan
siraman air.
Macam dari pupuk ini antara lain:
Lebih lanjut, pupuk ini terbagi lagi menjadi 2 fase pemberian, yaitu untuk
(1) fase vegetatif (perbandingan N dan K lebih tinggi dibandingkan P) dan
(2) fase generatif (perbandingan P dan K lebih tinggi dibandingkan
N). Ada pula pupuk ini mempunyai perbandingan N, P dan K yang berimbang
yang dikhususkan untuk menjaga perimbangan pertumbuhan vegetatif.
Nutrisi Khusus Tanaman Hias Daun
Tanaman hias daun (foliage plant) mempunyai nilai keindahan
tersendiri. Sebagai tanaman hias yang lebih mengutamakan keindahan
bentuk, warna (polos/campur/variegata), tekstur dan urat/tulang daun,
peranan nutrisi terpilih dapat membantu penampilan daun.
Tanaman hias daun banyak ragamnya, contohnya Anthurium, Aglaonema,
Philodendron, Spatyphillum, dan sebagainya. Untuk menjaga tanaman ini
tumbuh dan berkembang dengan baik dan menarik, tentunya terkait dengan
pemilihan nutrisi yang dipergunakan.
Secara umum tanaman hias daun memerlukan unsur N (Nitrogen) untuk
mendukung pertumbuhan daun dan perlu diperhatikan N dapat diperoleh dari
Urea (CO(NH2)2), Amonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Terlalu banyak
pemberian N dalam bentuk Urea dan Amonium dapat membuat batang dan daun
tanaman menjadi lebih besar, namun batang dan tangkai daun melemah,
selain itu mudah terserang hama atau penyakit serta mudah rebah dan
tidak mudah tahan terhadap tekanan lingkungan (kekeringan). Sehingga
dengan demikian perlu adanya perimbangan pemberian N dalam bentuk NO3,
dengan demikian dapat membuat batang dan tangkai daun lebih vigor
(kuat).
Selanjutnya ada beberapa nutrisi lain yang mendukung penampilan tanaman hias daun, yaitu
- K (Kalium/Potasium) yang dapat menjaga tekanan turgor sel dan tekanan osmotik sel dan sebagainya
- Ca (Calcium) merupakan komponen pembentuk dinding sel dan regulator pada translokasi karbohidrat
- Mg (Magnesium) merupakan bagian esensial molekul klorofil, kofaktor beberapa enzim dan membantu pembentukan gula
- Fe (Ferrum) adalah nutrisi utama sintesis klorofil, transport electron
- S (Sulfur) merupakan unsur pembentuk asam amino Sistein, Sistin dan
Methionin yang merupakan asam amino esensial pembentuk protein
- Cu (Cuprum) berperanan di dalam beberapa enzim dan terlibat di dalam pembentukan dinding sel
- B (Boron) mempunyai peranan dalam transport gula, sintesis dinding
sel, metabolisme karbohidrat, pembentukan asam amino dan sintesis
protein.
Peranan nutrisi khusus untuk tanaman hias daun dapat disarikan sebagai berikut:
1. K - KNO3 (Kalinitra) dan K2HPO4/KH2PO4 (Kaliphos) = meningkatkan warna
2. Mg dan S - MgSO4 = warna kontras
3. Ca - Ca(NO3)2 (Calcium Nitrat) - vigor daun
4. B - H3BO3 (Asam Borat/Growmore Soluble Micro Mix) - pertumbuhan tunas baru
5. Cu - CuSO4 - warna kontras
Zat Pengatur Tumbuh untuk Perangsang Bunga
Munculnya bunga pada suatu tanaman menunjukkan tingkat kematangan
tanaman memasuki fase atau masa dari vegetatif ke generatif. Perubahan
ini dapat dikarenakan pengaruh internal hormon tanaman atau zat pengatur
tumbuh tanaman secara eksternal.
Secara alamiah di dalam tanaman terdapat banyak hormon yang mengatur
dan memicu terjadi proses fisiologis. Proses-proses fisiologis itu
antara lain pertumbuhan akar, tunas, pembungaan dan sebagainya.
Pembahasan topik dibatasi pada hormon ataupun zat pengatur tumbuh yang
berperan dalam mendorong pembungaan.
Catatan: zat pengatur tumbuh adalah hormon yang disintesis (buatan)
Ada beberapa hormon di dalam tanaman yang berpengaruh dalam
pembungaan, yaitu Gibberelin. Sedangkan zat pengatur tumbuh tanaman yang
berperanan adalah kelompok Auksin NAA, gas etilen (karbid) dan
penghambat tanaman (retardan) Paklobutrasol, Alar dan Cycocel.
Contoh penggunaan zat pengatur tumbuh untuk perangsang pembungaan:
1. Tanaman kelompok Bromelia (Nanas) dirangsang dengan gas Etilen (Karbid) dan Ethepon (Ethrel).
2. Tanaman Mangga dan Durian dirangsang dengan Paklobutrasol (Patrol, Golstar).
3. Tanaman Aglaonema dan Spathiphyllum dirangsang dengan Gibberelin/GA3 (Grow Quick Flower, Sunerellin).
Keseimbangan Penggunaan Pupuk Organik dan Non Organik
Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman memerlukan
nutrisi berupa pupuk. Sumber pupuk dapat diperoleh dari bahan organik
dan non organik.
Ada suatu perkembangan info yang menarik mengenai pupuk, perkembangan
ini menyangkut silang pendapat antara penggunaan pupuk organik dan non
organik pada tanaman. Ada satu pihak menyatakan bahwa pupuk organik
dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan non organik,
demikian pula sebaliknya.
Tanaman (tanaman hias, sayuran, buah, perkebunan, kehutanan)
memerlukan nutrisi berupa pupuk tidak memandang dari mana sumbernya.
Misal tanaman memerlukan unsur N (Nitrogen) untuk mendukung pertumbuhan
daun, unsur N ini dapat berupa dari N-NH4 (Amonium) dan N-NO3 (Nitrat).
Kandungan N dalam berbagai bentuk tersebut dapat diperoleh dari bahan
organik maupun non organik dan tanaman tidak pernah membedakan asal
sumbernya, karena yang diperlukan tanaman adalah unsur N.
Mengenai nitrogen yang berasal dari NH4 dan NO3, tentunya dapat
terlihat pada pertumbuhan tanaman lebih lanjut, dimana bila pemberian N
dalam bentuk NH4 terlalu banyak maka yang terlihat adalah pertumbuhan
tanaman yang besar, misal daunnya lebih besar, namun lebih rentan
terhadap serangan hama dan penyakit dan tekanan lingkungan (cepat layu
dalam kondisi kekeringan).
Di dalam setiap tanaman terdapat potensi genetik untuk dapat
memberikan hasil yang maksimal, dimana potensi hasil yang maksimal dapat
diberikan dengan dukungan nutrisi yang terukur (misal 1 gram per liter
atau 1 ml per liter). Nutrisi tanaman dalam bentuk pupuk organik pada
dasarnya sudah memberikan hasil yang baik namun belum maksimal, misal
pupuk kandang mempunyai kandungan N yang berfluktuasi (naik-turun), hal
ini tergantung dari makanan yang dimakan oleh hewan tersebut. Untuk itu
diperlukan tambahan pupuk non organik yang terukur misal pupuk Urea,
Gandasil Hijau, Bayfolan, dan lain-lain untuk memberikan hasil yang
maksimal. Jadi mana yang lebih baik? Yang lebih baik tentunya adalah
keseimbangan pemberian keduanya.
Kelompok pupuk organik:
- Pupuk kandang (fermentasi kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam)
- Pupuk hijau (dari kelompok kacang-kacangan)
- Pupuk kascing (dari kotoran cacing)
- Kompos daun (fermentasi dari sampah daun kaliandra, bambu, dll)
- Pupuk organik konsentrat padat Green Farm, Subur Ijo, NPK organik Novelgro
- Pupuk organik konsentrat cair (Wide Spectrum, Nungtulo, Green Source)
Kelompok pupuk non organik:
- Pupuk tunggal Urea, SP36, KCl
- Pupuk majemuk NPK padat (The Farmer, Gandasil, Growmore, Hyponex,
Rapid Gro, Vitabloom, Calcinit, Kalinitra, Kaliphos, Dekastar, Osmocote)
- Pupuk majemuk NPK cair (Bayfolan, Liquinox Grow, Liquinox Bloom, Miracle Gro All Purpose, Bloom Plus, Quick Start)
Tips Perkecambahan Benih
Teknik perkecambahan benih tanaman yang baik mempunyai dampak dalam
menentukan keberhasilan benih untuk berkecambah. Kemampuan benih untuk
berkecambah ditentukan oleh beberapa faktor kualitas benih, lingkungan
media tanam, zat perangsang pertumbuhan (ZPT) dan serangan penyakit
benih.
Kualitas benih terkait dengan proses pematangan benih dalam buah yang
secara tidak langsung terkait dengan cara pemupukan dan penanganan
pasca panen.
Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam perkecambahan benih,
karena untuk mampu berkecambah benih memerlukan kondisi media tanam
yang lembab. Kondisi lembab akan merangsang munculnya akar utama yang
akan diikuti oleh pergerakan lain sampai menjadi bibit.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan benih berkecambah dan waktu
berkecambah lebih cepat, penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan.
Secara umum beberapa kasus perkecambahan meningkat sampai 100% dan
benih dapat berkecambah lebih cepat 4 - 5 hari dari normalnya. Beberapa
zat pengatur tumbuh yang dapat dipergunakan adalah Atonik (Polyphenol),
Superthrive (Vitamin B-1+NAA), Liquinox Start B-1 (Vitamin B-1+NAA),
Grow Quick Plus (Vitamin B-1+NAA), Sunerelin (GA-3).
Faktor lain yang sama pentingnya adalah mencegah serangan penyakit
rebah bibit (Damping Off) yang utamanya disebabkan oleh cendawan
Phytophtora sp. dan Phytium sp. Beberapa kasus dapat menyebabkan benih
gagal berkecambah sampai 80 - 100%. Penyakit ini akan muncul dalam
kondisi media tanam yang telah mengandung penyakit (media lama) dan
kelembaban tinggi. Untuk mencegah penyakit rebah bibit ini dapat
menggunakan fungisida protektan untuk benih seperti Previcur N
(Propamocarb HCl), Topsin (Thiophanate), Vilan (Hexaconazole), Score
(Difeconazole), Benstar (Benomyl), Daconil (Chlorotalonil)
Penggunaan secara bersamaan dengan zat pengatur tumbuh dengan cara
dicampur (mix) contoh: Atonik 0,5 - 1 ml/L dicampur dengan fungisida
Previcur 0,5 - 1 ml/L, kemudian benih direndam selama 15-20 menit,
selanjutnya ditanam. Dapat pula dengan cara terpisah yaitu perendaman
benih dengan zat pengatur tumbuh terlebih dahulu selama 15 - 20 menit,
kemudian setelah benih berkecambah dapat disemprot dengan fungisida 1-2
kali semingu.