Rabu, 14 Desember 2011

PUPUK & PEMUPUKAN

Pupuk Yang Diberikan

a. Jenis-jenis Pupuk
Berdasarkan pembatannya, pupuk dibedakan atas dua macam, yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam misalnya kompos, guano, fosfat alam, dan sebaginya. Perbedaan yang mencolok antara kedua sumber pupuk tersebut adalah kadar dan kemurnian pupuk. Pupuk alam memiliki kadar relatif lebih rendah dengan kemurnian yang juga relatif rendah. Sedangkan pupuk buatan memiliki kadar dan kemurnian yang lebih tinggi. Menurut komposisi unsur, pupuk dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Komposisi unsur pada pupuk tunggal untuk memenuhi kebutuhan tanaman dapata diatur, sedangkan majemuk lebih sukar. Pupuk majemuk umumnya digunakan pada perkebunan-perkebuanan yang sudah diketahui kahat akan beberapa hara. Dengana menggunakan pupuk majemuk ini, pengeluaran biaya untuk tenaga kerja memupuk dapat dikurangi. Bagi tanaman setahun, penggunaan lebih banyak dari pada pupuk tunggal, karena aspek-aspek pembiayaan belum dikaji secara mendalam, tidak seperti halnya pada perkebunan yang berorientasi pada keuntungan.
b. Sifat-Sifat Pupuk
Pupuk dapat dipakai secara baik apabila memiliki jaminan kualitas yang baik. Jaminan ini tercermin dari sifat-sifat kimia pupuk, diantaranya :
• Kadar Unsur Hara
Bagi pupuk buatan, kadar hara utama umumnya tergolong tinggi. Bagi hara N, P dan K dinyatakan seabagai persen N, P2O5 dan K2O, seperti : Urea : 45 % N (45 kg n/ 100 kg urea), SP36: 36 % P2O5 (36 KG P2O5/100KG TSP), KCL : 60 % K2O (60 kg K2O/100 kg KCl).
• Higroskopis
Pupuk sering rusak dalam penyimpanan karena mengisap air sehingga mudah cair. Sering pula karena kekeringan, pupuk menjadi mengeras. Oleh sebab itu usaha menjaga kelembaban sesuai dengan sifat pupuk sangat penting. Untuk menghindari kelebihan penyerapan air atapun kekeringan, sering kali pupuk diberi lapisan senyawa yang menghamba penyerapan air, ataupun menguapnya iar. Urea merupakan salah satu pupuk yang mduah menyerap air.
• Kelarutan
Pupuk N dan K umumnya mudah larut dalam air, sedangkan pupuk P sebaliknya. Untuk P umumnya dibedakan atas pupuk larut dalam air (superfostat, amofos), larut dalam asam sitrat atau ammonium sitral netral (FMP) dan larut dalam asam keras (HCl 25 %).
• Kemasaman
Seringkali setelah dimasukkan ke dalam tanah pupuk bereaksi masam atau alkalis. Sifat-sifa demikian dapat dinyatakan sebagai Ekuivalen Kemasan yang berarti jumlah CaCO3 yang diperlukan untuk menetralkan sehingga reaksi-reaksi kembali ke arah semula. Pada pupuk yang beraksi basa dinyatakan sebagai ekuivalen kebasaan yaitu jumlah dari asam yang diberikan agar terjadi reaksi penetralan akibat penambahan pupuk.
Misalnya :
- ZA dengan kemasaman 110, berarti untuk menetralkan akibat 100 kg ZA dibutuhkan 110 kg CaCO3.
- Indeks Garam (IG)
Indeks ii menunjukkan kepekatan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan tekanan osmotik.
Tabel 1. Contoh-Contoh Indeks Garam (IG) Pupuk
No    Pupuk                 Kadar hara (%)          IG-Pupuk

1    Nitrogen
NH3 anhidrous            82,2                            47.02
NH4 NO3                  35.0                           104.65
NaNO3                      16.5                           100.00
NH4NO3                   35.0                           104.65
Co (NH4)2                 46.6                             75.40
(NH4)SO4      N        21.2                              68.96

2    Fosfor
TSP                            48.0                              10.08
DAP    P2O5              53.8                              34.21

3    Kalium
KCl                             60.0                           116.16
KNO3                         46.6                             73.63
K2SO3    K2O            54.0                             46.06

Semakin tinggi IG, pupuk akan cenderung merusak biji tanaman. Oleh sebab itu untuk menghindari hal ini perlu pengolahan yang sfesifik , lebih-lebih pada musim kering dimana proses-proses pengenceran sangat kecil sekali.
C. Waktu dan Cara Pemupukan
Pemupukan yang tepat didasarkan pada pertumbuhan tanaman dan sifat-sifat pupuk. Bagi pupuk yang mudah larut bersifat mobil, maka cara pemberiannya diberikan secara bertahap (spilit application)  seperti yang terjadi pada Urea dan KCl, lebih-lebih apabila tekstur tanah kasar. Sedangkan pupuk yang melarutnya lambat, dapat diberikan sekaligus  pupuk SP36, DSP, dan ESP.
Cara-cara pemberian harus diselenggarakan pada efektivitas dan efisiensi pemupukan. Dengan demikian penggunaan pupuk secara besar disarankan, kecuali pada pertanaman dengan jarak kurang dari 30 cm.

Cara-cara  pemupukan terdiri dari :
Side band (samping tanaman), yaitu ditugal di satu atau dua sisi tanaman
In the row (dalam larikan), yaitu diberikan pada jarak  5.5 cm dengan kedalaman  5 cm
TopTop dressed atau side dressed, yang diberikan setalah tanaman tumbuh
Pop up, diberikan bersamaan dengan biji yang tanam, khusus untuk pupuk IG rendah
Foliar application, diberikan lewat daun, khususnya untuk pupuk cair atau pupuk yang tergolong kedalam mikro elemen.                                                                                                                                Fertigation, diberikan melalui air irigasi, khsususnya untuk pupuk nitrogen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar