Rabu, 14 Desember 2011

MENGAPA JAMUR TAK TERKENDALI?


Obatnya palsu! Kualitasnya turun! Begitu yang sering saya dengar komentar beberapa kawan petani yang mulai putus asa tatkala tanaman cabainya tak kunjung sembuh dari cercospora. Ah, apa iya palsu? Setelah cek di lahan, ternyata ada beberapa hal yang mesti saya luruskan.

Pertama :
Bahwa mahluk patogen bernama fungi ini suka tumbuh di media yang bersifat cenderung asam. Di daerah gunung berapi, air hujan mengandung asam sulfat (atau sulfid?), di  daerah pinggir pantai asam klorida (HCl), sedangkan di pegunungan yang banyak petir asam nitrat (atau nitrit?), dan di perkotaan padat kendaraan asam carbonic. Kalau hujan turun pada malam hari, esoknya senyawa asam berkolaborasi dengan carbon dll membentuk senyawa asam organik, melapisi permukaan daun tanaman dan, jadi lahan subur bagi pertumbuhan spora jamur yang tadinya tak kasat mata. Tak percaya? Tengoklah tape singkong atau tape ketan yang rasanya asam.Ragi itu jenis jamur juga kan?
Saya sarankan apabila malam hari turun hujan, tolong sempatkan waktu pagi harinya disemprot dengan bahan yang mengandung alkali sedang atau lemah. Calsium carbonat boleh (kalau tanaman sudah dewasa), tembaga hidroksida dosis ringan pun boleh. Ini demi menetralkan permukaan tanaman agar fungi tak terlalu nyaman tumbuh di situ. Bagaimana dengan fungisida. Silahkan tapi jangan dioplos dengan bahan alkali yg saya sebut tadi. Lakukan saja di lain waktu.

Kedua :
Kebiasaan petani yang kurang selektif terhadap bahan yang disemprotkan ke tanaman. Misal pupuk daun yang bersifat asam (hanya yang bersifat asam, jadi tidak semua produk pupuk daun). Ibarat 2 mata pedang pupuk asam memang dirasa menguntungkan tanaman, tapi di sisi lain juga menguntungkan musuh tanaman (fungi). Mekanismenya seperti yang saya urai di poin pertama tadi. (Nah bukankan air hujan juga mengandung unsur2 mirip pupuk daun?).
Saran saya minimal tanyakan pada produsen berapa nilai pH produknya. Kalau dibawah 7 berarti asam, diatas 7 alkali, 7 pas berarti netral). Maksimalnya ya beli pengukur pH sendiri, mengingat pemberian nutrisi pada daun juga penting untuk akselerasi pemenuhan nutrisi terutama pasca serangan hama/penyakit. Sekedar informasi (dan tanpa tendensi apapun karena saya bukan penjual) pupuk daun yang pH-nya netral kebanyakan jenis organik, atau yang kimia namun unsur N yang dikandungnya berupa amonium (NH4), kandungan K2O lebih tinggi dari P2O5 atau SO4 (meski tak mutlak).

Ketiga :
Fokus para tukang semprot tanaman saya amati biasanya hanya pada tanaman. Padahal yang namanya spora ada dimana-mana termasuk di atas mulsa juga pada daun-daun yang sudah gugur di tanah. Spora yang sudah mengering itu seperti benih dorman. Ia akan terbawa angin, terbawa kaki serangga, tangan manusia, percikan tetes hujan yang memantul mengenai daun, dlsb. Alhasil mereka akan kembali lagi ke tanaman, begitu kondisi memungkinkan, media kondusif, kelembaban mendukung dan lain-lain dia akan kembali menginfeksi dengan haustoriumnya ke dalam sel-sel tanaman.
Saran saya sebaiknya penyemprotan fungisida disasarkan juga pada mulsa, permukaan tanah, syukur-syukur pada tanaman yang ada di sekitar tanaman kita. (Cukup yang berdekatan saja, tak perlu semuanya). Kalau ingin hemat pakailah bahan perata/pembasah atau surfaktan.

Keempat :
Persiapkan daya tahan tanaman menjelang masa generatif, tepatnya saat tanaman ‘akan’ membentuk bunga. Kenapa ya? Saat tanaman masih muda, nutrien yang diserap digunakan untuk pembentukan protein, lemak, enzim dan senyawa2 organik lain terutama fitoaleksin (kira2 sama dengan imunoglobulin pada manusia) atau senyawa pertahanan alamiah untuk melawan penyakit. Saat muda tanaman bisa mempertahankan diri terhadap penyakit dan kondisi ekstrim lingkungan. Nah begitu memasuki masa primordia bunga, semua dikerahkan untuk membentuk karbohidrat yang menguras energi tanaman. Kira-kira sama kondisinya dengan seorang wanita yang sedang hamil. Tanaman tak lagi sempat membentuk senyawa pertahanan alamiah secara optimal. Akhirnya musuh yang sejak lama sudah bercokol dengan mudahnya menerobos. Persis seperti benteng pertahanan yang ditinggal kenduri oleh para serdadunya. Tak hanya itu, kondisi iklim yang tidak kondusif akhir-akhir ini pun turut memperlemah ketahanan tanaman.
Saran saya cukupi nutrisi terutama fosfat menjelang tanaman berbunga. Karena fosfat adalah bahan pembentuk adenosine tri-phosphate (ya semacam sumber energi bagi tanaman), agar tanaman tak kelelahan dan lemes di saat ‘hamil’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar