Selasa, 28 Agustus 2012

Budidaya Beetroot (Bit)


Budidaya Beetroot (Bit)
  • Bit banyak ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1.000 m dpl, terutama bit merah. Akan tetapi, bit putih ditanam pada ketinggian 500 m dpl.
  • Di dataran rendah bit tidak mampu membentuk umbi.
  • Bit banyak ditanam di pulau Jawa, terutama Cipanas, Lembang, Pangalengan, dan Batu.
  • Ada pun syarat penting agar bit tumbuh dengan baik adalah tanahnya subur, gembur, dan lembap.
  • Selain itu tanah liat yang berlumpur dengan pH tanah 6-7 lebih sesuai untuk bit.
  • Sebaiknya waktu tanam bit pada awal musim hujan atau akhir musim hujan.
 Cara Tanam
  • Bit Dikembangbiakan dengan cara ditanam bijinya.
  • Biji bit tersebut langsung ditanam tanpa disemaikan terlebih dulu.
  • Tanah yang akan ditanami dicangkul selama 30 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 3 ton/ha.
  • Setelah tanahnya diratakan, dibuat alur-alur dangkal dengan jarak antar alur 20 cm.
  • Semprot larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata dipermukaan lahan.
  • Biji-biji bit tersebut ditaburkan merata di sepanjang alur, kemudian ditutup tipis-tipis dengan tanah.
  • Untuk penanaman seluas 1 ha dibutuhkan 8 kg biji bit.
  • Biji bit akan tumbuh setelah ditanam 6 hari.
  • Setelah berumur 3-4 minggu, tanaman diperjarang sehingga jarak antar tanaman menjadi 15-20 cm.
  • Jika ditemukan bijinya tumbuh 2-3 tunas (poliembrioni), tunas-tunas yang lemah dipisahkan dan disisakan satu tanaman yang subur.
  • Penjarangan dapat bersamaan dengan penyiangan untuk penggemburan tanah.
  • Pemberian pupuk buatan untuk tanaman bit jarang dilakukan. Namun, agar hasil yang diperoleh lebih baik, dianjurkan tanaman bit diberi pupuk buatan. Pupuk buatan tersebut berupa campuran 20 kg/ha urea, 5 kg TSP, dan 5 kg KCl per ha.
  • Pupuk tersebut ditebar di kanan-kiri setiap tanaman sejauh 5 cm dari batangnya.
  • Pemberian pupuk ini bersamaan dengan penyiangan.
  • Semprot larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodik 5 – 7 hari sekali mulai dar 6 HST sampai 1 minggu menjelang panen.
Pemeliharaan Tanaman
  • Tanaman bit tidak memerlukan pemeliharaan khusus.
  • Pemeliharaan hanya dengan cara membersihkan rumput-rumput yang mengganggu.
  • Penyakit yang biasa tampak adalah embun bulu. Penyakit ini disebabkan oleh Peronospora schachtii yang dapat diatasi dengan semprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air.
Pemanenan
  • Tanaman bit dapat dipungut hasilnya setelah berumur 2,5-3 bulan dari waktu tanam dengan caravumbi-umbinya dicabut.
  • Tanaman bit yang terawat baik dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi per ha.
  • Semakin tua tanaman bit, semakin manis rasanya.Kadar vit.C-nya juga semakin tinggi. Namun bit yang terlalu tua akan makin mengeras.
  • Jika umbi-umbi tidak segera dimasak, daun-daunnya dibuang/dipotong setengahnya agar penguapan yang berlebihan dapat dihindari.
Kandungan bit:
  • Asam Folat 34%, Fungsi : Menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak ,
  • Kalium 14,8%, Fungsi : Memperlancar keseimbangan cairan di dalam tubuh,
  • Serat 13,6%,
  • vitamin C 10,2%, Fungsi : Menumbuhkan jaringan dan menormalkan saluran darah,
  • Magnesium 9,8%, Fungsi : Menjaga fungsi otot dan syaraf,
  • Triptofan 1,4%,
  • Zat Besi 7,4%, Fungsi : Metabolisme energi dan sistem kekebalan tubuh,
  • Tembaga 6,5%, Fungsi : Membentuk sel darah merah,
  • Fosfor 6,5%, Fungsi : Memperkuat tulang,
  • Caumarin yang berfungsi untuk mencegah tumor, dan
  • Betasianin sebagai pencegah kanker.
Manfaat bit:
  • Sebagai obat hati dan kantong empedu.
  • Menghancurkan sel tumor dan sel kanker.
  • Memperkuat fungsi darah dan mengatasi anemia.
  • Memproduksi sel-sel darah merah.
  • Menurunkan kadar kolesterol.
  • Membersihkan dan menetralkan racun di dalam tubuh.
  • Memperkuat sistem peredaran darah dan sistem kekebalan.
  • Melawan infeksi dan radang serta mengatasi masalah batu ginjal.
  • Memberi tenaga dan menyeimbangkan tubuh.
Cara membuat jus untuk pengobatan anemia:
  • Cuci buah bit
  • Kupas kulitnya
  • Potong dan masukkan dalam blender atau diparut
  • Kemudian peras ambil airnya (untuk 1 gelas)
  • Tuangkan ke dalam gelas dan siap diminum
SERBA SERBI BITROOT
  • Mengkonsumsi jus bit, bisa membantu berolahraga lebih lama tanpa rasa capek.
  • Selain itu, setengah liter jus bit sehari efektif untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan.
  • Just bit, menunjukkan hasil yang mencengangkan karena manfaatnya melebihi rutinitas olahraga teratur di bawah pengawasan pelatih profesional. Dan meskipun rasanya mungkin tidak bisa memuaskan selera Anda, dampaknya bisa dirasakan oleh semua orang, mulai dari atlet hingga pensiunan yang bahkan tidak punya cukup energi untuk berjalan ke supermarket.

Oksigen
     Dalam studi ini, para peneliti melibatkan delapan laki-laki muda sehat untuk melengkapi rangkaian tes bersepeda. Mereka diminta melakukan dua kali tes bersepeda, setelah minum jus bit sekali sehari selama 6 hari dan setelah minum blackcurrant cordial (minuman yang terbuat dari sejenis berry).

     Studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Physiology ini melaporkan, setelah minum jus bit, partisipan menggunakan lebih sedikit oksigen saat diminta bersepeda dengan kecepatan lambat. Hal ini menunjukkan, terang peneliti, kalau otot-otot mereka bisa melakukan kerja dalam jumlah yang sama dengan menggunakan energi yang lebih sedikit. Saat diminta bersepeda dengan jarak sesuai kemampuan, partisipan bisa mengayuh beberapa menit lebih lama dibandingkan saat sebelum minum jus bit.

Efek Nitrat
     Setelah minum jus bit, lanjut peneliti, partisipan mengalami penambahan stamina sebesar 16%. Artinya, mereka yang biasanya kehabisan energi setelah jogging selama 1 jam mendapat ekstra waktu 10 menit. Selain itu, mereka bisa mencapai jarak yang sama dalam waktu yang lebih cepat.

     “Kami sangat terkejut dengan efek jus bit dalam pengurangan pengeluaran oksigen, karena efek ini tidak bisa diperoleh dengan cara lain, termasuk program olahraga,” tutur salah seorang peneliti Andy Jones, seperti dikutip situs dailymail. Tentu saja Anda akan lebih fit setelah berolahraga, tetapi penggunaan oksigen Anda tetap sama.

     Manfaat ini, terang peneliti, disebabkan oleh kandungan nitrat yang tinggi dalam jus bit. Zat kimia ini, menurut peneliti, juga bisa ditemukan pada sayuran hijau seperti kol dan bayam, khususnya pada konsentrat jus.

     “Meskipun studi ini menggunakan jus bit yang dijual di pasaran, Anda akan mendapatkan manfaat yang sama dengan mengonsumsi jus yang dibuat di rumah,” terang Jones.

BUDIDAYA BAYAM


BUDIDAYA BAYAM

Deskripsi
  •  Daunnya lebar-lebar.
  • Varitas caudatus mempunyai daun agak panjang dengan ujung runcing dan berwarna hijau atau merah tua. Bunganya dalam rangkaian panjang dan terkumpul pada ujung-ujung batang.
  •  Varitas paniculatus daunnya lebih lebar, berwarna hijau dengan rangkaian bunga panjang dan lebih teratur dari pada varitas caudatus serta rangkaian bunganya tersebar tiap-tiap ketiak daun (cabang).
  •  Bayam tahun biasa ditanam dipinggir pekarangan rumah dan dipungut daun-daunnya (ujung cabang) saja, walaupun dapat pula diusahakan sebagai bayam cabutan.
  • Bayam sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Sebagian orang berpendapat bahwa bayam mempunyai rasa enak, lunak, dan dapat memberikan rasa dingin di perut. Sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa bayam adalah sayuran yang tidak komplet, daunnya cenderung akan terasa seperti bubur bila terlalu lama dimasak, dan berkandungan besi terlalu tinggi.
  • Terlepas dari kedua pendapat itu, sebenarnya bayam merupakan sayuran yang banyak mengandung vitamin dan garam-garam mineral yang dibutuhkan tubuh manusia
  •  Kandungan gizi (flap 100 g bahan) Jumlah Kalori 36 kal Protein 3,5 g Lemak 0,5 g Hidrat arang 6,5 g Vitamin B1 908 mg Vitamin A 6.090 SI Vitamin C 80 mg Kalsium (Ca) 267 mg Fosfor (P) 67 mg Besi (Fe) 3,9 mg Air 86,9 g (Rusli Hukum dan Sri Kuntarsih, 1990)

 Syarat Tumbuh
  • Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja baik pada waktu musim hujan ataupun kemarau.
  • Tanaman ini kebutuhan airnya cukup banyak sehingga paling tepat ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober-November.
  • Bisa juga ditanam pada awal musim kemarau, sekitar bulan Maret-April.
  • Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur.
  • Apalagi untuk bayam cabut, tekstur tanah yang berat akan menyulitkan produksi dan panennya.
  • Tanah netral ber-pH antara 6-7 paling disukai bayam untuk pertumbuhan optimalnya.

 Pedoman Budidaya
  •  Benih Bayam diperbanyak melalui biji.
  • Hanya biji bayam tua yang baik dijadikan benih. Bila benih masih muda, daya tahan simpannya hanya sebentar dan daya tumbuhnya cepat turun.
  •  Benih yang berasal dari tanaman yang berumur sekitar tiga bulan daya simpannya dapat mencapai satu tahun.
  • Benih diperoleh dengan membiarkan beberapa batang tanaman hingga berbunga dan berbuah.
  •  Buah dijemur hingga kering lantas dirontokkan.
  •  Kebutuhan benih bayam per 10 m2 adalah 2-5 g atau sekitar 2-5 kg/ha lahan.
  • Penanaman bayam tidak melalui persemaian lagi
  •  Biji langsung disebar dan dipelihara hingga besar.

 Pengolahan Lahan & Penebaran Benih
  • Mula-mula tanah diolah hingga gembur.
  • Kedalaman pencangkulan untuk bayam cabut ialah 20 cm, dan bayam petik 30 cm.
  •  Lantas tanah dibuat bedengan berukuran lebar 1 m. Panjang bisa dibuat 5 m atau lebih.
  • Antar bedengan dibuat parit dengan lebar sekitar 30 cm.
  • Tambahkan pupuk kandang fermentasi pada bedengan.
  • Tepi bedengan dibuat lebih tinggi agar benih bayam yang halus tidak terbawa oleh air hujan.
  • Semprot bedengan dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), dibutuhkan larutan sebanyak 12 tangki/ha .
  • Sebelum ditebar biji bayam yang berukuran halus dicampur & diaduk rata dengan abu gosok atau pasir. Maksudnya agar bibit tak licin di tangan sehingga mudah ditebar secara merata.
  • Penyebaran boleh dengan cara barisan atau merata ke semua arah.
  • Setelah ditebar tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis.
  • Lakukan penyiraman dengan ekstra hati-hati agar bibit tak berceceran terkena percikan air siraman.
  • Lima hari setelah ditebar benih akan tumbuh sebagai tanaman muda.
  • Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), ,WT Zpt dosis 2 ml/lt air ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha )

 Pemeliharaan
  • Pemeliharaan Tanaman muda harus disiram secara teratur.
  • Saat hujan jarang turun penyiraman harus lebih diperhatikan.
  • Senantiasa gunakan gembor halus untuk menyiram karena air siraman yang terlalu deras atau kuat bisa merubuhkan tanaman bayam yang batangnya memang tak begitu kokoh.
  • Rumput-rumput yang tumbuh dicabut. Penyiangan dengan kored pada lahan bayam kebanyakan di luar areal pertanaman atau pada parit/tepi bedengan.
  • Sedangkan rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman lebih baik dicabut dengan tangan karena tak akan terlalu merusak tanaman bayam.
  • Penjarangan dilakukan setelah tanaman tumbuh agak besar. Tanaman yang tumbuh terjepit, kalah bersaing, batang bengkok, dan sebagainya dicabut.
  • Kadang-kadang beberapa petani tidak melakukan penjarangan pendahuluan.
  • Penjarangan dilakukan sekaligus dengan panen pertama. Cara ini kurang baik bila menginginkan kualitas bayam yang bagus.
  • Pemupukan Dosis pupuk kandang yang diberikan per hektar ialah 1 ton.
  • Selain itu tambahkan juga dengan penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), dibutuhkan larutan sebanyak 12tangki/ha,WT Zpt dosis 2 ml/lt air ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha ) yang dilakukan secara periodik 3 – 5 hari sekali. Penyemprotan diberikan 5 - 7 hari setelah benih disebar.

 Hama dan Penyakit
  • Hama yang sering menyerang bayam antara lain ulat daun. Ulat ini meninggalkan bekas gigitan pada daun berupa lubang-lubang atau pinggiran yang tak rata sebagai gejala serangan.
  • Selain itu kutu daun (Myzus persicae) sering mengisap cairan daun bayam. Ciri serangannya daun melengkung dan berpilin. Serangan berat menyebabkan daun rontok, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. Pengendaliannya dapat menggunakan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ) & WT Ajuvant  ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha ) yg dilakukan bersamaan dengan pd saat pemupukan larutan.
  • Saat bayam masih muda sering diserang oleh penyakit rebah kecambah. Gejalanya ditunjukkan oleh pertumbuhan kecambah yang tidak normal, berbatang lemah, dan rebah. Penyebabnya adalah cendawan Rhizoctonia solani. Pengendalian penyakit oleh cendawan pada bayam dengan menggunakan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ) & WT Ajuvant  ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha )
Panen dan Pasca Panen
  • Bayam petik dipanen berkali-kali.
  • Setelah 1-1,5 bulan setelah tanam pemetikan awal boleh dimulai
  •  Selanjutnya tanaman dibiarkan tumbuh kembali. Seminggu kemudian bisa dipetik lagi.


BUDIDAYA BAWANG DAUN


BUDIDAYA BAWANG DAUN
Biologis
  • Nama Latin: Allium fistulosum L.
  • Nama Inggris: Welsh onion
  • Famili : LILIACEAE
  • Cultivar Rp (Lokal Cipanas), Fragrant, Miranda, Freda, Lorie, Linda.
 Pembibitan dengan Persemaian
  • Benih disemaikan dalam bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang lahan.
  • Tanah diolah sedalam 30 cm campur pupuk kandang fermentasi yang telah diayak sebanyak 2 kg/m.
  • Semprotkan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
  • Bedengan diberi atap plastik bening setinggi 100-150 cm di sisi Timur dan 60-80 cm di sisi Barat.
  • Benih ditaburkan di dalam larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
  • Tutup dengan daun pisang/karung goni basah.
  • Setelah berkecambah penutup dibuka.
  • Penyiraman setiap hari.
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air (umur 1 bulan).
  • Bibit berumur 2 bulan dengan ketinggian 10-15 cm siap dipindah tanamkan.
 Pembibitan dari Anakan
  • Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan sehat.
  • Rumpun dibongkar bersama akarnya, bersihkan tanah yang menempel dan akar/daun tua.
  • Pisahkan rumpun sehingga didapatkan beberapa rumpun baru yang terdiri atas 1-3 anakan.
  • Buang sebagian daun, rendam bibit dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air selama 1 jam.
  • Bibit disimpan di tempat lembab dan teduh selama 5-7 hari.
 Pengolahan Lahan
  • Pengolahan lahan dilakukan 15-30 hari sebelum tanam.
  • Olah tanah dengan traktor kemudian digemburkan dgn dicangkul.
  • Bersihkan areal dari gulma dan batu/kerikil.
  • Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga gembur.
  • Buat parit untuk pemasukan dan pengeluaran air.
  • Buat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 30 cm dengan lebar antar bedengan 25-30 cm.
  • Campur merata dengan tanah 1,5 – 3 ton/ha pupuk kandang fermentasi dan ratakan permukaan bedengan.
  • Tambahkan pupuk dasar Urea 40 kg/ha, Sp 36 50 kg/ha & Kcl 20 kg/ha merata pada uritan lubang tanam.
  • Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata dipermukaan lahan, diamkan selama 7 hari.
 Penanaman
  • Biasanya ditanam dengan pola tanam tumpang sari. 
  • Bibit ditanam di antara tanaman utama yang berumur lebih panjang dari bawang daun.
  • Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, bawang daun harus sudah dipanen.
  • Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam adalah dengan tanaman cabe, wortel dan sayuran daun lain.
  • Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).
  • Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.
  • Sebelum penanaman, bibit dari persemaian dicabut dengan hati-hati, sebagian akar dan daun dipotong.
  • Sebagian akar dari bibit dari rumpun induk juga dibuang.
  • Rendam dalam larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air selama 10-15 menit.
  • Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah di sekitar pangkal bibit pelan-pelan.
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air setelah proses penanaman selesai.
Pemeliharaan
  • Penyulaman paling lama 15 hari setelah tanam dibarengi dengan perlakuan pemupukan susulan Urea 20 kg/ha, Sp 36 25 kg/ ha.
  • Pada 5 – 45 HST semprot secara periodik 5 – 7 hari sekali dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air.
  • Gulma disiangi dua kali, yaitu umur 3-4 minggu dan 6 minggu dengan cangkul/kored.
  • Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen( 45 HST ) dibarengi dengan pemupukan susulan tahap II dengan Urea 5 kg/ha, Sp 36 15 kg/ha,Kcl 25 kg/ha, serta semprot secara periodik 5 – 7 hari sekali dengan larutan POC WarungTani II dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air sampai 1 minggu menjelang panen.
  • Potong tangkai bunga dan daun tua untuk merangsang pertumbuhan anakan.
  • Siram 2 kali sehari. Tidak boleh becek/terlalu basah.
 Hama dan Penyakit
  • Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.) Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, pemasangan perangkap ngengat, penyemprotan larutan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air
  • Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, umpan beracun yang dipasang di malam hari berupa campuran 250 gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak dan 0,5 gram gula merah dan dilarutkan dalam 10 liter air; penyemprotan larutan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air
  • Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.) Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP, penyemprotan larutan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air
  • Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.) Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air
  • Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air
  • Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman , penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air.
  • Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.) Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanaman yang sakit dan penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air.
Panen
  • Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam. 
  • Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning.
  • Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.
  • Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.
Pascapanen
  • Bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh, dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan.
  • Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan daunnya.
  • Berat tiap ikatan 25-50 kg.
  • Daun bawang disortir berdasarkan diameter batang: kecil (1,0-1,4 cm) dan besar (1,5-2 cm)
  • Lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir/disemprot dan dikeringanginkan.
  • Ujung daun dipotong sekitar 10 cm.
  • Simpan pada temperatur 0,8-1,4o C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot
  • Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi 34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya dilapisi busa. Atau di dalam keranjang plastik kapasitas 20 kg.