BUDIDAYA
BAWANG DAUN
Biologis
- Nama Latin: Allium fistulosum L.
- Nama Inggris: Welsh onion
- Famili : LILIACEAE
- Cultivar Rp (Lokal Cipanas), Fragrant,
Miranda, Freda, Lorie, Linda.
Pembibitan
dengan Persemaian
- Benih disemaikan dalam bedengan dengan lebar
100-120 cm dan panjang lahan.
- Tanah diolah sedalam 30 cm campur pupuk kandang fermentasi
yang telah diayak sebanyak 2 kg/m.
- Semprotkan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
- Bedengan diberi atap plastik bening setinggi
100-150 cm di sisi Timur dan 60-80 cm di sisi Barat.
- Benih ditaburkan di dalam larikan melintang sedalam
1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
- Tutup dengan daun pisang/karung goni basah.
- Setelah berkecambah penutup dibuka.
- Penyiraman setiap hari.
- Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air (umur 1 bulan).
- Bibit berumur 2 bulan dengan ketinggian 10-15 cm
siap dipindah tanamkan.
Pembibitan dari Anakan
- Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5
bulan dan sehat.
- Rumpun dibongkar bersama akarnya, bersihkan tanah
yang menempel dan akar/daun tua.
- Pisahkan rumpun sehingga didapatkan beberapa
rumpun baru yang terdiri atas 1-3 anakan.
- Buang sebagian daun, rendam bibit dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air,
WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air selama 1 jam.
- Bibit disimpan di tempat lembab dan teduh selama
5-7 hari.
Pengolahan
Lahan
- Pengolahan lahan dilakukan 15-30 hari sebelum
tanam.
- Olah tanah dengan traktor kemudian digemburkan
dgn dicangkul.
- Bersihkan areal dari gulma dan batu/kerikil.
- Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga gembur.
- Buat parit untuk pemasukan dan pengeluaran air.
- Buat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 30 cm
dengan lebar antar bedengan 25-30 cm.
- Campur merata dengan tanah 1,5 – 3 ton/ha pupuk
kandang fermentasi dan ratakan permukaan bedengan.
- Tambahkan pupuk dasar Urea 40 kg/ha, Sp 36 50
kg/ha & Kcl 20 kg/ha merata pada uritan lubang tanam.
- Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5
dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada
kedalaman 30 cm.
- Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata dipermukaan lahan,
diamkan selama 7 hari.
Penanaman
- Biasanya ditanam dengan pola tanam tumpang
sari.
- Bibit ditanam di antara tanaman utama yang
berumur lebih panjang dari bawang daun.
- Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup,
bawang daun harus sudah dipanen.
- Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam
adalah dengan tanaman cabe, wortel dan sayuran daun lain.
- Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober)
atau awal kemarau (Maret).
- Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam
10 cm.
- Sebelum penanaman, bibit dari persemaian dicabut
dengan hati-hati, sebagian akar dan daun dipotong.
- Sebagian akar dari bibit dari rumpun induk juga
dibuang.
- Rendam dalam larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air selama 10-15 menit.
- Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah di
sekitar pangkal bibit pelan-pelan.
- Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air setelah proses penanaman
selesai.
Pemeliharaan
- Penyulaman paling lama 15 hari setelah tanam
dibarengi dengan perlakuan pemupukan susulan Urea 20 kg/ha, Sp 36 25 kg/
ha.
- Pada 5 – 45 HST semprot secara periodik 5 – 7
hari sekali dengan larutan
POC WarungTani I dosis
10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air.
- Gulma disiangi dua kali, yaitu umur 3-4 minggu
dan 6 minggu dengan cangkul/kored.
- Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu
sebelum panen( 45 HST ) dibarengi dengan pemupukan susulan tahap II dengan
Urea 5 kg/ha, Sp 36 15 kg/ha,Kcl 25 kg/ha, serta semprot secara periodik 5
– 7 hari sekali dengan larutan
POC WarungTani II dosis
10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air sampai 1 minggu menjelang
panen.
- Potong tangkai bunga dan daun tua untuk
merangsang pertumbuhan anakan.
- Siram 2 kali sehari. Tidak boleh becek/terlalu
basah.
Hama dan
Penyakit
- Ulat
bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.) Pengendalian: cara pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, pemasangan perangkap ngengat,
penyemprotan larutan WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air
- Ulat
tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian: mengumpulkan ulat di malam hari,
menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan
Liliaceae, umpan beracun yang dipasang di malam hari berupa campuran 250
gram Dipterex 95 Sl 125, 10 kg dedak dan 0,5 gram gula merah dan
dilarutkan dalam 10 liter air; penyemprotan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air
- Thrips/kutu
loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.) Pengendalian: pergiliran tanaman bukan
Liliaceae; menanam secara serempak; memasang perangkap serangga berupa
kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP, penyemprotan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air
- Bercak
ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.) Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah,
pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit
sehat. penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air
- Busuk
daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp) Pengendalian: menggunakan
benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan penyemprotan
larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
& WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air
- Busuk
leher batang (Bortrytis allii Munn.) Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna
kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk. Pengendalian: pergiliran
tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan
kebun dan tanaman , penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
& WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
- Antraknose
(Collectotrichum gleosporiodes Penz.) Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil
dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat,
perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae,
mencabut tanaman yang sakit dan penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
& WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
Panen
- Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam.
- Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa
daun menguning.
- Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di
sore hari/pagi hari.
- Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.
Pascapanen
- Bawang daun kumpulkan di tempat yang teduh,
dicuci bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu ditiriskan.
- Diikat dengan tali rafia di bagian batang dan
daunnya.
- Berat tiap ikatan 25-50 kg.
- Daun bawang disortir berdasarkan
diameter batang: kecil (1,0-1,4 cm) dan besar (1,5-2 cm)
- Lalu dicuci dengan air bersih yang
mengalir/disemprot dan dikeringanginkan.
- Ujung daun dipotong sekitar 10 cm.
- Simpan pada temperatur 0,8-1,4o C sehari semalam
untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot
- Pengemasan di dalam peti kayu 20 x 28 cm tinggi
34 cm yang diberi ventilasi dan alasnya dilapisi busa. Atau di dalam
keranjang plastik kapasitas 20 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar