Senin, 27 Agustus 2012

BUDIDAYA BAWANG BOMBAY



PENDAHULUAN
  • Bawang bombay diperkirakan berasal dari daerah Asia Tengah (Palestina) yang beriklim subtropis dan mulai menyebar ke daratan Eropa dan India.
  • Sekitar abad ke-16 menyebar ke Benua Amerika, kira-kira bersamaan dengan awal perburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke Timur Jauh, yang akhirnya berbuntut dengan pendudukan dan penjajahan negara-negara di Asia termasuk Indonesia oleh bangsa Eropa.
  • Di Indonesia, bawang bombay banyak ditemukan di daerah Tanah Karo (Sumatera Utara), percobaan penanaman di dataran tinggi Karo dengan ketinggian sekitar 2000 m dpl, memperoleh hasil sangat memuaskan. Umbi cukup besar dan pertumbuhannya baik. Bibit yang digunakan untuk penanaman didatangkan dari Belanda.
  • Bawang bombay yang disebut juga bawang timur berada dalam satu garis keturunan dengan bawang merah dengan nama ilmiah Allium cepa L. Perbedaan antara bawang merah dan bawang bombay tidak terlalu menyolok, kecuali bentuknya dan bau/aromanya.
  • Varietas bawang bombay yang dikenal antara lain:
§  Yellow Granex, ciri-ciri: umbi bulat pipih kekuning-kuningan, beraroma sedang.
§  Texas Yellow, Grano, ciri-ciri: bulat gasing kekuning-kuningan, aroma sedang.
§  Grano, ciri-ciri: kekuning-kuningan agak kecoklatan, aroma sedang.
§  Red Creole, ciri-ciri: bulat pipih merah, aroma/bau tajam.
§  Zittauer, ciri-ciri: bulat pipih kecoklatan, slit berbunga, banyak anakan.
§  Rijosbuiger "Oporto", ciri-ciri: bulat merah kekuning-kuningan, produksi sangat tinggi.
§  Ebenezer Yellow, ciri-ciri: bulat pipihkuning tua, banyak anakan.
  • Varietas jenis hari pendek yang sudah pernah dicoba di Indonesia dan hasilnya cukup baik antara lain: Red Creole, Burmuda Yellow, Burmuda White, Farly Grano dan Patna Early.
  • Jenis hari panjang yang lain yang cukup terkenal di antaranya Globe Danvers, Yellow Globe, Silver King dan sebagainya.
  • Masih banyak lagi varietas-varietas bawang bombay yang ada diantaranya adalah Exel dan White Creole yang termasuk kelompok hari pendek, kemudian Crystal Grano, San Yoaquin dan California Early Red, yang termasuk kelompok hari sedang.
  • Di Indonesia tanaman bawang bombay ini kurang/tidak populer, maka penggunaannya belum banyak terungkapkan.
  • Penggunaan utama bawang ini adalah untuk bumbu penyedap masakan dan umumnya terbatas pada jenis-jenis masakan tertentu, yaitu masakan Eropa dan Cina. Namun demikian, akhir-akhir ini penggunaan bawang bombay di Indonesia makin menyebar dan makin memasyarakat.

SYARAT PERTUMBUHAN
  • Tanaman bawang bombay menyukai curah hujan yang merata sepanjang tahun.
  • Bawang bombay termasuk tanaman yang memerlukan penyinaran matahari cukup panjang, kira-kira lebih dari 4 jam/hari.
  • Apabila terlalu pendek atau berada di tempat yang teduh/terlindung sehingga tidak cukup mendapat penyinaran matahari maka hasil produksinya rendah, rasanya agak tawar dan tidak tahan disimpan lama.
  • Bawang bombay sangat cocok di tempat yang udaranya sejuk. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini antara 18-20 derajat C. Pada suhu udara yang lebih rendah antara 1-1,5 derajat C, bawang bombay masih mampu membentuk bunga.
  • Kondisi udara dengan kelembaban relatif berkisar 80-90% (cukup lembab) sangat baik untuk pertumbuhannya.
  • Tanah untuk tanaman bawang bombay adalah tanah yang subur, banyak humus dan gembur. Tanah hendaknya bersifat mudah meneruskan air sehingga tidak mudah becek dan memadat.
  • Jenis tanah yang paling baik adalah tanah lempung berpasir atau lempung berdebu, yaitu tanah yang memiliki perbandingan seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu.
  • Tanah yang banyak mengandung pasir atau tanah alluvial dapat digunakan untuk bawang bombay. Tetapi karena tanah seperti ini sangat cepat meneruskan air, sehingga perlu diberi pupuk kandang atau bahan organik lainnya untuk meningkatkan daya simpan air dan meningkatkan kesuburannya.
  • Keasaman tanah yang paling baik adalah sedikit agak asam sampai netral, yaitu pH antara 6-6,8.
  • Pada pH tanah kurang dari 5, garam Aluminium yang terlarut dalam tanah dapat bersifat racun yang dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
  • Sedangkan pada pH yang terlalu tinggi, garam Mangan tidak dapat diserap tanaman bawang sehingga umbi menjadi kecil dan produksinya rendah.
  • Apabila tanahnya terlalu masam, perlu dilakukan pengapuran terlebih dulu untuk mengurangi keasamannya.
  • Ketinggian optimum yang cocok untuk budidaya bawang bombay adalah berada pada ± 1500 keatas

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  • Bibit bawang bombay sangat sulit untuk didapat. Hal ini disebabkan karena pembudidayaannya masih belum populer seperti bawang merah dan putih.
  • Pengadaan bibit dari jenis bibit impor merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih. Tentu saja perlu dicari jenis-jenis yang sesuai dengan kondisi alam dan iklim Indonesia.
  • Alternatif lain dapat pula mengadakan bibit sendiri, baik berupa biji maupun umbinya yang disebut sets.
Bibit dari Biji
  • Penanaman bawang bombay dapat dilakukan dengan menggunakan biji yang dipersemaikan lebih dulu.
  • Dengan biji ini, biasanya dapat dihasilkan umbi tunggal dan merupakan cara murah karena harga bibitnya relatif murah. Akan tetapi, di iklim tropis seperti Indonesia ini bawang bombay sangat sulit berbunga dan membentuk biji.
  • Untuk dapat berbunga dan membentuk biji, diperlukan suhu udara rata-rata ± 0,1-0 derajat C. Di dataran tinggi seperti Cipanas Jawa Barat dengan ketinggian 1.100 m dpl, pada musim tertentu yang di malam hari beberapa jenis bawang bombay dapat berbunga.
  • Untuk mengatasi kesulitan tersebut, ditempuh cara berikut ini.
§  Umbi bawang bombay yang akan ditanam untuk menghasilkan biji disimpan dulu pada suhu rendah yaitu 5-10 derajat C selama kira-kira 3-4 minggu.
§  Umbi tersebut ditanam di daerah yang sejuk, kemudian agar penyerbukan berjalan dengan baik maka perlu dibantu.
§  Pembantu penyerbukan yang baik adalah serangga, misalnya lebah madu. Oleh karena itu, pemeliharaan lebah madu di daerah pembibitan bawang sangat menguntungkan.
  • Cara lain untuk mendapatkan biji bawang bombay adalah dengan mendatangkan dari luar negeri.
  • Apabila membeli bibit impor di pasaran, biji yang dipilih merupakan varietas yang bersifat hari pendek alias genjah.
  • Biji tersebut belum kadaluwarsa karena jika kadaluwarsa daya tumbuhnya sangat rendah dan bahkan dapat gagal sama sekali.
Bibit dari Umbi
  • Siapkan lahan untuk membuat persemaian. Tanahnya yang benar-benar subur dan gembur.
  • Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ).
  • Buat alur-alur tebar 7,5-10 cm. Jarak antar alur sekitar 30-35 cm.
  • Sebarkan pada alur tersebut dengan tebaran yang sedikit agak padat.
  • Untuk tanah yang subur dibutuhkan biji +100 kg/ha tetapi kalau kesuburan tanahnya sedang cukup dengan 75 kg/ha.
  • Bila tanahnya kurang subur, sebaiknya jangan menyebarkan terlalu banyak biji, cukup dengan 50 kg/ha saja.
  • Semaian ini dibiarkan tumbuh sesuai dengan ketentuan persemaian biasa namun tidak dilakukan penjarangan semai. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi berlangsungnya seleksi secara alami. Biji yang bagus dan kuat akan tumbuh dengan baik dan biji yang lemah pertumbuhannya tidak baik akan mati.
  • Setelah bawang bombay membentuk umbi muda, semai dipanen untuk dipakai sebagai bibit.
  • Ukuran umbi muda (umbi sets) ini dapat dikelompokkan dalam tiga ukuran.
§  Kelompok umbi sets besar yang diameter umbinya sekitar 2-2,5 cm atau beratnya 6,3 gram.
§  Kelompok kedua adalah umbi sets sedang yang diameternya 1,5-2 cm dengan berat rata-rata 1,4 gram.
§  Yang terakhir, umbi sets berukuran kecil dengan diameter 0,5-1,5 cm dengan beratnya 0,5 gram.
  • Sebaiknya, umbi sets yang berukuran di atas 2,5 cm tidak digunakan untuk bibit.
  • Umbi set yang kecil, di bawah ukuran 1,75 cm, sebaiknya juga tidak dipakai untuk bibit karena dapat menghasilkan tanaman yang produksinya rendah.
  • Ukuran 1,75-2,5 cm adalah pilihan untuk bibit yang baik.
  • Pilihan lain untuk pengadaan bibit bawang bombay adalah dengan Umbi Tua. Dengan menggunakan umbi ini dapat dihasilkan tanaman yang berumpun.
  • Dapat juga menggunakan umbi samping untuk bibit. Untuk bibit, dipilih umbi dengan ukurannya sedang dan seragam dengan beratnya antara 10-25 gram. Umbi ini dapat diperoleh dengan membeli di pasaran atau dengan memproduksi sendiri.
  • Umbi untuk bibit harus dipilih yang bermutu bagus, tidak terserang penyakit atau ada tanda-tanda terserang penyakit maupun hama.
  • Jangan menggunakan umbi yang cacat, luka, rusak ataupun yang pecah.
  • Pilih umbi yang sudah tua, tidak mengkerut, padat, menthes dan mengkilap.
  • Umbi-umbi untuk bibit tersebut harus berasal dari tanaman yang dipanen sudah tua dan telah disimpan cukup lama, yaitu umbi kawak.

Pembuatan Media Semai
  • Lahan persemaian digemburkan dengan dicangkul dalam sekitar 30 cm, lalu diberi pupuk kandang atau kompos fermentasi, sehingga tanah mengandung banyak bahan organis.
  • Buat bedengan  yang lebarnya sekitar 1 meter dan tingginya 10-15 cm.
  • Permukaan bedengan dihaluskan bongkahan-bongkahan tanahnya sampai halus benar dan diratakan.
  • Kalau pinggiran bedengan mudah merosot atau longsor, dapat diperkuat dengan papan atau bilah-bilah bambu.
  • Bedengan persemaian dibentuk dengan arah utara-selatan untuk mendapatkan cukup banyak cahaya matahari.
  • Untuk melindungi semai dari air hujan, perlu dibuat peneduhnya,  dapat dibuat dari lembaran plastik untuk atapnya.
  • Atap ini dipasang di atas kerangka peneduh, dengan tingginya dibuat 1,25 m di sebelah Timur dan 1 m di sebelah Barat, sehimgga cahaya matahari di pagi hari yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan bawang dapat masuk lebih banyak ke persemaian.
  • Untuk tiap bedengan dibuat tiga alur dengan jarak antar alur sekitar 25 cm dan dalamnya alur kira-kira 5 cm.
  • Basahi dulu sampai lembab, kemudian semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), diamkan bedengan selama 5 – 7 hari.
  • Tabur bibit/benih dalam alur dengan taburan agak jarang, lalu ditutup tanah halus.
  • Untuk tiap hektar penanaman dibutuhkan kira-kira dibutuhkan 2-2,5 kg biji. dimana tiap hektarnya perlu sekitar 300 m2 bedengan persemaian.

Pemeliharaan Persemaian
  • Persemaian disiram 3 kali dalam sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari dengan embrat atau sprayer yang halus lubangnya.
  • Persemaian jangan sampai kekeringan, tetapi tidak sampai becek.
  • Agar persemaian tidak cepat kering, dapat ditutup jerami untuk mengurangi laju penguapan air dari permukaan bedengan persemaian.
  • Benih/bibit semai  mulai tumbuh pada 7 HST. Pada saat itu persemaian dapat disiangi untuk menghilangkan rumput-rumput dan gulma lainnya.
  • Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Zpt dosis 2 ml/lt air ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha 
  • Umur 4 minggu, dapat dilakukan penjarangan semai.
 Pemindahan Bibit
  • Setelah berumur 10 minggu, kira-kira berukuran sebesar pensil.
    semai dapat dicabut dan ditanam di lahan.
  • Sebelum dicabut, bedengan disiram dulu untuk memudahkan pencabutan semai.
  • Semai/bibit dicabut dengan hati-hati dan sebaiknya digunakan pencukil, untuk mencukil tanah berikut semainya.
 Pengolahan Media Tanam
  • Kondisi tanah yang hendak dicapai dalam pengolahan adalah tanah yang gembur, subur, tidak becek, tidak asam, bebas gulma dan sebagainya.
  • Pembukaan untuk budidaya bawang bombay sebaiknya sudah dilakukan sejak 2-4 minggu sebelum penanaman dan dikerjakan saat tidak ada hujan sehingga tanahnya cukup keras dan kering, agar tidak mempersulit pengerjaan dan tidak merusak struktur tanah.
  • Lahan untuk tanaman bawang bombay ini digemburkan dulu dengan penggemburan ringan dengan cangkul, bajak atau traktor.
  • Kemudian sekeliling lahan dibuat saluran irigasi keliling yang mengelilingi lahan, dalamnya sekitar 50 cm dan lebarnya 50 cm.
  • Lahan digemburkan lagi agak dalam sedikit, buat saluran melintang dan memotong lahan yang dalam dan lebarnya sekitar 40 cm.
  • Bentuk bedengan, dengan parit-parit kecil di antara bedengan tersebut.
  • Saluran drainase boleh ditiadakan, sebagai gantinya dibentuk parit-parit antar bedengan.
  • Lebar bedengan dibuat sekitar 80-100 cm dan panjangnya dapat disesuaikan dengan panjang-pendeknya lahan.
  • Kalau lahan agak sulit mendapatkan air, tinggi bedengan cukup 15-25 cm .
  • Kalau cukup banyak air atau sedikit berlebihan, tinggi bedengan  25-35 cm.Parit antar bedengan dibuat dengan lebar 35-40 cm.
  • Setelah bedengan siap, semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), diamkan lahan selama 2 hari.

Penanaman
  • Jarak tanam bawang bombay adalah 25-40 cm untuk antar baris tanaman dan 10-40 cm antar tanaman dalam baris.
  • Ada yang menggunakan jarak tanam 10 x 25 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm.
  • Bibit semai, biasanya dipakai jarak tanam 10 x 25 cm. Tetapi jika bibitnya berupa umbi sets atau umbi tua, jarak tanamnya kira-kira 30 x 30 cm atau 40 x 40 cm.
  • Jarak tanam terlalu rapat kurang baik, dan terlalu renggang pun tidak ekonomis.
  • Dengan bibit semai, tanah berpasir dibuat lubang dengan penugal yang dalamnya kira-kira 5 - 7,5 cm.
  • Jika tanahnya lempung atau yang lain, kedalaman lubang sekitar 5 cm sudah cukup.
  • Bibit semai tanam ke dalam lubang dengan akar tegak ke bawah dan tanah ditimbunkan ke pangkal batang sambil sedikit ditekan.
  • Jika digunakan bibit umbi atau sets, dibuat lubang dengan penugal untuk membantu menancapkan bibit ke bedengan.
  • Umbi bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam kira-kira potongan umbi rata dengan permukaan tanah bedengan.
  • Posisi umbi diusahakan tegak ke atas dengan bagian potongan berada di permukaan tanah bedengan. Jangan sampai meletakkan umbi bibit dalam posisi terbalik. Setelah itu, ditutup tanah tipis-tipis.
  • Setelah penanaman selesai, bedengan dibasahi secukupnya sampai lembab. Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Zpt dosis 2 ml/lt air ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha )
  • Penanaman bawang bombay usahakan dapat dikerjakan saat tidak ada hujan. Sebaiknya dipilih waktu pagi hari, saat matahari belum terlalu tinggi dan selagi cuaca cerah.
  • Kalau lagi hujan atau cuaca kurang bersahabat, sebaiknya penanaman ditangguhkan dulu sampai cuaca memungkinkan untuk penanaman.
 Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
  • Penyiangan rumput hendaknya dikerjakan dengan hati-hati agar tidak sampai merusak perakaran bawang bombay.
  • Sekaligus dapat dilakukan penggemburan tanah agar permukaan bedengan tidak memadat.
  • Bedengan yang longsor atau rusak dibenahi kembali. Juga saluran dan parit-paritnya
  • Umbi yang mulai tumbuh nampak terangkat oleh akarnya sampai muncul di permukaan, hendaknya segera dibenahi kedudukannya sehingga umbi tertutup tanah.
  • Penyiangan dilakukan 2 kali, yaitu saat berumur 3 minggu dan setelah berumur 6 minggu. Sering pula saat penyiangan atau penggemburan tanah dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan, sekaligus untuk membenamkan pupuk susulan ke dalam tanah.
  • Jangan menggemburkan tanah selagi bedengan masih basah karena dapat memadatkan tanah. Sebaiknya dikerjakan sebelum pengairan diberikan sehingga tanah bedengan masih kering.
 Pemupukan
  • Seminggu sebelum tanam,pd saat pembuatan bedengan diberikan pupuk kandang/kompos yang telah terfermentasi sebanyak 2 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan pada tanah bedengan sambil menggemburkan dan meratakan bedengan lagi. Dengan pemberian pupuk ini akan dapat membantu memperbaiki struktur tanah, memperbaiki daya tampung air, kesuburan dan kegemburan tanah.
  • Setelah itu lahan perlu dibasahi secukupnya dengan memakai emrat atau sprayer. Semprotkan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha )
  • Lalu kira-kira 2-3 hari sebelum penanaman diberi pupuk kandang lagi yang berfungsi sebagai pupuk dasar. Tanah bedengan diratakan lagi sekaligus sambil membenamkan pupuk ke dalam tanah.
  •  Selanjutnya bedengan dibasahi lagi secukupnya. 3 hari setelah penanaman lakukan penyemprotan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air ( 10 ml  x 10 lt x 12 tangki = 1200ml / 1,2 lt/ha ) & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Zpt dosis 2 ml/lt air ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha ) secara periodik  seminggu sekali.
Pengairan
  • Bawang bombay banyak memerlukan air, terutama saat pembentukan umbi.
  • Menjelang pertumbuhan tua, kebutuhan akan air makin menurun dan menjelang panen lebih baik apabila tidak diberi air.
  •  Dengan kondisi sistem perakarannya berupa akar serabut yang tidak terlalu panjang, pengairan yang diberikan harus dapat mencapai dan dapat diserap oleh perakarannya.
  • Sementara itu, penanaman bawang bombay umumnya dilakukan pada musim kemarau yang justru tidak banyak tersedia air. Karena itu, peranan pengairan dalam budidaya bawang bombay menjadi sangat penting.
  •  Pengairan dapat dilakukan pula dengan sistem leb, yaitu dengan menggenangi parit-parit dan saluran-saluran
  •  Sistem ini membutuhkan banyak air yang pada saat penanaman, air akan sulit diperoleh (musim kering)
  • Di samping itu, sistem leb dapat menyebabkan memadatnya tanah.
  • Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengairan sistem leb adalah usahakan agar pengairan dapat mencapai sistem perakaran dan dapat diserapnya. Setelah pengairan dirasa cukup air dalam parit dan saluran perlu segera dituras/dibuang sehingga tidak menyebabkan lahan menjadi becek.
  •  Cara lain yang lebih baik adalah dengan menyiramkan air melalui embrat/sprayer/sprinkler.
  • Penggunaan embrat lebih cocok untuk mengairi lahan yang tidak begitu luas.
  • Untuk lahan luas, penggunaan sprinkler lebih sesuai.
  • Meski begitu penggunaan alat ini membutuhkan perlengkapan khusus, yaitu pompa air dan sprinkler.
  • Pengairan pertama dilakukan segera setelah bibit ditanam. Bedengan dibasahi secukupnya.
  • Setelah itu, pengairan dapat dilakukan setiap dua hari sekali yang dikerjakan pagi dan sore hari.
  • Yang perlu diperhatikan adalah tanah-tanah bedengan jangan sampai kekeringan dan juga tidak menjadi becek.
  • Pengairan ini diberikan sampai pembentukan umbi mencapai ukuran maksimum atau sudah menjelang tua.

Hama dan Penyakit
Hama
  •  Hama yang menyerang bawang bombay adalah hama bodas, penggerek daun dan lain sebagainya.
  • Lakukan penyemprotan scr periodik 5 – 7 hari sekali dengan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ) & WT Ajuvant  ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha ).

 Penyakit
  • Penyakit yang menyerang bawang bombay adalah penyakit embun upas, penyakit busuk batang, bercak ungu dan sebagainya. 
  • Sebagai tindakan pengendalian bisa dengan melakukan penyemprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ) & WT Ajuvant  ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha ) tiap  5 - 7 hari sekali
  • Apabila terjadi hujan siang hari (musim kemarau), tanaman harus segera disemprot WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ) & WT Ajuvant  ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha ).
  •  Demikian pula jika malam harinya cuaca berembun atau hujan, maka pagi harinya segera disemprot WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ), WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air ( 10 ml x 10 lt x 12 tangki = 1200 ml / 1,2 lt/ha ) & WT Ajuvant  ( 2 ml x 10 lt x 12 tangki = 240 ml / 0,24 lt/ha ).
  • Selain itu, dijaga agar tanah bedengan tidak becek.

 Panen
  • Umur panen bawang bombay berkisar 4-5 bulan. Jenis yang berumur panjang dapat mencapai 5 bulan, sedang yang berumur pendek biasanya kurang dari 4 bulan.
  •  Kalau tanaman digunakan untuk menghasilkan umbi untuk bibit, pemanenan dilakukan pada umur yang lebih tua daripada panen untuk umbi konsumsi.
  • Ciri yang dapat digunakan untuk mengamati saat panen yang baik adalah perubahan warna daun dan batang leher umbinya.
  • Kalau ujung-ujung daun mulai menguning dan batang leher umbi sudah mengempis, berarti saat panen sudah dekat
  •  Apabila 30% dari seluruh tanaman sudah mengulai daunnya, maka tanaman dapat dirobohkan untuk mempercepat menuanya umbi dan beberapa hari kemudian bawang bombay sudah dapat dipanen. Jangan dibiarkan terlalu lama karena umbi-umbi dalam tanah pada keadaan demikian dapat menurunkan mutu umbi.
  • Jangan memanen umbi yang terlalu muda karena umbi kurang padat dan jika disimpan akan banyak susut, mudah membusuk dan berkeriput.
  • Cara memanen adalah dengan cara mencabut.
  •  Apabila sulit dicabut atau daunnya mudah patah, dapat dibantu dengan membongkar bedengan.
  • Panenlah sebelum batang benar-benar kering dan cukup liat untuk dicabut.
  • Pemanenan sebaiknya dikerjakan saat cuaca cerah, tidak mendung apalagi hujan. Sebaiknya waktu pagi hari selagi matahari belum terik dan embun telah hilang.
  • Setelah dicabut, untuk sementara biarkan umbi-umbi serta batangnya tersebut disimpan di atas bedengan agar sedikit lebih kering. Onggokkan sejajar sedemikian rupa sehingga umbi-umbinya tertimbun daun-daunnya. Dengan demikian, umbi akan terhindar dan terpaan panas matahari langsung
  • Selanjutnya umbi dapat diangkut ke tempat pengeringan

 Pascapanen
  • Sebelum dijual ada baiknya jika umbi-umbi disortasi dulu
  •  Umbi-umbi yang rusak, luka atau terkena serangan hama-penyakit dipisahkan dalam kelompok tersendiri. Tanah yang masih menempel di akar dibersihkan.
  • Bagian batangnya dipotong kira-kira 2 cm di atas batang leher umbi. Jangan memotong terlalu pendek agar tidak mengenai umbi yang dapat menyebabkan luka dan memudahkan terkena hama atau penyakit.
  • Kulit terluar yang sudah nampak terkelupas dibuang sehelai sehingga umbi nampak mengkilap, bersih dan cerah.
  •  Umbi dikelompokkan menurut besarnya, yaitu dalam kelompok berukuran besar, sedang dan kecil.
  • Untuk pengepakan dapat digunakan karung atau wadah yang memberikan sirkulasi udara bersih dalam wadah.
  •  Penyimpanan di para-para di atas perapian dapur atau dalam gudang dapat digunakan untuk menyimpan bawang bombay.
  • Pengeringan bawang bombay dilakukan dengan cara menjemur atau dengan menggunakan pengering buatan
  • Usahakan agar pengeringan dapat berjalan cepat sehingga kemungkinan kerusakan karena belum kering dapat terhindarkan.


Budidaya Baby Corn



Deskripsi
  • Baby corn atau biasa disebut jagung semi atau jagung putri sebenarnya merupakan tongkol jagung yang dipanen waktu muda (belum berbiji).
  • Mulanya sayuran ini hanya sebagai hasil sampingan panen jagung sehingga jumlahnya relatif sedikit dan sukar didapatkan di pasaran.
  • Padahal sayuran ini sudah lama dikenal di Indonesia dan umumnya dipakai dalam masakan sehari-hari atau perhelatan (pesta), antara lain dalam masakan cap cay, sop, oseng-oseng, dan sebagainya.

Syarat Tumbuh
  • Baby corn dapat tumbuh pada daerah berketinggian 0-1.300 m dpl.
  • Dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas atau dingin dengan temperatur sekitar 23 – 27° C.
  • pH sekitar 5,5 – 7,0.
  • Tanah yang disukai baby corn adalah tanah yang gembur, kaya akan humus, dan tingkat kemiringan yang tidak lebih dari 8%.
  • Namun demikian, baby corn masih dapat berproduksi tinggi pada tanah yang tidak terlalu subur asalkan mendapatkan pemeliharaan yang teliti.
  • Seperti juga jagung, baby corn dapat ditanam secara tumpang sari atau secara rotasi dengan padi.


Pedoman Budidaya
·         Baby corn tidak perlu disemaikan, melainkan langsung ditanam pada lahan yang telah diolah.
·         Bersamaan saat pengolahan lahan, pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak sekitar 2 ton/ha dilakukan.
·         Penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata ke permukaan lahan., diamkan selama 7 hari.
·         Kemudian buatlah lubang tanam berjarak 75 x 15 cm beserta saluran air (drainase).
·         Setelah pengolahan lahan selesai, benih segera dimasukkan ke dalam lubang tanam.
·         Setelah itu, lubang tanam ditutupi dengan tanah.
·         Sebelum ditanam, benih perlu direndam  dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air
·         Bersamaan dengan penanaman benih, lakukanlah pemupukan dasar, yaitu dengan Urea 20 kg/ha, TSP 35 kg/ha, KCl 15 kg/ha,.
·         Pupuk diberikan dengan cara ditugal pada jarak sekitar 5 cm dari tiap lubang tanam.

Pemeliharaan
  • Penyiangan dilakukan sesering mungkin agar baby corn jangan sampai terganggu gulma.
  • Pada hari ke-20, dilakukan pembumbunan yang dibarengi dengan pemberian Urea sebanyak 20 kg/ha.
  • Pemberian Urea diulangi kembali saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam, yaitu sebanyak 20 kg/ha.
  • Untuk menjamin kesempurnaan struktur daun dan pertumbuhan tongkol yang optimal, serta untuk mencegah serangan penyakit bulai pada baby corn, lakukan penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodik 5 – 7 hari sekali .
  •  Pemberian/penyiraman air cukup dilakukan sekali sehari apabila tidak turun hujan.
  • Jika kondisi lahan sangat kering, penyiraman dapat ditambah agar tanaman tidak kekeringan, terutama pada saat pertumbuhan dan pembungaan.
  • Pemeliharaan yang lain adalah pembuangan bunga jantan (detasseling) yang dilakukan setelah bunga jantan keluar, tetapi belum sempat mekar (sekitar 5-6 minggu setelah tanam). Caranya adalah batang digoyang perlahan-lahan agar pelepah daun agak melebar. Selanjutnya tangkai bunga jantan dicabut dengan tangan.
  • Pemeliharaan yang penting adalah membuang tunas liar/tunas air yang sering tumbuh pada cabang atau batang bawah.
  • Gulma/alang-alang yang tumbuh di kebun apel harus segera dibersihkan.
  • Demikian pula bila ada lumut (Lichenes) yang tumbuh pada batang harus dibersihkan.
  • Daun-daun yang menutup buah harus dirompes karena buah yang tidak terkena sinar matahari warnanya tidak akan merata (hijau merah atau hijau kuning).

Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit baby corn adalah hama dan penyakit tanaman jagung yang masih muda (saat pertumbuhan dan pembungaan), antara lain sebagai berikut.
  • Lalat bibit (Antherigona exiqua Stein) ditandai dengan matinya tanaman yang baru mulai tumbuh. Pencegahan dan pemberantasannya dapat dilakukan dengan penyemprotan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air. Penyemprotan dilakukan setiap 5 - 7 hari sekali, dimulai 5 hari setelah tanam.
  • Ulat tongkol (Heliothis armigera HSN) ditandai dengan rusaknya tongkol, terutama apabila panen terlambat. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
  • Penggerek batang (Sesamia inferens) ditandai dengan adanya lubang-lubang pada batang karena hama ini masuk dan mengisap cairan batang, terutama saat tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan, seperti pada lalat bibit saat tanaman baby corn akan berbunga.
  • Ulat daun (Prodenia litura F) ditandai dengan rusaknya daun karena hama ini memakan daun baby corn, terutama pada waktu tanaman mulai berumur satu bulan. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
  • Ulat tanah (Agrotis sp) dimulai sejak tanaman baby corn mulai tumbuh. Ulat ini memakan tanaman sampai habis. Pencegahannya dilakukan dengan cara tanah difumigasi sebelum penanaman dimulai. Sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan cara ulat yang biasanya terdapat di dalam tanah dicari dan dibunuh.
  • Bulai (Corn downy mildew) Gejala serangan ditandai dengan adanya garis kuning lebar pada daun yang merupakan benang cendawan. Pada pagi hari, akan timbul tepung putih menutupi daerah yang berwarna kuning itu, terutama bagian bawah. Bila penyakit terbawa dari benih, tanda serangan akan timbul sejak daun masih muda. Penularan penyakit ini dapat melalui benih dan spora yang terbawa angin. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Sclerospora maydis atau disebut pula Peronossclerospora maydis. Sebaiknya penyakit ini dicegah dengan cara menanam varietas yang tahan terhadap penyakit ini. Benih direndam dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air sebelum ditanam secara serentak. Lakukan penyemprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air secara berkala 5 – 7 hari sekali.
  • Helminthosporium Gajala serangan ditandai dengan adanya bercak kuning yang dikelilingi warna cokelat pada daun, pelepah, dan tongkol. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium turcicum atau Helminthosporium maydis. Pengendaliannya dilakukan dengan cara rotasi tanaman, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air secara berkala 5 – 7 hari sekali.
  • Karat Gajala serangan ditandai dengan adanya noda kecil berwarna merah karat di atas permukaan daun bagian atas. Pada bercak itu terdapat tepung berwarna cokelat dan terasa kasar seperti karat bila diraba. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Puccinia polyspora. Pengendaliannya dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit ini, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air.

Panen dan Pasca Panen
  • Panen dilakukan dua hari setelah rambut tongkol keluar (silking) pada pagi atau sore hari.
  • Setelah tongkol keluar, harus dilakukan pengontrolan agar panen tidak terlambat. Sebab keterlambatan sehari saja bisa mengurangi kualitas baby corn. Hal ini disebabkan semakin hari tongkol akan semakin mengeras dan membesar sehingga tidak memenuhi mutu yang disukai konsumen.
  • Sebaliknya panen tongkol yang lebih awal akan diperoleh baby corn yang masih terlalu lunak. Sehingga ujung tongkol lebih mudah patah kualitasnya menurun.
  • Ditinjau dari segi standar mutu baby corn, memang belum ada ketentuan baku tentang standar mutu.
  • Setiap konsumen memiliki standar mutu sendiri misalnya :
§  Taiwan menetapkan panjang baby corn sekitar 10 cm dan diameter sekitar 1,2 cm;
§  Philipina menetapkan panjangnya sekitar 4-11 cm dan diameternya sekitar 0,8-1,18 cm;
§  Dieng Jaya menetapkan mutu grade A 7,5 cm, grade B 7,5 – 8,5 cm, dan grade C 8,5 – 9,5 cm;
§  NAI menetapkan panjangnya 4,5 -11 cm dan diameternya ‘ 1,5-1,8 cm.