BUDIDAYA KOBIS atau KOL( Brassica oleracea )
PENDAHULUAN
Sejarah Singkat
Sejarah Singkat
- Kol
atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan
berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) dan
merupakan tanaman yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani Kuno.
- Mulanya
kol merupakan tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh liar disepanjang
pantai laut Tengah, di karang-karang pantai Inggris, Denmark dan pantai
Barat Prancis sebelah Utara. Kol mulai ditanam di kebun-kebun Eropa kira-kira
abad ke 9 dan dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa serta ke Indonesia abad
ke 16 atau 17. Pada awalnya kol ditanam untuk diambil bijinya.
Sentra
Penanaman
- Kol
banyak ditanam di dataran tinggi dengan sentra terdapat di Dieng,
Wonosobo, Tawangmangu, Kopeng, Salatiga, Bobot Sari, Purbalingga, Malang,
Brastagi, Argalingga, Tosari, Cipanas, Lembang, Garut, Pengalengan dan
beberapa daerah lain di Bali, Timor Timur, Nusa Tenggara Timur dan Irian
Jaya, tetapi beberapa varietas dapat ditanam di dataran rendah.
Jenis
Tanaman
Berdasarkan klasifikasinya, kol/kubis termasuk dalam:
Berdasarkan klasifikasinya, kol/kubis termasuk dalam:
- Divisi
: Spermatophyta
- Sub
Divisi : Angiospermae
- Klas
: Dicotyledonae
- Famili
: Cruciferae
- Genus
: Brassica
- Spesies
: Brassica oleracea
Dari klasifikasi ini turunlah
varietas-varietas tanaman kol yang dibudidayakan, berikut ini merupakan kol
varietas unggul:
I. Kubis putih (B.o. var. capitata L. f.alba DC.)
I. Kubis putih (B.o. var. capitata L. f.alba DC.)
- Kubis
kepala bulat: krop bulat dan kompak, ukuran daun kecil sampai sedang,
mempunyai daun luar berwarna hijau muda, memiliki teras atau hati kecil
dan mempunyai batang pendek. Beberapa varietas unggul kubis putih kepala
bulat:
§ Globe Master: umur panen 75 hari,
produksi 2-2,5 kg/tanaman
§ Emerald Cross Hybrid: umur panen 45 hari,
produksi 1,2 kg/tanaman
§ Copenhagen Market: umur panen 72 hari,
produksi 1,8-2 kg/tanaman
§ K-K Cros: umur panen 58 hari,
produksi 1,6 kg/tanaman
§ Green Cup: umur panen 73 hari,
produksi 1,5 kg/tanaman
§ Ecarliana: umur panen 60 hari,
produksi 1 kg/tanaman
- Kubis
kepala bulat runcing: Krop kubis berbentuk bulat dengan ujung bagian atas
meruncing sehingga nampak berbentuk elips. Contoh varietas komersial:
§ Early Jersey Wakefield: umur panen 63
hari, produksi 1 kg/tanaman
§ Green point: umur panen 50 hari,
produksi 1 kg/tanaman
- Kubis
kepala bulat datar: Krop kubis berbentuk bulat, bagian atasnya mendatar
dan nampak gepeng (baca "kol gepeng", krop kurang kompak dan
berongga, ukuran sedang sampai besar dan memiliki daun luar yang
melengkung ke arah dalam menutupi kepala. Beberapa jenis komersial adalah:
§ Premium Flat Dutch: umur panen 100 hari,
produksi 4,5 kg/tanaman.
§ Early Flat Dutch: umur panen 83
hari, produksi 2,4-2,7 kg/tanaman.
§ O-S Cross: umur panen 80 hari,
produksi 2 kg/tanaman.
§ Surehead: umur panen 93 hari,
produksi 3-4,5 kg/tanaman.
§ Kubis 632 Spring Light: umur panen
65 hari, produksi 1,8 kg/tanaman.
§ Kubis 633 Summer Autumn: umur panen
60 hari, produksi 2 kg/tanaman.
§ Kubis 634 Good Season: umur panen 45
hari, produksi 1,8 kg/tanaman.
§ Kubis 635 Summer Summit: umur panen
50 hari, produksi 2 kg/tanaman.
§ Kubis 636 Tropical Delight: umur
panen 50-55 hari, produksi 2 kg/tanaman.
§ Kubis 637 Summit: umur panen 50 hari,
produksi 1,5 kg/tanaman
II. Kubis merah (B.o. var. capitata L. f. rubra.)
Krop berbentuk bulat kompak berwarna merah keunguan dan permukaan luar daun tertutup lapisan. Beberapa varietas yang mempunyai nilai ekonomi:
Krop berbentuk bulat kompak berwarna merah keunguan dan permukaan luar daun tertutup lapisan. Beberapa varietas yang mempunyai nilai ekonomi:
- Ruby
perfection: warna krop merah cerah, umur panen 80 hari, produksi 1,6
kg/tanaman.
- Mammoth
Red Rock: warna krop merah tua keunguan dan keras, umur panen 100 hari,
produksi 3,4 kg/tanaman.
- Rubby
ball: warna krop merah tua, umur panen 65 hari, produksi 1,5 kg/tanaman.
- Res
Acre: warna krop merah tua, umur panen 76 hari, produksi 1,8 kg/tanaman.
III.
Kubis Savoy (B.o. var. sabauda L.)
Ciri-ciri memiliki daun keriting berbentuk babad/perut daging sapi, berwarna hijau, krop berbentuk bermacam-macam, bulat dan kerucut. Kubis ini biasa disebut kubis keriting/kubis babat. Contoh beberapa varietas komersial:
Ciri-ciri memiliki daun keriting berbentuk babad/perut daging sapi, berwarna hijau, krop berbentuk bermacam-macam, bulat dan kerucut. Kubis ini biasa disebut kubis keriting/kubis babat. Contoh beberapa varietas komersial:
- Perfection
Drumhead: umur panen 90 hari, produksi 2,7-3,2 kg/tanaman.
- Vorbote:
produksi 1-2 kg/tanaman.
- Savoy
King Hybrid: umur panen 80 hari, produksi 1,8 kg/tanaman.
- Savoy
Ace: umur panen 80 hari, produksi 1,6 kg/tanaman.
- Langedijk
Early Yellow: produksi 1,5-2 kg/tanaman.
- Langedijk
Storage Yellow: produksi 2-3 kg/tanaman.
- Selain
jenis kubis diatas masih terdapat jenis lain yang cukup komersial yaitu
kubis brussel (B.o. var. gemmivera DC.).
Manfaat
Tanaman
- Sebagai
bahan pangan untuk keperluan masakan seperti sup, sayur lodeh, pecel,
lotek dan lain-lain atau dimakan langsung (lalapan) bersama menu lain.
- Manfaat
lain dapat dibuat produk makanan instan seperti mie, makanan ringan dan
makanan cepat saji lainnya.
- Di
bidang kesehatan, dapat digunakan sebagai pencegah dan obat sariawan,
penyakit beri-beri, penyakit Xerophthalmia, radang syaraf, lemahnya otot-otot,
luka-luka pada tepi mulut, dermatitis bibir menjadi merah dan radang
lidah, kandungan niacin dapat mencegah penyakit palagra dan pembentuk
tulang dan gigi.
FASE PRA TANAM.
Iklim
- Pengaruh
angin dirasakan pada evaporasi lahan dan evapotranspirasi tanaman. Laju
angin yang tinggi dalam waktu lama (kontinyu) mengakibatkan keseimbangan
kandungan air antara tanah dan udara terganggu, tanah kering dan keras,
penguraian bahan-bahan organik terhambat, unsur hara berkurang dan
menimbulkan racun akibat tidak ada oksidasi gas-gas beracun di dalam
tanah.
- Jumlah curah hujan 80% dari jumlah normal (30 cm)
memberikan hasil rata-rata 12% dibawah rata-rata normal.
- Stadia
pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan naungan
untuk mencegah cahaya matahari langsung yang membahayakan pertumbuhan
bibit. Sedangkan pada stadia pertumbuhan diperlukan intensitas cahaya yang
kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan.
- Dapat hidup pada suhu udara 10-24 derajat C dengan suhu
optimum 17 derajat C. Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan
dingin (minus 6-10 derajatC), tetapi untuk waktu lama, kubis akan rusak
kecuali kubis berdaun kecil (<3> 9), merupakan racun bagi akar-akar
tanaman.
- Kandungan
air tanah yang baik adalah pada kandungan air tersedia antara 2,5 pF - 4 pF. Dengan demikian lahan
tanaman kol memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi maupun
drainase).
- Tanaman
kubis dapat tumbuh optimal pada ketinggian 200-2000 m dpl. Untuk varietas
dataran tinggi, dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000-2000 m dpl.
Pembibitan
Persyaratan Benih
Persyaratan Benih
- Benih
utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
- Benih
harus bebas hama dan penyakit.
- Benih
harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain
serta bersih dari kotoran.
- Benih
diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
- Mempunyai
daya kecambah 80%.
- Benih
yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Penyiapan
Benih
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai berikut:
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai berikut:
- Sterilisasi
benih, dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat C selama 15-30
menit.
- Penyeleksian
benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik akan
tenggelam.
- Rendam
benih dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt
air & WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air,selama ± 12 jam atau
sampai benih terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.
- Kebutuhan
benih per hektar tergantung varietas dan jarak tanam, umumnya dibutuhkan
300 gram/ha.
- Benih
harus disemai dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian
dapat dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung
dapat dibuat dari daun pisang, kertas makanan berplastik atau polybag
kecil.
Teknik
Penyemaian Benih
Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain:
Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain:
- tanah
tidak mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang merugikan;
- lokasi
mendapat penyinaran cahaya matahari cukup; dan
- dekat
dengan sumber air bersih.
Penyemaian dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
Penyemaian
di bedengan
- Sebelum
bedengan dibuat, lahan diolah sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan selebar
110-120 cm memanjang dari arah utara ke selatan.
- Tambahkan
ayakan pupuk kandang fermentasi halus dan campurkan dengan tanah dengan
perbandingan 1:2 atau 1:1.
- Semprotkan
larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air & WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air secara merata dipermukaan bedengan.
- Bedengan
dinaungi dengan naungan plastik, jerami atau daun-daunan setinggi
1,25-1,50 m di sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat.
- Penyemaian
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata di atas bedengan, setelah berumur
4-5 hari (berdaun 3-4 helai), dipindahkan ke dalam bumbung atau disebar di
dalam barisan sedalam 0,2-1,0 cm.
- Cara
pertama memerlukan benih yang lebih sedikit daripada cara kedua.
- Sekitar
2 minggu setelah semai, bibit dipindahkan ke dalam bumbung. Satu per satu benih dimasukkan
ke dalam bumbung/polybag .
- Bumbung
dapat dibuat dari daun pisang atau kertas berplastik dengan ukuran
diameter 4-5 cm dan tinggi 5 cm atau berupa polibag 7 – 8 x10 cm yang memiliki dua lubang
kecil di kedua sisi bagian bawahnya.
- Bumbung
diisi media campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan
perbandingan 1:2 atau 1:1 sebanyak 90%.
- Sebaiknya
media semai disterilkan dahulu dengan mengkukus media semai pada suhu
udara 55-100 derajat C selama 30-60 menit, ditutup lembar plastik (24 jam).
- Semprot
dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air & WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air.
- Keuntungannya adalah hemat waktu, permukaan
petak semaian sempit dan jumlah benih persatuan luas banyak.
- Sedangkan
kelemahannya adalah penggunaan
benih banyak, penyiangan gulma sukar, memerlukan tenaga kerja terampil
terutama saat pemindahan bibit ke lahan.
Penanaman
langsung.
Yaitu dengan menanam benih langsung ke lahan. Kelebihannya adalah waktu, biaya dan tenaga lebih hemat, tetapi kelemahannya adalah perawatan yang lebih intensif.
Lahan persemaian dapat diganti dengan kotak persemaian dan dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Yaitu dengan menanam benih langsung ke lahan. Kelebihannya adalah waktu, biaya dan tenaga lebih hemat, tetapi kelemahannya adalah perawatan yang lebih intensif.
Lahan persemaian dapat diganti dengan kotak persemaian dan dilakukan dengan cara sebagai berikut;
- Buat
medium terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang fermentasi (1:1:1).
- Siram
dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air & WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air.
- Buat
kotak persemaian kayu (50-60 cm x 30-40 cm x 15-20 cm) dan lubangi dasar
kotak untuk drainase.
- Masukkan
medium kedalam kotak dengan tebalan 10-15 cm.
Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
- Penyiraman
dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari tergantung cuaca.
- Pengatur
naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore mulai
pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu panas dan kurang
menguntungkan bagi bibit.
- Penyiangan
dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan
bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma lainnya yang tumbuh
disela-sela tanaman pokok.
- Dilakukan
pemupukan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt
air & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air secara periodik 3 - 5 hari sekali.
- Hama
yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda adalah semut,
siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dan cendawan Pencegahan
dan pemberantasan digunakan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT Ajuvant WT dosis 2 ml/lt air. Sedangkan, penyakit adalah
penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan digunakan larutan Bakterisida
dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air
Pemindahan
Bibit
Pemindahan dilakukan bila bibit telah mempunyai perakaran yang kuat. Bibit dari benih/biji siap ditanam setelah berumur 6 minggu atau telah berdaun 5-6 helai, sedangkan bibit dari stek dapat dipindahkan setelah berumur 28 hari.
Pemindahan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pemindahan dilakukan bila bibit telah mempunyai perakaran yang kuat. Bibit dari benih/biji siap ditanam setelah berumur 6 minggu atau telah berdaun 5-6 helai, sedangkan bibit dari stek dapat dipindahkan setelah berumur 28 hari.
Pemindahan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Sistem cabut, bibit dicabut dengan
hati-hati agar tidak merusak akar. Bila disemai pada polybag, pengambilan
bibit dilakukan dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit
dijepit antara telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk
perlahan hingga bibit keluar. Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang
atau daun kelapa, bibit dapat ditanam bersama bumbungnya.
- Sistem putaran, caranya tanah disiram
dan bibit dengan diambil beserta tanahnya 2,5-3 cm dari batang dengan
kedalaman 5 cm.
Pengolahan
Media Tanam / Tanah
Persiapan
- Lahan sebaiknya bukan lahan bekas
ditanami tanaman famili Cruciferae lainnya.
- Dilakukan pengukuran pH dan analisa
tanah tentang kandungan bahan organiknya untuk mengetahui kecocokan lahan
ditanami kol/kubis.
- Tanah digemburkan dan dibalik dengan
dicangkul atau dibajak sedalam 40-50 cm, dibersihkan dari sisa-sisa
tanaman dan diberi pupuk kandang terfermentasi.
- Setelah itu, dibiarkan terkena sinar
matahari selama 1-2 minggu untuk memberi kesempatan oksidasi gas-gas
beracun dan membunuh sumber-sumber patogen.
Pembuatan
Bedengan
- Bedengan dibuat dengan arah
Timur-Barat, lebar 80-100 cm, tinggi 35 cm dan panjang tergantung keadaan
lahan.
- Lebar parit antar bedengan ± 40 cm
(parit pembuangan air PPA 60 cm) dengan kedalaman 30 cm (PPA 60 cm).
Pemupukan
Dasar
- Bedengan siap tanam diberi pupuk
kandang fermentasi kira - kira sebanyak 2 – 3 ton / ha,
- Semprotkan
larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air,
WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata dipermukaan bedengan,
diamkan selama 2 hari.
FASE TANAM
Penentuan
Pola Tanam
- Penentuan
pola tanam tanaman sangat bergantung kesuburan tanah dan varietas tanaman
dengan jarak tanam 50 x 50 cm.
- Pola
penanaman ada dua yaitu larikan dan teratur seperti pola bujur sangkar;
pola segi tiga sama sisi; pola segi empat dan pola barisan (barisan
tunggal dan barisan ganda).
- Pola
segi tiga sama sisi dan bujur sangkar tergolong baik karena didapatkan
jumlah tanaman lebih banyak.
Pembuatan
Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran garis tengan 20-25 cm sedalam 10-15 cm
Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam sedalam cangkul atau dengan ukuran garis tengan 20-25 cm sedalam 10-15 cm
Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm
Pemupukan
Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm
Pemupukan
- Pupuk
dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 50 kg/ha TSP, 40 kg/ha Urea dan
20 kg/ha KCl.
- Pupuk
dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah
diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
- Semprotkan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt
air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara
merata dipermukaan bedengan
Cara tanam
- Waktu
tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-10.00 atau sore
hari antara pukul 15.00-17.00, karena pengaruh sinar matahari dan
temperatur tidak terlalu tinggi
- Buat
lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
- Pilih
bibit yang segar dan sehat (tidak terserang penyakit ataupun hama).
- Tanam
bibit pada lubang tanam
- Bila
bibit disemai pada bumbung daun pisang atau, ditanam bersama dengan
bumbungnya, bila disemai pada polybag plastik maka dikeluarkan terlebih
dahulu dengan cara membalikkan polybag dengan batang bibit dijepit antara
telunjuk dan jari tengah, kemudian polybag ditepuk-tepuk secara perlahan
hingga bibit keluar dari polybag
- Bila
disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari
batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran)
- Bibit
segera ditanam pada lubang dengan memberi tanah halus sedikit-demi sedikit
dan tekan tanah perlahan agar benih berdiri tegak.
- Setelah
ditanam, siram bibit dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air sampai basah
- Kubis
dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1
baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis
FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )
- Waktu
pemberian air sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada musim kemarau,
pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama pada fase awal
pertumbuhan dan pembentukan bunga.
- Pemupukan
susulan dilakukan pada umur 28 hst dengan dosis 50 kg/ha Urea, dan 30 kg/ha KCl
- Penyemprotan
POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air dilakukan setiap 1 minggu sekali.
- Penyiangan
dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan atau bila
terdapat tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak
sistem perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman sebaiknya tidak
dilakukan. Dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
- Pembumbunan
dilakukan bersama penyiangan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran
antar bedengan ke arah bedengan berfungsi untuk menjaga kedalaman parit
dan ketinggian bedeng dan meningkatkan kegemburan tanah.
- Perempelan
cabang/tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin untuk menjaga tanaman
induk agar pertumbuhan sesuai harapan, sehingga zat makanan terkonsentrasi
pada pembentukan bunga seoptimal mungkin.
- Penjarangan
dilakukan saat pemindahan bibit ke lahan, yaitu saat bibit berumur 6
minggu atau telah berdaun 5-6 helai (semaian biji) atau berumur 28 hari
(semaian stek). Bila bibit disemai pada bumbung maka penjarangan tidak
dilakukan. Sedangkan penyulaman hampir tidak dilakukan karena umur tanaman
yang pendek (2-3 bulan).
- Hama yang
menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.),
Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia
binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
- Lakukan
pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur
13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )
- Penyiangan
& pembubunan secara manual dengan tangan perlu
dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen. Penyiangan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak
sistem perakaran tanaman.
- Pemupukan
susulan dilakukan pada umur 65 hst dengan dosis 30 kg/ha Urea, 40 kg/ha Sp36 dan 50 kg/ha KCl
- Penyemprotan
POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air dilakukan setiap 1 minggu sekali.
- Lakukan
pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini
yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis),
biasanya Pebruari Maret.
Pemeliharaan
Lain
Hal-hal yang penting dalam merawat tanaman adalah:
Hal-hal yang penting dalam merawat tanaman adalah:
- Menghindari
pelukaan pada tanaman karena luka pada tanaman merupakan salah satu jalan
yang efektif dalam penularan penyakit dan sangat disukai oleh hama.
- Dalam
pemupukan, pupuk tidak boleh mengenai tanaman dan harus selalu diikuti
dengan penyiraman
HAMA & PENYAKIT
Hama
- Ulat Plutella (Plutella
xylostella L.). Dikenal dengan nama ulat tritip, Diamond-black moth,
hileud keremeng, ama bodas, ama karancang (Sunda), omo kapes, kupu klawu
(Jawa) Ciri: Siklus hidup 2-3 minggu
tergantung temperatur udara; Ngengat betina panjang 1,25 cm
berwarna kelabu, mempunyai tiga buah titik kuning pada sayap depan,
meletakkan telur dibagian bawah permukaan daun sebanyak 50 butir dalam
waktu 24 jam; Telurnya berbentuk oval, ukuran 0,6-0,3 mm, berwarna
hijau kekuningan, berkilau, lembek dan menetas ± 3 hari; Larva Plutella berwarna hijau,
panjang 8 mm, lebar 1 mm, mengalami 4 instar yang berlangsung selama 12
hari, ngengat kecil berwarna coklat keabu-abuan; Ngengat aktif dimalam hari,
sedangkan siang hari bersembunyi dibawah dibawah sisa-sisa tanaman, atau
hinggap dibawah permukaan daun bawah. Gejala: Biasanya menyerang pada musim kemarau; Daun berlubang-lubang terdapat
bercak-bercak putih seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat
daunnya saja; Umumnya menyerang tanaman muda, tetapi kadang-kadang
merusak tanaman yang sedang membentuk bunga.Pengendalian: Mekanis: mengumpulkan ulat-ulat dan telurnya, kemudian
dihancurkan. Kultur teknik: pergiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman
yang bukan famili Cruciferae; pola tumpang sari brocolli dengan tomat,
bawang daun, dan jagung; dengan tanaman perangkap (trap crop) seperti
Rape/Brassica campestris ssp. Oleifera Metg. Hayati/biologi: menggunakan
musuh alami, yaitu parasitoid (Cotesia plutella Kurdj, Diadegma
semiclausum, Diadegma eucerophaga) ataupun predatornya. Semprot
dengan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt
air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air, Sex pheromone : adalah
"Ugratas Ungu" dari Taiwan. Bentuk sex pheromone ini seperti
benang nilon berwarna ungu sepanjang ± 8 cm. Cara penggunaan : Ugratas
ungu dimasukkan botol bekas agua, kemudian dipasang dilahan perkebunan
pada posisi lebih tinggi dari tanaman. Daya tahan ugratas terpasang ±3
minggu, dan tiap hektar kebun memerlukan 5-10 buah perangkap.
- Ulat croci (Crocidolomia
binotalis Zeller), Ulat croci disebut hileud bocok (sunda) Ciri: Siklus hidup 22-32 hari, tergantung suhu udara; Ulat berwarna hijau, pada
punggung terdapat garis hijau muda dan perut kuning, panjang ulat 18 mm,
berkepompong di dalam tanah dan telur diletakkan dibawah daun secara
berkelompok berbentuk pipih menyerupai genteng rumah; Menyerang tanaman yang sedang
membentuk bunga, Pengendalian: sama dengan ulat Prutella, parasitoid yang paling
cocok adalah Inareolata sp.
- Ulat tanah (Agrotis ipsilon
Hufn),Ulat tanah disebut ulat taneuh, hileud orok (Sunda)
atau uler lettung (Jawa). Ciri: Siklus hidup 6-8 minggu; Kupu-kupu ataupun ulatnya aktif
pada senja dan malam hari, pada siang hari bersembunyi di bawah daun
(kupu-kupu) dan permukaan tanah (ulat). Gejala: memotong titik tumbuh atau pangkal batang tanaman,
sehingga tanaman muda rebah dan pada siang hari tampak layu. Pengendalian: Mekanis: mencabut ulat-ulat
tanah dan membunuhnya; Kultur teknis: pembersihan kebun dari rerumputan atau
sisa-sisa tanaman yang dijadikan tempat bertelur hama tanah; Penyemprotan
ke media tanam dengan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. Waktu penyemprotan sehabis
tanam dan dapat diulang 1-2 kali seminggu.
- Kutu daun (Aphis brassicae) Hidup berkelompok dibawah daun
atau massa bunga (curd), berwarna hijau diliputi semacam tepung berlilin.Gejala: menyerang tanaman dengan
menghisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun menguning dan massa
bunga berbintik-bintik tampak kotor. Menyerang hebat dimusim kemarau. Pengendalian: Penyemprotan larutan WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
- Ulat jengkal (Trichoplusiana
sp., Chrysodeixis chalcites Esp., Chrysodeixis orichalcea L.) dan ulat
grayuk (Spodoptera sp. S. litura), Ciri: Ulat-ulat
jengkal (Trichoplusiana sp.): Cara berjalannya aneh dan melipat dua
bila merangkak. Panjang 4 cm, berwarna hijau pucat dan berpita warna muda
pada tiap sisi badan. Kupu-kupu ulat jengkal berwarna coklat keabu-abuan
dan berbintik-bintik berwarna perak pada setiap sayap depannya, telur
berwarna putih kehijau-hijauan diletakkan di bawah daun dan menetas dalam
3-20 hari. Chrysodzeixis chalcites Esp. dan Chrysodeixis orichalcea
L.: Berwarna gelap dan terdapat bintik-bintik keemasan berbentuk
"Y" pada sayap depan. Telur berukuran kecil berwarna
keputih-putihan, diletakkan secara tunggal ataupun berkelompok. Larva
berwarna hijau bergaris-garis putih di sisinya dan jalannya menjengkal.
- Ulat-ulat grayak (S. litura): Ciri khas memiliki
bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris kekuning-kuningan pada
sisinya dengan siklus hidup 30-61 hari. Kupu-kupunya berwarna agak gelap dengan
garis agak putih pada sayap depan. Telurnya berjumlah 25-500 butir
diletakkan secara berkelompok di atas tanaman dan ditutup dengan bulu-bulu Gejala: daun rusak, berlubang-lubang atau kadang kala tinggal
urat-urat daunnya saja. Pengendalian: Mengatur pola tanam; Menjaga kebersihan kebun; Penyeprotan
larutan WT Bvr dosis 10
ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/lt air; Khusus untuk ulat grayak dapat
digunakan sex pheromona (Ugratas Merah); Bila terjadi serangan Spodoptera
exiqua dapat digunakan Ugratas Biru.
- Bangsa siput :
§ Achtina
fulica Fer.,
yaitu siput yang mempunyai cangkang atau rumah, dikenal dengan bekicot;
§ Vaginula
bleekeri Keferst,
yaitu siput yang tidak bercangkang, warna keabu-abuan;
§ Parmarion
pupilaris Humb,
yaitu siput yang tidak bercangkang berwarna coklat kekuningan.
Gejala: menyerang daun terutama saat baru
ditanam dikebun.Pengendalian: dengan
menyemprotkan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air; atau dengan dikumpulkan
lalu dihancurkan dengan garam atau untuk makanan ternak.
- Jangkrik dan gangsir (Gryllus mitratus dan Brachytrypes
portentosus). Gejala: menyerang daun muda (memotong)
pada malam hari; terdapat banyak lubang di dalam tanah.Pengendalian: penyemprotan WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air atau menangkap
dengan menyirami lubang dengan air agar hama keluar.
- Orong-orong.
Hidup dalam tanah terutama yang lembab dan basah. Bagian yang diserang adalah sistem perakaran tanaman. Gejala: pertumbuhan terhambat dan daun menguning. Pengendalian: pemberian larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt ke liang.
Penyakit
- Busuk hitam (Xanthomonas
campestris Dows.)
Penyebab: bakteri, dan merupakan patogen tular benih (seed borne), dan dapat dengan mudah menular ketanah atau ke tanaman sehat lainnya.Gejala: tanaman semai rebah (damping off), karena infeksi awal terjadi pada kotiledon, kemudian menjalar keseluruh tanaman secara sistematik; bercak coklat kehitam-hitaman pada daun, batang, tangkai, bunga maupun massa bunga yang diserang; gejala khas daun kuning kecoklat-coklatan berbentuk huruf "V", lalu mengering. Batang atau massa bunga yang terserang menjadi busuk berwarna hitam atau coklat, sehingga kurang layak dipanen. Pengendalian: memberikan perlakuan pada benih seperti telah dijelaskan pada poin pembibitan sub poin penyiapan benih; pembersihan kebun dari tanaman inang alternatif; (rotasi tanaman selama ± 3 tahun dengan tanaman tidak sefamili. Penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air - Busuk lunak (Erwinia carotovora
Holland.)
Penyebab: bakteri yang mengakibatkan busuk lunak pada tanaman sewaktu masih di kebun hingga pasca panen dan dalam penyimpanan.Gejala: luka pada pangkal bunga yang hampir siap panen, luka akar tanaman scara mekanis, serangga atau organisme lain; luka saat panen; penanganan atau pengepakan yang kurang baik.Pengendalian: Pra panen: membersihkan sisa-sisa tanaman pada lahan yang akan ditanami; menghindari kerusakan tanaman oleh serangga pengerek atau sewaktu pemeliharaan tanaman; menghindari bertanam kubis-kubisan pada musim hujan di daerah basis penyakit busuk lunak. Penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. Pasca panen: menghindari luka mekanis atau gigitan serangga menjelang panen; menyimpan hasil panen dalam keadaan kering, atau kalau dicuci dengan air bersih, harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan; berhati-hati dalam membawa atau mengangkut hasil panen ketempat penyimpanan untuk mencegah luka atau memar; menyimpan hasil ditempat sejuk dan mempunyai sirkulasi udara baik. - Akar bengkak atau akar pekuk
(Plasmodiophora brassicae Wor.)
Penyebab: cendawan Plasmodiophora brassicae.Gejala: pada siang hari atau cuaca panas, tanaman tampak, tetapi pada malam atau pagi hari daun tampak segar kembali; pertumbuhan terlambat, tanaman kerdil dan tidak mampu membentuk bunga bahkan dapat mati; akar bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam. Pengendalian: memberi perlakuan pada benih seperti poin penyiapan benih; menyemai benih di tempat yang bebas wabah penyakit; melakukan sterilisasi media semai ataupun tanah kebun; melakukan pengapuran untuk menaikkan pH; mencabut tanaman yang terserang penyakit; pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis yang tidak sefamili. Penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. - Bercak hitam (Alternaria sp.)
Penyebab: cendawan Alternaria brassica dan Alternaria brassicicola.Gejala: bercak-bercak berwarna coklat muda atau tua bergaris konsentris pada daun; menyerang akar, pangkal batang, batang maupun bagian lain. Pengendalian: menanam benih yang sehat; perlakuan benih seperti pada poin penyiapan benih. Penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. - Busuk lunak berair
Penyebab: cendawan Sclerotinia scelerotiorumI, menyerang batang dan daun terutama pada luka-luka tanaman akibat kerusakan mekanis dan dapat menyebar melalui biji dan spora. Gejala: pertumbuhan terhambat, membusuk lalu mati; bila menyerang batang, maka daun akan menguning, layu dan rontok; bila menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir; gejala lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih dan lama-kelamaan menjadi hitam. Pengendalian: gunakan biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis. Penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. - Semai roboh (dumping off)
Penyebab: cendawan Rhizitonia sp. dan Phytium sp.Gejala: bercak-bercak kebasahan pada pangkal batang atau hipokotil; pangkal batang busuk sehingga menyebabkan batang rebah dan mudah putus; menyerang tanaman di semaian, tetapi dapat pula menyerang tanaman di lahan. Pengendalian: perlakuan benih sebelum ditanam, sterilisasi media semaian dan rotasi tanaman dengan jenis selain kubis-kubisan. Penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air. - Penyakit Fisiologis
Penyebab: Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) disebut penyakit fisiologis. Kekurangan Nitrogen: bunga kecil-kecil seperti kancing atau disebut "Botoning". Kelebihan Nitrogen warna bunga kelabu dan berukuran kecil. Kekurangan Kalium massa bunga tidak kompak (kurang padat) dan ukurannya mengecil. Kelebihan Kalium tumbuh kerdil dan bunganya kecil. Pengendalian: dengan pemupukan yang berimbang. Pengendalian : Lakukan penyemprotan sejak dini dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
PANEN & PASCA PANEN
Panen
- Umur
masak petik atau panen tanaman kubis tergantung pada varietasnya, berumur
pendek (genjah) dan berumur panjang (dalam).
§ Premium Flat Dutch: umur panen 100
hari, produksi 4,5 kg/tanaman.
§ Early Flat Dutch: umur panen 83
hari, produksi 2,4-2,7 kg/tanaman.
§ O-S Cross: umur panen 80 hari,
produksi 2 kg/tanaman.
§ Surehead: umur panen 93 hari,
produksi 3-4,5 kg/tanaman.
§ Globe Master: umur panen 75 hari,
produksi 2-2,5 kg/tanaman.
§ Emerald Cross Hybrid: umur panen 45
hari, produksi 1.2 kg/tanaman.
§ Copenhagen Market: umur panen 72
hari, produksi 1.8-2 kg/tanaman.
§ K-K Cros: umur panen 58 hari,
produksi 1,6 kg/tanaman.
§ Green Cup: umur panen 73 hari,
produksi 1,5 kg/tanaman.
§ Ecarliana: umur panen 60 hari,
produksi 1 kg/tanaman.
- Ciri-ciri
kemasakan kubis adalah sebagai berikut:
§ Krop kubis mengeras dengan cara
menekan krop kubis.
§ Daun berwarna hijau mengkilap.
§ Daun paling luar sudah layu.
§ Besar krop kubis telah terlihat
maksimal.
- Pemetikan
yang kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yang menyebabkan krop
kubis terinfeksi patogen sehingga mudah pembusukan.
- Pilih
kubis yang telah tua dan siap dipetik.
- Petik
kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Pemotongan dilakukan
pada bagianpangkal batang kubis.
- Urutan
pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian dilakukan
pemetika pada kubis yang telah terkena infeksi patogen.
- Produksi
kubis bergantung dengan varietas. Secara umum per tanaman menghasilkan
0,75-4 Kg, daerah tadah hujan dengan pemeliharaan semi intensif 25-35 ton
per hektar dan dengan pemeliharan intensif 85 ton per hektar.
Pascapanen
- Setelah
dipetik, kubis dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar
matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubis
yang tinggi kwalitas dan kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan
hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar.
- Penyortiran
untuk memisahkan krop kubis baik dan bermutu dari yang kurang baik atau
rusak, seperti retak, lecet dan kerusakan lainnya.
Penggolongan bertujuan untuk mengolongkan krop ke dalam mutu kelas I, kelas II dan seterusnya berdasarkan jumlah daun pembungkus krop, keseragaman bentuk, keseragaman ukuran, kepadatan krop, kadar kotoran maksimum, kecacatan kubis maksimum dan panjang batang kubis maksimum.
§ Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
§ Homoginetas bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
§ Homogenitas ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
§ Kepadatan krop: mutu I=padat; mutu II=kurang padat.
§ Kadar kotoran maksimum: mutu I=2,5%; mutu II=2,5%.
§ Kubis cacat maksimum: mutu I=5%; mutu II=10%.
§ Panjang batang kubis maksimum: mutu
I=2,5 cm; mutu II=2,5 cm.
- Penyimpanan
kubis harus memperhatikan varietas kubis, suhu, kelembaban dan kadar air.
Pada suhu 32-35 derajat F dan kelembaban udara 92-95%, kubis dapat
disimpan 4-6 bulan (kubis kadar air tinggi) dan 12 bulan (kubis kadar air
rendah) dengan kehilangan berat sebesar 10%.
- Pengemasan
dilakukan dengan plastik polyethylene dan dalam pengangkutan kemasan perlu
dimasukkan ke dalam kotak atau peti kayu (field boxes) dengan kapasitas
25-30 kg/peti.
STANDAR
PRODUKSI
- Standar
ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan
cara pengemasan kol/kubis.
- Standar
mutu kubis/kol tercantum pada Standar Nasional Indonesia SNI 01-317-19921.
- Klasifikasi
dan Standar Mutu :
§ Jumlah daun pembungkus: mutu I=4 helai; mutu II=4 helai.
§ Keseragaman bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
§ Keseragaman ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
§ Kepadatan: mutu I=padat; mutu II=kurang padat .
§ Warna: mutu I=hijau ; mutu II=agak kuning.
§ Kadar kotoran maksimum: mutu I=2,5 %; mutu II=2,5 %.
§ Kadar cacat maksimum: mutu I=5,0 %; mutu II=10,0 %.
§ Panjang batang kubis maksimum: mutu I=2,5 %; mutu II=2,5 %.
- Pengambilan
contoh satu partai/lot maksimumn 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak
dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot seperti berikut ini.
§ Untuk jumlah kemasan dalam partai 1 sampai
100, jumlah contoh 5.
§ Untuk jumlah kemasan dalam partai
101 sampai 300, jumlah contoh 7.
§ Untuk jumlah kemasan dalam partai
301 sampai 500, jumlah contoh 9.
§ Untuk jumlah kemasan dalam partai
501 sampai 1000, jumlah contoh 10.
- Kubis
disajikan dalam bentuk untuh dan segar dikemas dalam keranjang bambu yang
berpengyangga dengan berat netto 10 kg, 5 kg atau 20 kg, atau kotak karton
dengan berat netto 10-20 kg.
- Pengemasan
produk biasanya dilakukan dengan polyetiline yang diberi lubang-lubang
kecil. Kemasan krop ini kemudian dimasukkan ke dalam doos karton atau
keranjang plastik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar