Jumat, 31 Agustus 2012

BUDIDAYA TOMAT


BUDIDAYA TOMAT
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani

FASE PRA TANAM
  • Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
  • Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 – 6
  • Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
  • Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
  • Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu
  • Tanaman tumpang sari atau tanaman sela yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
  • Penyiapan Lahan
§  Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
§  Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
§  Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 1,5 ton/ha dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
§  Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
§  Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
§  Berikan pupuk dasar 20 kg Urea + 40 kg TSP + 20 kg KCl/ha Atau Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 60 kg / ha & pupuk kandang fermentasi 3 ton/ha diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
§  Siramkan POC Warung Tani dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata diatas bedengan
§  Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
§  Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
§  Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 20 cm.
§  Masukkan pupuk kandang fermentasi ½ dari lubang tanam yg dibuat, kocor dengan larutan POC Warung Tani dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, diamkan selama 2 – 3 hari.
  • Pemilihan Bibit
§  Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
§  Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
§  Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab).
§  Semprot dengan larutan POC Warung Tani dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodik 3 hari sekali.

FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
  • Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang fermentasi 25 - 30 kg (1:1).
  • Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
  • Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
  • Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam polibag, bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
  • Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
  • Penyemprotan dengan larutan POC Warung Tani dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara periodik 3 hari sekali.

FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
  • Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
  • Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
  • Penanaman sore hari
  • Buka polibag plastik, benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
  • Selesai penanaman langsung disiram dengan larutan POC Warung Tani dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air.
  • Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian diganti dengan tanaman baru.
  • Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
  • Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat

FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
  • Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
  • Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 atau pupuk majemuk NPK (2 gram/pohon) berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
  • Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl atau pupuk majemuk NPK ( 5 gr/phn), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh 5 cm dan sedalam 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
  • Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl atau pupuk majemuk NPK lagi (3 gr/phn). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( 7 cm).
  • Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
  • Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
  • Semprotkan POC Warung tani I dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air secara periodik setiap 5 - 7 hari sekali, mulai 1 hst sampai 45 hst.
  • Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
  • Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
  • Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
  • Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
  • Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus.
  • Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
  • Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
  • Semprotkan POC Warung tani II dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air secara periodik setiap 5 - 7 hari sekali, mulai 45 hst sampai panen, dan pada setiap setelah panen lakukan penyemprotan ulang untuk meningkatkan produksi bunga & buah, serta mengendalikan penyakit dr bakteri & jamur sbg akibat kecerobohan dlm pemanenan.

Pengamatan Hama dan Penyakit
  • Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  •  Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, pasang atraktan dgn perangsang feromon yg mengandung methyl eugenol 24 titik/ha, semprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air.
  • Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
  • Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.

FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST/lebih)
  • Panen pada umur 90 HST dengan ciri;
§  Kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan,
§  Bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah.
  • Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik.
  • Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
  • Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
  • Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
  • Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
  • Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
  • Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.

1 komentar: