PENDAHULUAN.
·
Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak
lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai
sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara Tanaman
·
Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian
termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman
pangan.
·
Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha
Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya.
·
Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan
hanya sekitar 207.020 hektar, namun jika dibandingkan dengan pertanian padi,
pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat.
·
Seperti juga ada kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan
produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak faktor yang harus diperhatikan.
·
Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen. Nicotiana
tobacum dibudidayakan umumnya karena memiliki arti ekonomi penting.
·
Varietas yang sering dibudidayakan adalah Nicotiana tobacum dan
Nicotiana rustika. Nicotiana tobacum, daun mahkota bunganya memiliki warna
merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, habitusnya
piramidal, daunnya berbentuk lonjong dan pada ujung runcing, kedudukan daun
pada batang tegak, tingginya 1,2 m. Nicotiana rustika, daun mahkota bunganya
berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan
sedikit bergelombang, habitusnya silindris, bentuk daun bulat yang pada
ujungnya tumpul, kedudukan daun pada batang agak terkulai.
|
|
- Tanaman tembakau merupakan
tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya
dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya
menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulubulu
akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap
air,dan subur.
- Tanaman Tembakau memiliki
bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung, makin
kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang
tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain
ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar
5 cm.
- Daun tanaman tembakau berbentuk
bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang
berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk
bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi
daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan
palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun
dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai.
SYARAT
TUMBUH
Iklim
- Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki
iklim yang kering ataupun iklim yang sangat basah.
- Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman
tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh
terhadap mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan
berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah.
- Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah
hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi,
curah hujan rata rata 1.500-3.500 mm/tahun.
- Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya
rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di
tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya.
- Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
tembakau berkisar antara 21-32,30 C.
- Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah
ataupun di dataran tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat
yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 - 900 mdpl,
pH antara 5-6.
- Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki
tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase,
ketinggian antara 200-3.000 m dpl.
PEMBIBITAN
- Jumlah benih + 8-10 gram/ha,
tergantung jarak tanam.
- Biji utuh, tidak terserang
penyakit dan tidak keriput
- Media semai = campuran tanah + pupuk kandang fermentasi dan 35 gram
Sp 36 yg telah dilarutkan dengan POC Warung Tani I
dosis 10 ml/ltr air,WT
Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/ltr air dan isikan pada polybag
- Bedeng persemaian diberi naungan
berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.
- Benih direndam dalam POC Warung Tani dosis 10 ml/ltr air & air hangat
selama 1-2 jam lalu dikeringanginkan.
- Kecambahkan pada baki/tampah
yang diberi alas kertas merang atau kain yang dibasahi hingga agak lembab.
- Tiga hari kemudian benih sudah
menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini
benih baru dapat disemaikan.
- Siram media semai sampai agak
basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah
tipis-tipis.
- Semprot POC Warung Tani I dosis
10 ml/ltr air,WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/ltr secara
periodik 3 – 5 hr sekali selama
pembibitan berumur 30 dan 45 hari.
- Bibit sudah dapat
dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai.
PENGOLAHAN
MEDIA TANAM
- Lahan disebari pupuk kandang
fermentasi dosis 5 ton/ha lalu dibajak dan semprot dengan larutan POC Warung Tani I dosis
10 ml/ltr air,WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/ltr , dibiarkan 1 minggu
- Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi
40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan arah membujur antara timur dan
barat.
- Lakukan pengapuran jika tanah
masam, dosis 0,7 – 1,5 ton/ha.
- Siram dengan larutan POC Warung Tani I dosis
10 ml/ltr air,WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/ltr merata
dipermukaan bedengan, diamkan selama 2 hari
- Apabila diinginkan daun yang
tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat, sekitar 90 x 70 cm.
- Tembakau Madura ditanam dengan
jarak 60 x 50 cm yang penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman.
- Jenis tembakau rakyat/rajangan
umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan penanamannya dilakukan
satu baris tanaman, dan jarak antar bedengan 90 cm atau 120 x 50 cm.
PENANAMAN
- Basahi dan sobek polibag lalu
benamkan bibit sedalam leher akar
- Waktu tanam pada pagi hari atau
sore hari.
- Siram dengan larutan POC Warung Tani I dosis
10 ml/ltr air,WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis
10 ml/ltr
- Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu
setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan diganti dengan bibit baru
yang berumur sama.
- Penyiangan dapat dilakukan
bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu sekali.
PEMUPUKAN
Dosis tergantung jenis tanah dan varietas
Dosis tergantung jenis tanah dan varietas
Waktu Pemupukan
|
Dosis Pupuk Makro (kg/ha)
|
||
Urea/ZA
|
SP - 36
|
KCl
|
|
Saat Tanam
|
-
|
60
|
-
|
Umur 7 HST
|
60
|
-
|
70
|
Umur 28 HST
|
60
|
-
|
70
|
TOTAL
|
120
|
60
|
140
|
Ket : Penyemprotan POC Warung Tani I dosis 10 ml/ltr air,WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr setiap 1- 2 minggu sekali.
PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
- Pengairan diberikan 7 HST = 1-2
lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4 lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4
lt/tanaman.
- Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman
setiap 3 hari.
- Pada umur 65 HST penyiraman
dihentikan, kecuali bila cuaca sangat kering.
PEMANGKASAN
- Pangkas tunas ketiak daun dan
bunga setiap 3 hari sekali
- Pangkas pucuk tanaman saat bunga
mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah bunga
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT
Hama
Hama
- Ulat Grayak ( Spodoptera
litura ) Gejala : berupa
lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan.
Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat
pada pagi/sore hari , semprot WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2
ml/ltr air.
- Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon
) Gejala : daun
terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah.
Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot
WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Ulat penggerek pucuk ( Heliothis
sp. ) Gejala: daun
pucuk tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian:
kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman
tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan
akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air diawal tanam, Semprot WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips
sp, Bemisia sp.) pembawa
penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, semprot
WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Hama lainnya Gangsir (Gryllus
mitratus ), jangkrik
(Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni
(Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).Siram & semprot
WT
Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air
Penyakit
- Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia
solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna
coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang
terserang dan bakar, pencegahan awal dengan WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, Semprot WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air
- Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae.
Gejala: timbul bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas,
pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian:
cabut tanaman yang terserang dan bakar, semprotkan Semprot, WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Patik daun Penyebab : jamur Cercospora
nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga
coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek.
Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah
intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot
WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala:
timbul bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga
menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji.
Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang. semprot WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip
dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh
massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik
(Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik
ketimu (Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi
lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di
cabut dan dibakar. semprot WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt
air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT
Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
Catatan
: Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida
alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran.
PANEN
DAN PASCA PENEN
- Pemetikan daun
tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup umur dan telah
berwarna hijau kekuning-kuningan.
- Untuk golongan
tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat
masak/hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan.
- Sedangkan untuk
golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat masak/masak sekali, apabila
pasar menginginkan krosok yang halus maka pemetikan dilakukan tepat masak.
- Sedangkan bila
menginginkan krosok yang kasar pemetikan diperpanjang 5-10 hari dari
tingkat kemasakan tepat masak.
- Daun dipetik mulai
dari daun terbawah ke atas.
- Waktu yang baik
untuk pemetikan adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah.
- Pemetikan dapat
dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun satu kali petik antara
2-4 helai tiap tanaman.
- Untuk setiap
tanaman dapat dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali.
- Sortir daun
berdasarkan kualitas warna daun yaitu:
a) Trash (apkiran): warna daun hitam
b) Slick (licin/mulus): warna daun kuning muda
c) Less slick (kurang liciin): warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon)
d) More grany side ( sedikit kasar ) : warna daun antara kuning-oranye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar