Kamis, 30 Agustus 2012

BUDIDAYA MENTIMUN


BUDIDAYA MENTIMUN

SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
  • Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari,
  • Temperatur (21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan.
  • Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl.

Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
  • Siapkan pupuk kandang fermentasi, tanah, pasir dicampur dgn perbandingan 1 ;1 ;1, disiram POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, diamkan 1 minggu.
  • Siapkan media tanam dan masukkan polybag.
  • Rendam benih dalam larutan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
  • Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
  • Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
  • Semprotkan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air 3 hr sekali.
  • Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.

Pengolahan Media Tanam
  • Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
  • Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
  • Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu bedengan
  • Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur.
  • Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari.
  •  Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan.
  • Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.
  • Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm
  • Berikan pupuk kandang fermentasi di sekitar lubang tanam ( ¼ kg ), kebutuhan pupuk kandang fermentasi : 1ton/ha.
  • Berikan pupuk dasar 20 kg Urea + 40 kg TSP + 20 kg KCl/ha Atau Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 60 kg / ha diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
  • Siramkan POC Warung Tani dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata diatas

Penanaman
  • Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm.
  • Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
  • Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai
  • Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.

Pemeliharaan Tanaman
  • Benih akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam.
  • Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
  • Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
  • Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun.
  • Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.
  • Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
  • Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
  • Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

    3.5. Pemupukan:

Waktu 
Pupuk (kg)/ha 
TSP 
Urea 
KCL
Pukan 
Ppk Dasar
20 
40 
20 

1 – 2 ton
5 HST
20
40 
20 
20 HST
40 
50 
20
40 HST
40
40 
60 HST
20 
20
umur 1 – 40 HST

40 HST –habis ms panen



POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt. 5  – 7 hr sekali
POC Warung Tani II dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt. 5  – 7 hr sekali

Hama dan Penyakit
Hama
  • Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
    Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian :. penyemprotan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
    Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.Siram & semprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
    Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian :  penyemprotan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
    Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : :  penyemprotan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.


Penyakit
  • Busuk daun (Downy mildew)
    Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Penyakit tepung (Powdery mildew )
    Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Antraknose
    Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Bercak daun bersudut
    Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Virus
    Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae. Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Kudis (Scab)
    Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Busuk buah
    Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.

Panen
  • Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.
  • Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
  • Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.

1 komentar: