BUDIDAYA KACANG TUNGGAK
Teknik budidaya
Penyiapan
Benih
- Tanaman
kacang tunggak diperbanyak secara generatif dengan biji (benih).
- Benih
kacang tunggak yang baik dan bermutu harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
§ Berasal dari varietas unggul
§ Tampilan biji bernas (tidak keriput)
dan tidak berlubang karena gigitan hama gudang
§ Daya kecambahnya tinggi, diatas 90%
§ Tidak mengandung wabah infeksi hama
dan penyakit.
- Benih
kacang tunggak dapat diperoleh dengan menbeli dari toko pertanian, atau
dapat pula diperoleh dari pertanaman sebelumnya.
- Cara
memproduksi benih kacang tunggak adalah sebagai berikut :
§ Polong dipanen pada stadium masak
fisiologis, yaitu setelah polong kering atau berumur 80-100 hari setelah tanam.
§ Polong dijemur di lapang hingga
kering, kemudian kulit polongnya dilepas secara manual dengan cara
diinjak-injak dalam karung, atau dengan menggunakan alat bantu mesin perontok.
§ Biji kacang tunggak dibersihkan dari
kulit polong dan kotoran-kotoran yang tercampur.
§ Biji harus segera dijemur ulang
hingga kering dengan kadar air biji berkisar antara 10%-12%.
§ Biji dikemas dalam kantung atau
kertas aluminium foil berkapasitas 1 kg/bungkus.
§ Kemudian disimpan dalam ruang
pendingin bersuhu dibawah 100C yang dilengkapi dengan sarana pengatur
kelembaban udara (humidity meter) dan pengatur temperatur (thermometer).
§ Apabila biji tidak sempet dikemas
dapat disimpan sementara dalam kaleng-kaleng bekas minyak tanah atau drum
plastik yang bagian bawahnya diberikan kapur tohor (CaO).
- Kebutuhan
benih kacang tunggak per satuan luas lahan sangat ditentukan oleh jarak
tanam, sistem tanam, dan jumlah benih per lubang tanam.
- Pedoman
umum kebutuhan benih kacang tunggak berkisar antara 20kg-30kg/ha.
- Daya
kecambah benih kacang tunggak cepat menurun, sehingga sebelum benih
ditanam sebaiknya daya kecambahnya diuji terlebih dahulu.
Penyiapan
Lahan
- Penyiapan
lahan bagi kacang tunggak dapat dilakukan tanpa pengolahan tanah.
- Penyiapan
lahan tanpa pengolahan tanah ini biasanya dipraktekkan pada lahan sawah tadah
hujan bekas tanaman padi.
- Penanaman
kacang tunggak dengan tanpa pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang
cukup tinggi apabila diikuti dengan perbaikan teknologi budidaya, misalnya
pembuatan drainase, pemberian mulsa jerami 5 ton/ha, penanaman dengan cara
tugal, penyiangan dua kali, pengairan dua kali, dan pemupukan berimbang.
- Tata cara
penyiapan lahan tanpa pengolahan tanah adalah sebagai berikut :
§ Lahan dibersihkan dari jerami dan rumput-rumput
liar.
§ Dibuat saluran keliling (drainase)
selebar 20-30 cm.
§ Dibuat petakan-petakan ukuran 4 m x
5 m atau disesuaikan dengan keadaan lahan, tanpa mengolah atau menggemburkan
tanah
- Namun
pengolahan tanah tetap merupakan komponen yang penting pada budidaya
kacang tunggak untuk dapat meningkatkan hasil panen.
- Tata cara
penyiapan lahan dengan pengolahan tanah adalah sbagai berikut :
§ Lahan dibersihkan dari rumput-rumput
liar dan pepohonan lain.
§ Tanah diolah dengan cangkul sedalam
20 cm – 30 cm.
§ Kemudian sambil diratakan, dibuat
petakan-petakan berukuran 6 m x 5 m atau bedengan-bedengan selebar 120 – 150 cm
dengan panjang disesuaikan keadaan lahan.
§ Dibuat pula parit atau saluran antar
petakan atau antar bedengan selebar 30 – 40 cm.
§ Penyiapan lahan biasanya dilakukan
minimal 2 minggu sebelum benih kacang tunggak ditanam, yaitu pada akhir musim hujan
atau awal musim kemarau
§ Semprot lahan dengan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt
air & WT Trico/Glio dosis 10
ml/lt air secara merata di permukaan bedengan. Diamkan bedengan selama 2
minggu.
Penanaman
- Penanaman
benih kacang tunggak dapat dilakukan dengan cara disebar atau ditugal. Penanaman
dengan cara ditugal memberikan hasil panen kacang tunggak yang lebih
tinggi daripada penanaman cara disebar.
- Tata
cara penanaman benih kacang tunggak sistem tugal adalah, mula-mula dibuat
lubang tanam dengan alat bantu tugal pada jarak 40 cm x 20 cm.
- Kemudian,
tiap lubang tanam diisi dengan 1-2 butir benih sambil ditutup dengan tanah
tipis.
- Hasil
penelitian Balittan Malang menunjukkan pula bahwa untuk meningkatkan
populasi tanaman per satuan satuan luas lahan, jarak tanam dapat
divariasi, misalnya 25 cm x 15 cm, diisi 1-2 butir benih/lubang, atau 25
cm x 10 cm, diisi 1 butir benih/ lubang.
- Selain
sistem tanam secara tunggal (monokultur), kacang tunggak juga dapat
ditumpangsarikan dengan jagung, ubi kayu, sorgum, kapas, dan tanaman lain
yang tidak sefamili.
- Misalnya,
pada sistem tumpangsari ubi kayu dengan kacang tunggak, dapat digunakan
jarak tanam 80 cm x 60 cm bagi ubi kayu dan 40 cm x 20 cm bagi kacang
tunggak.
- Bersamaan
dengan penanaman benih, dilakukan penyemprotan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
- Pemupukan
dilakukan dengan memasukkan 3 ton/ha pupuk kandang fermentasi ke dalam
lubang pupuk yang telah dibuat terlebih dahulu dengan bantuan tugal.
- Lubang
pupuk dibuat kurang lebih 5 cm di kiri kanan lubang tanah. Setelah pupuk
dimasukkan, lubang pupuk ditutup dengan tanah tipis.
Pemeliharaan
Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, pengairan, pemulsaan, penyiangan, pemupukan susulan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, pengairan, pemulsaan, penyiangan, pemupukan susulan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Penyulaman
- Penyulaman
dilakukan seawal mungkin, maksiamal 15 hari setelah tanam.
- Penyulaman
dilakukan mula-mula dengan membuat lubang tanam yang baru pada bekas
lubang yang sama.
- Kemudian
memasukkan 1-2 butir benih kacang tunggak pada lubang tanam tersebut
sambil menutupnya dengan tanah tipis.
Pengairan
- Meski
tanaman kacang tunggak tahan terhadap kondisi kering, tetapi pada stadium
pertumbuhan awal dan fase pertumbuhan vegetatif, tetap membutuhkan air
tanah yang cukup.
- Apabila
tidak turun hujan, sebaiknya dilakukan pengairan minimal 2 kali selama
pertanaman.
- Pengairan
dapat dilakukan sistem di-leb atau dengan menyiram tanahnya hingga cukup
basah (lembab).
Pemulsaan
- Jerami
padi dapat digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada pertanaman kacang
tunggak.
- Mulsa
selain dapat menekan pertumbuhan gulma, juga dapat menjaga kelembaban
tanah, dan kegemburan tanah, menekan penguapan air tanah, serta menjadi
bahan organik penyubur tanah.
- Mulsa
jerami dipasang dengan cara dihamparkan merata setebal 5 cm pada permukaan
tanah. Pemasangan mulsa jerami sebaiknya dilakukan segera setelah tanam.
Pemupukan Susulan
- Respon
tanaman kacang tunggak terhadap pupuk Nitrogen (N) sangat tinggi.
- Pemberian
pupuk N yang berlebihan terutama pada tanah yang subur dapat menyebabkan
bakteri Rhizobium yang pada mulanya bersifat simbiosis mutualistik,
berubah menjadi simbiosis parasitis sehingga menyebabkan produksi kacang
tunggak menurun.
- Untuk
meningkatkan kesuburan tanaman kacang tunggak diperlukan pupuk tambahan. Pemberian
pupuk dasar dilakukan sekali pada 20 HST, urea 15 kg/ha, Sp36 30 kg/ha,
& Kcl 25 kg/ ha atau diberikan pupuk majemuk NPK 50 kg/ha.
- Semprotkan
larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis
10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, lakukan secara periodik 2 minggu
sekali pada 5 – 15 HST.
- Semprotkan
larutan POC WarungTani II dosis 10 ml/lt air, WT
Bakterisida dosis 10 ml/lt air
& WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, lakukan secara periodik
2 minggu sekali pada 15 HST sampai 2 minggu menjelang panen.
Penyiangan
- Rumput-rumput
liar (gulma) yang tumbuh di areal (lahan) kacang tunggak akan menjadi
pesaing dalam mendapatkan unsur hara, air, dan sinar matahari.
- Rumput
liar harus disiangi dengan cara mencabutnya dengan tangan atau dengan
kored, kemudian menimbunnya dalam lubang tanah atau membuangnya ke tempat
penampungan limbah.
- Selama
pertanaman dilakukan dua kali penyiangan, yaitu saat tanaman berumur 2 minggu
dan 4 minggu setelah tanam. Kegiatan penyiangan biasanya dilakukan bersamaan
dengan pemupukan.
Perlindungan Tanaman
Perlindungan (proteksi) tanaman diarahkan pada pengendalian hama dan penyakit. Prinsip perlindungan tanaman adalah mempraktekkan pengendalian secara terpadu. Komponen pengendalian terpadu adalah sebagai berikut :
Perlindungan (proteksi) tanaman diarahkan pada pengendalian hama dan penyakit. Prinsip perlindungan tanaman adalah mempraktekkan pengendalian secara terpadu. Komponen pengendalian terpadu adalah sebagai berikut :
- Perlakuan
benih sebelum tanam dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt
air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis
10 ml/lt air untuk perendaman benih ( 6jam ).
- Perbaikan
drainase tanah dengan membuat parit atau saluran antarbedengan atau antar petakan.
- Pemberian
mulsa jerami.
- Pemupukan
berimbang sesuai dengan dosis anjuran.
- Pemantauan
(monitoring) tanaman secara kontinyu (berkala).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar