Kamis, 30 Agustus 2012

BUDIDAYA KACANG TUNGGAK


BUDIDAYA KACANG TUNGGAK

Teknik budidaya
Penyiapan Benih
  • Tanaman kacang tunggak diperbanyak secara generatif dengan biji (benih).
  • Benih kacang tunggak yang baik dan bermutu harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
§  Berasal dari varietas unggul
§  Tampilan biji bernas (tidak keriput) dan tidak berlubang karena gigitan hama gudang
§  Daya kecambahnya tinggi, diatas 90%
§  Tidak mengandung wabah infeksi hama dan penyakit.
  • Benih kacang tunggak dapat diperoleh dengan menbeli dari toko pertanian, atau dapat pula diperoleh dari pertanaman sebelumnya.
  • Cara memproduksi benih kacang tunggak adalah sebagai berikut :
§  Polong dipanen pada stadium masak fisiologis, yaitu setelah polong kering atau berumur 80-100 hari setelah tanam.
§  Polong dijemur di lapang hingga kering, kemudian kulit polongnya dilepas secara manual dengan cara diinjak-injak dalam karung, atau dengan menggunakan alat bantu mesin perontok.
§  Biji kacang tunggak dibersihkan dari kulit polong dan kotoran-kotoran yang tercampur.
§  Biji harus segera dijemur ulang hingga kering dengan kadar air biji berkisar antara 10%-12%.
§  Biji dikemas dalam kantung atau kertas aluminium foil berkapasitas 1 kg/bungkus.
§  Kemudian disimpan dalam ruang pendingin bersuhu dibawah 100C yang dilengkapi dengan sarana pengatur kelembaban udara (humidity meter) dan pengatur temperatur (thermometer).
§  Apabila biji tidak sempet dikemas dapat disimpan sementara dalam kaleng-kaleng bekas minyak tanah atau drum plastik yang bagian bawahnya diberikan kapur tohor (CaO).
  • Kebutuhan benih kacang tunggak per satuan luas lahan sangat ditentukan oleh jarak tanam, sistem tanam, dan jumlah benih per lubang tanam.
  • Pedoman umum kebutuhan benih kacang tunggak berkisar antara 20kg-30kg/ha.
  • Daya kecambah benih kacang tunggak cepat menurun, sehingga sebelum benih ditanam sebaiknya daya kecambahnya diuji terlebih dahulu.
Penyiapan Lahan
  • Penyiapan lahan bagi kacang tunggak dapat dilakukan tanpa pengolahan tanah.
  • Penyiapan lahan tanpa pengolahan tanah ini biasanya dipraktekkan pada lahan sawah tadah hujan bekas tanaman padi.
  • Penanaman kacang tunggak dengan tanpa pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang cukup tinggi apabila diikuti dengan perbaikan teknologi budidaya, misalnya pembuatan drainase, pemberian mulsa jerami 5 ton/ha, penanaman dengan cara tugal, penyiangan dua kali, pengairan dua kali, dan pemupukan berimbang.
  • Tata cara penyiapan lahan tanpa pengolahan tanah adalah sebagai berikut :
§  Lahan dibersihkan dari jerami dan rumput-rumput liar.
§  Dibuat saluran keliling (drainase) selebar 20-30 cm.
§  Dibuat petakan-petakan ukuran 4 m x 5 m atau disesuaikan dengan keadaan lahan, tanpa mengolah atau menggemburkan tanah
  • Namun pengolahan tanah tetap merupakan komponen yang penting pada budidaya kacang tunggak untuk dapat meningkatkan hasil panen.
  • Tata cara penyiapan lahan dengan pengolahan tanah adalah sbagai berikut :
§  Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar dan pepohonan lain.
§  Tanah diolah dengan cangkul sedalam 20 cm – 30 cm.
§  Kemudian sambil diratakan, dibuat petakan-petakan berukuran 6 m x 5 m atau bedengan-bedengan selebar 120 – 150 cm dengan panjang disesuaikan keadaan lahan.
§  Dibuat pula parit atau saluran antar petakan atau antar bedengan selebar 30 – 40 cm.
§  Penyiapan lahan biasanya dilakukan minimal 2 minggu sebelum benih kacang tunggak ditanam, yaitu pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau
§  Semprot lahan dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air secara merata di permukaan bedengan. Diamkan bedengan selama 2 minggu.

Penanaman
  • Penanaman benih kacang tunggak dapat dilakukan dengan cara disebar atau ditugal. Penanaman dengan cara ditugal memberikan hasil panen kacang tunggak yang lebih tinggi daripada penanaman cara disebar.
  • Tata cara penanaman benih kacang tunggak sistem tugal adalah, mula-mula dibuat lubang tanam dengan alat bantu tugal pada jarak 40 cm x 20 cm.
  • Kemudian, tiap lubang tanam diisi dengan 1-2 butir benih sambil ditutup dengan tanah tipis.
  • Hasil penelitian Balittan Malang menunjukkan pula bahwa untuk meningkatkan populasi tanaman per satuan satuan luas lahan, jarak tanam dapat divariasi, misalnya 25 cm x 15 cm, diisi 1-2 butir benih/lubang, atau 25 cm x 10 cm, diisi 1 butir benih/ lubang.
  • Selain sistem tanam secara tunggal (monokultur), kacang tunggak juga dapat ditumpangsarikan dengan jagung, ubi kayu, sorgum, kapas, dan tanaman lain yang tidak sefamili.
  • Misalnya, pada sistem tumpangsari ubi kayu dengan kacang tunggak, dapat digunakan jarak tanam 80 cm x 60 cm bagi ubi kayu dan 40 cm x 20 cm bagi kacang tunggak.
  • Bersamaan dengan penanaman benih, dilakukan penyemprotan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
  • Pemupukan dilakukan dengan memasukkan 3 ton/ha pupuk kandang fermentasi ke dalam lubang pupuk yang telah dibuat terlebih dahulu dengan bantuan tugal.
  • Lubang pupuk dibuat kurang lebih 5 cm di kiri kanan lubang tanah. Setelah pupuk dimasukkan, lubang pupuk ditutup dengan tanah tipis.

Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, pengairan, pemulsaan, penyiangan, pemupukan susulan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Penyulaman
  • Penyulaman dilakukan seawal mungkin, maksiamal 15 hari setelah tanam.
  • Penyulaman dilakukan mula-mula dengan membuat lubang tanam yang baru pada bekas lubang yang sama.
  • Kemudian memasukkan 1-2 butir benih kacang tunggak pada lubang tanam tersebut sambil menutupnya dengan tanah tipis.
Pengairan
  • Meski tanaman kacang tunggak tahan terhadap kondisi kering, tetapi pada stadium pertumbuhan awal dan fase pertumbuhan vegetatif, tetap membutuhkan air tanah yang cukup.
  • Apabila tidak turun hujan, sebaiknya dilakukan pengairan minimal 2 kali selama pertanaman.
  • Pengairan dapat dilakukan sistem di-leb atau dengan menyiram tanahnya hingga cukup basah (lembab).
Pemulsaan
  • Jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada pertanaman kacang tunggak.
  • Mulsa selain dapat menekan pertumbuhan gulma, juga dapat menjaga kelembaban tanah, dan kegemburan tanah, menekan penguapan air tanah, serta menjadi bahan organik penyubur tanah.
  • Mulsa jerami dipasang dengan cara dihamparkan merata setebal 5 cm pada permukaan tanah. Pemasangan mulsa jerami sebaiknya dilakukan segera setelah tanam.
Pemupukan Susulan
  • Respon tanaman kacang tunggak terhadap pupuk Nitrogen (N) sangat tinggi.
  • Pemberian pupuk N yang berlebihan terutama pada tanah yang subur dapat menyebabkan bakteri Rhizobium yang pada mulanya bersifat simbiosis mutualistik, berubah menjadi simbiosis parasitis sehingga menyebabkan produksi kacang tunggak menurun.
  • Untuk meningkatkan kesuburan tanaman kacang tunggak diperlukan pupuk tambahan. Pemberian pupuk dasar dilakukan sekali pada 20 HST, urea 15 kg/ha, Sp36 30 kg/ha, & Kcl 25 kg/ ha atau diberikan pupuk majemuk NPK 50 kg/ha.
  • Semprotkan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, lakukan secara periodik 2 minggu sekali pada 5 – 15 HST.
  • Semprotkan larutan POC WarungTani II dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, lakukan secara periodik 2 minggu sekali pada 15 HST sampai 2 minggu menjelang panen.
Penyiangan
  • Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh di areal (lahan) kacang tunggak akan menjadi pesaing dalam mendapatkan unsur hara, air, dan sinar matahari.
  • Rumput liar harus disiangi dengan cara mencabutnya dengan tangan atau dengan kored, kemudian menimbunnya dalam lubang tanah atau membuangnya ke tempat penampungan limbah.
  • Selama pertanaman dilakukan dua kali penyiangan, yaitu saat tanaman berumur 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam. Kegiatan penyiangan biasanya dilakukan bersamaan dengan pemupukan.
Perlindungan Tanaman
Perlindungan (proteksi) tanaman diarahkan pada pengendalian hama dan penyakit. Prinsip perlindungan tanaman adalah mempraktekkan pengendalian secara terpadu. Komponen pengendalian terpadu adalah sebagai berikut :
  • Perlakuan benih sebelum tanam dengan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air untuk perendaman benih ( 6jam ).
  • Perbaikan drainase tanah dengan membuat parit atau saluran antarbedengan atau antar petakan.
  • Pemberian mulsa jerami.
  • Pemupukan berimbang sesuai dengan dosis anjuran.
  • Pemantauan (monitoring) tanaman secara kontinyu (berkala).
Penyemprotan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air bila ditemukan serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur & bakteri, penyemprotan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  WT dosis 2 ml/lt air apabila ada serangan hama serangga di atas ambang ekonomi atau ambang kendali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar