Kamis, 30 Agustus 2012

Budidaya Kacang Panjang ( Vigna spp.)


Budidaya Kacang Panjang ( Vigna spp.)

UMUM

Sejarah Masyarakat dunia menyebutkan dengan nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari India dan Cina. Adapun yang menduga berasal dari kawasan benua Afrika. Plasma nutfah kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah Himalaya India, sedangkan plasma nutfah kacang tunggak ( Vigna unguiculata) merupakan asli dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Perkembangan paling pesat di negara beriklim panas tropis seperti Indonesia.
  • Sentra penanaman kacang panjang didominasi oleh Pulau Jawa terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DI Aceh, Sumatra Utara, Lampung dan Bengkulu.
  • Klasifikasi botani tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut:
§  Divisi : Spermathophyta
§  Sub Divisi : Angiospermae
§  Class : Dycotyledoneae
§  Ordo : Leguminales
§  Famili : Papiolinaceae
§  Genus : Vigna
§  Spesies : Vigna spp.
  • Tanaman ini membentuk bintil akar yang memfiksasi nitrogen, sehingga pemupukan N untuk tanaman ini dapat dikurangi.
  • Spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:
§  Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll.
§  Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V. unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata ). Varitas unggul adalah KT1, KT2, KT3.
§  Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao. Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2.
  • Manfaat Tanaman
    Buah yang berbentuk polong adalah sumber protein, energi dan mineral yang berguna untuk memenuhi gizi.

SYARAT PERTUMBUHAN
1.Iklim
  • Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering,.
  • Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi ± 1500 m dpl, tetapi yang paling baik di dataran rendah.
  • Penanaman di dataran tinggi, umur panen relatif lama dari waktu tanam, tingkat produksi maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah.
  • Ketinggian optimum adalah kurang dari 800 m dpl.
  • Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh).

2.Media Tanam
  • Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik.
  • Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar.
PEDOMAN TEKNIK BUDIDAYA
1.PEMBIBITAN
  • Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
  •  Benih direndam denga POC Warung Tani dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air & WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air selama 30 menit lalu tiriskan
  • Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.

2.PENGOLAHAN MEDIA TANAM
  • Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur.
  • Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari.
  •  Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan.
  • Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.
  • Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm
  • Berikan pupuk kandang fermentasi di sekitar lubang tanam ( ¼ kg ), kebutuhan pupuk kandang fermentasi : 1ton/ha.
  • Siram/semprot dengan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air secara merata di atas bedengan.


3.TEKNIK PENANAMAN
  • Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm.
  • Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
  • Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai
  • Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.

4.PENYULAMAN
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam.


5.PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.

6.PEMANGKASAN / PEREMPELAN
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.

7.PEMUPUKAN
Dosis pupuk makro sebagai berikut:

Waktu
Dosis Pupuk Makro (per ha)
Urea (kg)
SP-36 (kg)
KCl (kg)
Dasar
25
40
20
Umur 45 hari
25
15
30
TOTAL
50
50
50

Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat.
  • Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam.
  • Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam
  • POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan ke titik lubang tanam dan tanaman.
  • Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat disiramkan).

8.PENGAIRAN
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.

9.HAMA DAN PENYAKIT
  • Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
    Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  •  Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
    Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
    Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, Semprot WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
    Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji. Semprot WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Ulat bunga ( Maruca testualis)
    Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
    Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman,pada saat terjadi serangan disemprot dengan WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air scr merata.
  • Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). 
    Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun Semprot WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
  • Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.)
    Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
  • Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
    Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dan gunakan Semprot WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air pada awal tanam.

PANEN DAN PASCA PENEN
  • Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol
  • Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
  • Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
  • Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi
  • Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar