Unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur mikro (Zn, Cu, Mn, Mo, B, Fe, dan Cl). Secara umum semua unsur hara bersumber dari bebatuan induk tanah/mineral-mineral, kecuali unsur N yang berasal dari bahan organik (Harmsen 1977).
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Unsur-unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. Sembilan unsur makro dan tujuh unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial.
Tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial: a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal. b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokimia tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain. c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman (Cottenie 1983).
Pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH, N pada pH 5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 – 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Hal ini disebabkan karena pada pH tersebut semua unsur hara esensial baik makro maupun mikro berbeda dalam keadaan yang siap untuk diserap oleh akar tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman (Darmawan 1982).
Pembahasan
Praktikum ini membahas tentang unsur hara essensial untuk perkembangan tumbuhan guna untuk mengetahui unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan. Bahan tanaman yang digunakan adalah jagung (Zea mays). Komposisi larutan yang digunakan untuk mengetahui unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan terbagi dua yaitu komposisi lengkap (FeEDTA dan FeCl3 ) dan komposisi defesiensi (Ca, S, Mg, K,N,P,Fe, Hara mikro, dan larutan tidak diketahui).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, terlihat beberapa gejala yang terjadi pada tanaman jagung pada dua tipe komposisi. Gejala yang terlihat pada komposisi lengkap FeEDTA adalah daun menguning dan hampir mati dan komposisi lengkap FeCl3 adalah subur dan daun menguning. Gejala defisiensi yang terjadi pada komposisi defisiensi adalah Ca (mati) , S (masih tumbuh subur, daun-daun sedikit menguning), Mg (sebagian daun subur dan sebagian lagi daunnya menguning), K (sebagian daun subur, sebagian lagi daunnnya menguning dan kering), N (daun-daun sebagian menguning dan kering), P (daun-daun sebagian menguning, kering dan busuk), Fe (mati), hara mikro (daun tanaman masih sehat), tidak diketahui (daun tanaman masih subur). Nilai perhitungan kontrol komposisi defisiensi dalam praktikum ini melebihi dari kontrol komposisi lengkap. Hal ini disebabkan karena selama melakukan praktikum dalam kurun waktu satu bulan banyak terjadi kesalahan sehingga hasil penampakan yang diperlihatkan tanaman juga kurang baik. Kesalahan yang dominan dilakukan adalah tidak dilakukannya penyiraman secara teratur tiap hari selama kurun waktu sebulan sehingga perhitungan yang dilakukan melebihi dari kontrol komposisi lengkap. Selain itu kesalahan ini juga menyebabkan tumbuhan memperlihatkan gejala yang tidak sesuai literatur pada beberapa komposisi misalnya komposisi lengkap yang harusnya tumbuh subur tapi dalam praktikum ini tumbuh dengan daun menguning dan hampir mati.
Menurut Darmawan (1982) defisiensi N menunjukkan penguningan pada daun tua (klorosis), P menunjukkan daun yang menguning dan tumbuhan kerdil, K menunjukkan penguningan pada daun tua dan muda (nekrosis), S menunjukkan klorosis, Mg menunjukkan klorosis, Ca menunjukkan nekrosis, Fe menunjukkan klorosis. Literatur yang dinyatakan Darmawan (1982) ini hampir sama dengan yang terlihat pada praktikum ini. Unsur Ca dan Fe pada praktikum ini mengalami kematian yang disebabkan defisiensi ini mrupakan hal yang fatal karena Ca dan Fe tergolong unsur makro sehingga apabila mengalami defisiensi akan berakibat buruk bagi tumbuhan. Ca sangat dibutuhkan sebagai kofaktor oleh beberapa enzim yang terlibat dalam hidrolisis ATP dan fosfolipid. Sedangkan Fe merupakan penyusun protein sitokrom dan nonheme yang terlibat dalam fotosintesis, fiksasi N2, dan respirasi (Darmawan 1982).
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH, N pada pH 5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 – 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah (Darmawan 1982). Hal ini hampir sesuai dengan hasil praktikum yaitu pH N (5-7), P (5-8), dan K (5-6) dan hara mikro pada pH 6. Keadaan pH yang tidak sesuai menyebabkan penyerapan unsur hara menjadi terhambat sehingga pertumbuhan tanaman pun menjadi kurang baik. Tanaman yang tumbuh pada larutan hara mikro tumbuh dengan baik karena berada pH yang sesuai. Larutan tidak diketahui juga tumbuh dengan baik. Setelah melihat dari data yang diperoleh diperkirakan larutan tidak duketahui ini memiliki komposisi defisiensi S. Hal ini terlihat dari nilai perhitungan yang tidak jauh berbeda, nilai pH yang sama (5-7) dan gejala defisiensi yang serupa (subur).
Simpulan
Unsur hara essensial (makro dan mikro) adalah faktor yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Komposisi FeEDTA dan FeCl3¬ adalah larutan yang memiliki komposisi unsur hara yang lengkap sehingga menurut literatur tanaman yang diberi perlakuan larutan ini tumbuh dengan baik. Namun dalam praktikum ini tidak sesuai literatur karena selama praktikum tidak dilakukannnya penyiraman teratur sehingga tanaman tumbuh tidak baik. Komposisi difiseiensi dalam praktikum ini tumbuh sesuai dengan literatur.
Daftar pustaka
Cottenie, A., 1983. Trace Elements In Agriculture and In The Environment [reports]. Belgium : Faculty of Agriculture State University of Ghent.
Darmawan J, Bharsjah J. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman. Jakarta: Erlangga.
Harmsen, K., 1977. Behavior of Heavy Metals in Soils [reports]. Wageningen: Centre for Agricultural Publishing and Documentation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar