Selasa, 13 Desember 2011

PENGGUNAAN BIOFUNGISIDA PADA USAHA PERKEBUNAN

PENGGUNAAN BIOFUNGISIDA PADA USAHA PERKEBUNAN
Sumber: Iptek Net Topik: Teknologi   Tags: Biofungisida, pengendalian jamur, Proteksi Bibit Tanaman, Proteksi Tanaman, Tindakan Kuratif
Biofungisida bentuk granula telah berhasil diproduksi oleh peneliti BPPT pada Pusat Pengkajian dan Penerapan Bioteknologi, dikenal dengan nama Naturalindo. Fungsi dari biofungisida ini adalah untuk mengendalikan jamur patogen tular tanah, yang pada umumnya menyerang sistem perakaran tanaman dan berakibat tanaman dapat mengalami hambatan dalam pertumbuhan hingga kematian.
Berbeda dengan jenis-jenis fungisida yang telah banyak beredar dan dikenal petani, maka produk biofungisida Naturalindo ini merupakan jenis fungisida yang ramah lingkungan. Sebagai bahan aktif dari produk ini adalah jenis jamur yang secara spesifik dapat mematikan jenis jamur lain yang bersifat patogen pada tanaman.
Naturalindo telah digunakan pada tanaman hortikultura seperti cabai, jagung, kedelai, kacang tanah dan sayur-mayur dengan hasil yang memuaskan. Untuk tanaman keras telah dicoba pada alpukat dengan hasil yang baik pula. Usaha serupa pada jenis tanaman buah-buahan lainnya sedang dilakukan, misalnya pada durian.
MEKANISME PENGENDALIAN
Mekanisme pengendalian jamur patogen oleh biofungisida Naturalindo secara alamiah dapat dikelompokkan menjadi 3 fenomena dasar, yaitu :
a.    Terjadinya kompetisi bahan makanan antara jamur patogen dengan bahan aktif biofungisida Naturalindo di dalam tanah. Adanya pertumbuhan yang berjalan begitu cepat dari jamur agensia aktif dari biofungisida Naturalindo ini akan mendesak pertumbuhan jamur patogen.
b.    Mikoparasitisme. Jamur agensia aktif biofungisida Naturalindo merupakan jamur yang mempunyai sifat mikoparasitik, artinya jamur Trichoderma tergolong dalam kelompok jamur yang menghambat pertumbuhan jamur lain melalui mekanisme parasitisme. Mekanisme yang terjadi adalah bahwa selama pertumbuhan jamur ini di tanah yang berjalan begitu cepat, jamur ini akan melilit hifa jamur patogen. Bersama dengan pelilitan hifa tersebut, dia mengeluarkan enzim yang mampu merombak dinding sel hifa jamur patogen, sehingga jamur patogen mati. Beberapa jenis enzim pelisis yang telah diketahui dihasilkan adalah enzim kitinase dan b -1,3 glucanase.
c.    Antibiosis. Ternyata agensia aktif biofungisida Naturalindo selain menghasilkan enzim pelisis dinding sel jamur juga menghasilkan senyawa antibiotik yang termasuk kelompok furanon dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa jamur patogen, diidentifikasikan dengan rumus kimia 3-(2-hydroxypropyl-4-2-hexadienyl ) -2-(5H)-furanon
Ketiga mekanisme ini berjalan secara simultan dan sekaligus.
KEUNGGULAN
Keunggulan biofungisida Naturalindo dibandingkan dengan jenis fungisida kimia sintetik adalah selain mampu mengendalikan jamur patogen di dalam tanah, ternyata juga dapat mendorong adanya fase revitalisasi tanaman. Revitalisasi ini terjadi karena adanya mekanisme interaksi antara tanaman dan agensia aktif Naturalindo dalam memacu hormon pertumbuhan tanaman.
KEUNTUNGAN
Minimal ada 2 hal pokok keuntungan penggunaan produk biofungisida Naturalindo, yaitu :
1. Biaya lingkungan.
Agensia aktif dari Biofungisida Naturalindo adalah jasad hidup yang berasal dari tanah. Saat aplikasi dikembalikan ke dalam habitatnya yaitu tanah, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Dengan demikian biaya lingkungan bisa dikatakan tidak ada, berbeda dengan fungisida kimiawi yang memberikan efek residu yang membahayakan lingkungan dan mahluk hidup lainnya.
2. Revitalisasi tanaman
Telah dikemukakan di depan bahwa biofungisida Naturalindo mempunyai efek ganda, karena adanya hormon tanaman yang dihasilkan selama proses aplikasi. Aplikasi biofungisida ini memberikan kelulusan hidup yang bermakna terhadap tanaman yang telah terserang penyakit busuk akar, karena kemampuan mendorong revitalisasi tanaman.
3. Keuntungan ekonomis
Dibandingkan dengan penggunaan fungisida kimia sintetik, aplikasi biofungisida Naturalindo jauh lebih murah dan menguntungkan terutama dalam upaya untuk pemeliharaan perkebunan.
TEKNIK APLIKASI
Cara aplikasi biofungisida Naturalindo tergantung pada maksud dan tujuannya. Namun secara umum, dengan menaburkan biofungisida bentuk granula ke dalam lubang tanam atau ditebarkan pada daerah sekitar perakaran tanaman yang telah digali, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Berikut ini diberikan contoh penggunaan pada tanaman alpukat.
1.    Proteksi Bibit Tanaman
Tindakan ini mempunyai tujuan untuk melindungi tanaman muda dari serangan jamur patogen tular tanah yang akan merusak sistem perakarannya. Dengan adanya proteksi ini diharapkan kelulusan hidup tanaman akan lebih tinggi. Untuk proteksi bibit dapat diberikan biofungisida Naturalindo granula dengan dosis 30 – 50 g/pohon.
2.    Proteksi Tanaman
Wabah penyakit busuk umumnya akan memuncak pada musim hujan. Untuk itu tindakan proteksi tanaman perlu dilakukan dengan dosis 50 g/pohon, diberikan pada awal musim penghujan sehingga pada waktu musim hujan penuh, diharapkan populasi jamur patogen dapat ditekan dan tidak sempat menyerang akar tanaman.
3.    Tindakan Kuratif
Tindakan kuratif dimaksudkan untuk mengendalikan jamur patogen yang telah menyerang tanaman. Penyerangan jamur patogen ini biasanya ditandai dengan sosok tanaman yang layu dengan sistem perakaran yang busuk dan dipenuhi hifa jamur patogen. Untuk tindakan kuratif dapat diberikan dosis 100 – 150 g/pohon.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk biofungisida “Naturalindo” dapat digunakan untuk mengatasi serangan jamur akar putih pada tanaman Alpukat melalui tahapan perlakuan : proteksi bibit, proteksi tanaman vegetatif dan tindakan kuratif (bila terjadi serangan penyakit).

Tabel 1. Perkiraan selisih biaya penggunaan Fungisida kimia sintetik dan Biofungisida Naturalindo untuk pemeliharaan tanaman Alpukat
Jenis Fungisida    Aplikasi /tahun    Biaya/pohon/tahun    Total biaya /tahun
(250 pohon)
Bayleton EC-250    3 kali    Rp .3600    Rp. 900.000.-
Biofungisida :
•    Proteksi (50 g/pohon)    2 kali    Rp. 500.-    Rp. 125.000.-
•    Kuratif (100 g/pohon)         Rp. 1.000.-    Rp. 250.000.-
Penghematan biaya    72.2%-86.1%


Tidak ada komentar:

Posting Komentar