Bahan : - limbah teh : 1 ton.
- Mkroorganisme : 2 liter.
- Dedak/bekatul : 100 kg.
- Air kelapa : 60 lt.
- Molase : 3 lt.
Kandungan limbah mentah ( sblm difermentasi ) : C-organik : 5,23 %, N : 0,11 %, P tersedia : 125 ppm, K-dd : 13,85 ppm, Mg : 1,119 ppm, c/n ratio : 47,54
Indikasi peningkatan kualitas kompos ditunjukkan dengan meningkatnya ketersediaan hara ( makro/mikro ) & terjadinya proses penurunan nisbah C/N yang diimbangi penurunan kandungan C-organik & peningkatan kandungan N total dalam bahan kompos.
Kadar nisbah C/N pada saat proses pengomposan : hr ke 5 : 18,62, hari ke 10 : 15,61, hari ke 15 : 14,41, hari ke 20 : 12,81.
Kompos dianggap matang bila nisbah C/N dalam keadaan dibawah 20, sehingga jika diberikan ke dalam tanah sudah tidak menimbulkan immobilisasi N oleh mikroorganisme yang dapat mengakibatkan ketersediaan N bagi tanaman berkurang.
Penurunan C/N disebabkan senyawa karbon dalam bahan kompos digunakan sebagai sumber energi oleh mikroorganisme perombak. Mikroorganisme heterotrop, memperoleh energi untuk sintesis protoplasmanya dari oksidasi senyawa2 yang mengandung karbon dari material organik.
Populasi mikroorganisme pada saat proses dekomposisi aerobic akan berfluktuasi. Bakteri & cendawan mesofilik yang memproduksi asam muncul pada tahap awal pengomposan. Pada tahap selanjutnya diganti oleh bakteri actinomicetes & cendawan termofilik.
Penambahan decomposer dimaksudkan untuk meningkatkan proses perombakan selulosa sehingga akan mempercepat proses pengomposan. Mikroorganisme selulotik merupakan mikroorganisme zimogen / fermentative yang memerlukan substrat selulosa sebagai sumber energinya.
Proses pengomposan akan berpengaruh pada kecepatan dekomposisi & peningkatan ketersediaan unsure hara pada kompos ( makro & mikro ) sehingga unsur2 hara tersebut menjadi lebih tersedia bagi tanaman.
Pada awal sebelum di dekomposisi kandungan N pada limbah the 0,11% dengan pengomposan terjadi peningkatan unsure N total menjadi 0.26% ( hr ke 5 ), 0,29% ( hr ke 10 ), 0.30% ( hr ke 15 ), 0,33% ( hr ke 20 ) yang terkonversi dalam sel2 mikroorganisme.
Pengomposan juga meningkatkan kandungan K yaitu dari 13,85 ppm menjadi 25 – 31 ppm : 25,14 ppm ( hr ke 5 ), 27,15 ppm ( hr ke 10 ), 29,08 ppm ( hr ke 15 ), 31,16 ppm ( hr ke 20 ). Hal ini terjadi karena bertambahnya mikroorganisme perombak yang mengakibatkan kenaikan intensitas perombakan bahan2 resisten, akibatnya terjadi transformasi K-organik menjadi K-anorganik, unsure K disini tidak termasuk unsure structural sel tetapi berperan sebagai agen pengatur/ katalis.
Kandungan P awal : 125 ppm, pada proses pengomposan terjadi peningkatan Ptersedia menjadi : 137,41 ppm ( hr ke 5 ), 152,18 ppm ( hr ke 10 ), 173,48 ppm ( hr ke 15 ), 185,18 ppm ( hr ke 20 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar